Chapter 4

21 2 3
                                    

Langit semakin gelap untung saja desa ini sudah memiliki listrik walaupun masih menggunakan panel surya yang akan padam ketika jam 12 malam. Atau bahkan tidak akan menyala sama sekali ketika hujan seharian.

Sepi, hanya ada suara jangkrik dan tidak ada suara kendaraan yang lalu lalang. Sangat jarang melihat motor melewati tempat mereka tinggal sekarang.

"Van, kapan kita ke rumah pak RT lagi buat bahas program kerja kita?" Rina menghampiri Elvano yang sedang memangku laptopnya.

"Sebentar lagi, tunggu yang lain siap-siap" Jawabnya singkat.

"Gua kagak sabar pengen ketemu para kembang desa dijalan" Ucap Andra sambil menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.

"Kalau niatnya udah beda mending pulang aja" Kalimat itu terdengar jelas ditelinga Andra.

"Gaya lu, ntar kalau lu yang gila sama cewek disini mampus" Balas Andra disebelahnya.

"Van, semuanya udah siap" Ucap Deo yang mendatangi Elvano.

Mereka semua bergegas menuju rumah pak RT demi kelancaran program kerja yang akan mereka laksanakan secepatnya.

Lampu jalan hanya ada di beberapa titik beberapa bagian masih gelap tanpa cahaya, lampu jalan yang sedikit remang tak seterang lampu jalan yang ada di kota.

"Selamat malam pak" Sapa mereka bersama ketika melihat Pak RT bersama anak dan istrinya menyambut mereka diteras.

"Selamat malam, ayo masuk semuanya" Ajak Pak RT ramah.

Diskusi yang mereka lakukan berjalan dengan baik, Pak RT juga sangat mendukung niat baik mereka. Dengan jamuan yang sederhana namun sangat luar biasa untuk dinikmati tidak mungkin untuk ditolak begitu saja.

"Kalian pulang duluan aja, gua mau jalan-jalan"

"Vano, gue mau ikut" Celetuk gadis bernama Tasya.

"Lu serius mau ikut si Vano? Tanya Deo

"Emangnya kenapa?" Gadis itu balik bertanya.

"Van, lu kagak pernah dengar mitos-mitos yang ada di desa?" Andra menatap Elvano serius. Membuat teman-temannya yang lain ikut serius mendengarkan.

"Gua kagak percaya mitos" Jawab Elvano singkat.

"Ini zaman modern gak ada untungnya percaya sama mitos" Ucapnya kembali.

"Digondol wewe mampus lu" Ucap Andra kesal dengan jawaban Vano.

Mereka berpisah ditengah jalan dengan Elvano yang katanya ingin jalan-jalan menikmati udara malam. Apanya yang ingin dinikmati ditengah desa yang sunyi dengan cahaya yang sangat minim ini? Dan ya hanya dirinya yang mengetahui jawaban itu.

*****

Alea melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Ingin rasanya berlari sekuat mungkin tapi dirinya masih mencoba untuk tenang walaupun tidak ada tenangnya sama sekali.

Dirinya hanya terus berpikir apakah ini adalah akhir dari kehidupannya? Ingin rasanya menangis sekarang juga.

"Tuhan jangan biarin aku mati muda" batinnya.

Bayangan itu semakin terlihat jelas, suara langkah kaki dibelakangnya semakin terdengar jelas.

"AAAAAA!!!!!" Teriaknya kencang sambil berusaha menarik sebuah pagar kayu didekatnya.

"HEI, BERHENTI!" Elvano menahan kedua tangan gadis itu yang berusaha menarik-narik anak pagar didepan matanya.

"AAAAAA, TOLONG!! MMPPHH" Teriaknya tertahan.

𝑪𝑳𝑶𝑺𝑬 𝑻𝑶 𝒀𝑶𝑼   |On Going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang