6. PELUKAN ORANG BAIK

90 31 4
                                    

Tandai typo ⚠️

Selamat membaca semoga sukaa, Aamiin 💙

6. Pelukan Orang Baik

Setiap trauma akan memberikan pelajaran dan setiap pelajaran pasti merubah seseorang.

***

Hari ini Zara tidak berangkat sekolah karena harus mengantar ayahnya pergi check up di rumah sakit. Check up kali ini membawa kabar baik untuk Zara, kata dokter perkembangan psikologis ayahnya sedikit membaik. Masih ada harapan untuk bisa sembuh.

"Ayah makan dulu ya, habis itu minum obat." Zara menyuapkan Bubur yang tadi ia buat. Hari ini Bi Asih tidak datang kerumahnya, karena ada kepentingan pribadi.

"Oh iya yah, Zara mau cerita tentang cowok di sekolah Zara. Dia mau jadi teman Zara," ucap Zara bercerita.

"Namanya Alam, dia kakak kelas Zara, cowok kedua yang ngajakin Zara kenalan setelah Shaka."

Zara menelan kepahitannya karena tak kunjung ada ekspresi dari ayahnya untuk sekedar menanggapi ceritanya. Hal itu sering terjadi namun, Zara tidak pernah menyerah, ia selalu mengajak ayahnya berbicara.

"Dia juga pernah ngajak Zara ketempat anak-anak yang dunianya lebih hitam dari pada zara, yah," lanjut Zara mulai bercerita dengan ragu. "Zara tidak tahu pasti maksud dia apa yah? karena kalau dipikir-pikir, tidak ada hal yang menarik dari Zara, terus kenapa dia ngotot ingin kenal dengan Zara? Menurut Ayah dia mau apa?" Zara berharap ayahnya akan menjawab pertanyaan dengan segera. Namun hasilnya tetap sama ayahnya tidak mengeluarkan suara apapun. Hanya ada kesunyian diantara mereka berdua.

Zara menghela nafasnya berat, "aku nggak mau dia masuk ke dalam dunia Zara yang sudah hitam, yah. Zara takut dia kecewa setelah tau apa yang ada di dalamnya sudah terlalu berantakan." Tanpa sadar air mata Zara menetes mengenai pipi sebelah kirinya.

Seperti sebuah fenomena langka yang tidak pernah Zara lihat sebelumnya, ada keajaiban yang tiba-tiba saja terjadi, sesuatu yang membuat hati Zara terasa hangat. Sang ayah tiba-tiba mengangkat tangannya, memegang pipi Zara kemudian menghapus air mata Zara menggunakan ibu jarinya. Meski wajahnya tidak memberikan reaksi apapun tapi hatinya masih sama seperti ayah yang sejak dulu Zara kenal, ayah yang selalu melindunginya.

Terima kasih hari ini semesta sedang memihak kepadanya.

***

Hari ini alam membolos di jam pelajaran setelah istirahat pertama tadi, ia memutuskan pergi ke rumah Zara setelah lama pesan yang ia kirimkan tidak mendapat balasan dari Zara.

Alam tahu rumah Zara karena ia pernah mengantarkannya pulang setelah mengajaknya pergi ke tempat tinggal anak-anak jalanan.

Ia memarkirkan motornya di depan pagar rumah Zara, melepas helm lalu turun, kemudian berusaha membuka pagar rumah Zara dengan segala ke khawatiran yang sejak tadi ia rasakan.

"Ra!!!" Panggil Alam namun tidak ada jawaban.

Di dalam, Zara mengintip dari balik jendela. Memastikan siapa yang datang bertemu.

"ZARA!!" teriak Alam sekali lagi.

Akhirnya Zara memutuskan untuk keluar menemui Alam, Ia takut jika nantinya suara Alam mengganggu pemilik rumah di sebelahnya.

Alam menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Mulutnya tersenyum lebar ketika melihat Zara menghampirinya dan membuka gembok pagar lalu mempersilahkannya masuk.

"Ra, are you oke?" tanya Alam khawatir ketika melihat mata Zara sedikit sembam.

"Kenapa kesini?" tanya Zara. Bukan menjawab pertanyaan Alam ia justru balik bertanya.

DEAR ALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang