1. Start from the beginning

1.9K 115 88
                                    

Bagi seorang Shin Jiya, tidak ada kata 'terlambat' di kamus kehidupan nya.

Iya, baru-baru ini gadis berusia dua puluh tiga tahun itu sedang jatuh cinta setiap kedua mata indah nya melihat sebuah lukisan. Karena kejatuhcintaan nya terhadap salah satu karya seni tersebut, ia jadi ingin sekali untuk mulai belajar melukis kendati sedari dini hal-hal seni bukan lah keahlian diri nya. Namun apa salah nya mencoba. Jiya adalah tipe gadis yang suka mencoba hal baru dan akan menekuni hal tersebut sampai ia benar bisa.

Sebagai seorang Papa, Pilnam hanya bisa menuruti setiap keinginan anak satu-satunya yang ia besarkan sendirian. Selagi ia bisa, mudah-mudahan selama ini keinginan putri nya selalu ia penuhkan. Akan tetapi, untuk yang satu ini bukan nya Pilnam tidak mau menuruti, hanya saja keahliannya dalam melukis sungguh nol besar. Jiwa kesenian nya hanya ada dalam bermusik, tidak untuk melukis, menggambar, dan kawan-kawan nya.

Pilnam itu seorang produser musik di salah satu agensi besar, dia memiliki rekan kerja yang memiliki sejuta talenta. Selain bisa membuat lagu dan bermain musik, rekan kerja Pilnam itu bisa menari, olahraga, dan melukis. Jadi maksud hati ia ingin membujuk sang rekan agar mau memberi ajaran secara privat untuk sang putri tercinta.

Min Yoongi, rekan kerja nya Pilnam. Pria muda genius dengan sejuta talenta ini sudah bekerja bersama Pilnam di agensi yang sama sekitar sembilan tahun. Tapi, walaupun Yoongi memiliki banyak keahlian, dia adalah jenis manusia yang hanya akan menekuni satu hal saja. Tidak mau membuang-buang waktu nya yang sangat berharga. Semua hal yang dia bisa hanya di jadikan hobi semata dan sama sekali bukan prioritas nya.

Yoongi dan Pilnam, meski usia mereka terpaut jarak sebelas tahun, mereka sangat akrab bagaikan sahabat karib. Pilnam sangat tau watak dan karakter Yoongi seperti apa, begitu pun sebaliknya. Jadi Pilnam sangat tau kalau Yoongi pasti akan menolak mentah-mentah bujukan nya.
Entah lah, Pilnam masih memikirkan cara lain agar sahabat sejati nya itu mau membuka hati, dan mau memberikan les privat melukis untuk Jiya, putri satu-satunya Pilnam.

****

"Ayo lah Yoongi, hanya kau yang bisa membantuku."

"Tidak, cari orang lain saja."

Saat ini mereka berdua sedang di studio musik tempat mereka bekerja. Pilnam masih melancarkan aksi membujuk manusia sedingin es yang berada di samping nya.

"Mencari orang lain bukan lah hal yang sulit Yoongi, tapi orang yang bisa ku percaya hanya dirimu, sahabat ku tercinta." Ucap Pilnam mulai dramatis.

"Ah hyungg! Menggelikan sekali." Agak nya Yoongi sudah tidak tahan dengan tingkah laku teman kerja nya yang sudah mulai menggelikan ini.

Tapi tidak ada cara lain, terpaksa Pilnam menggunakan satu-satunya cara mujarab ini. Bisa di pastikan kalau Yoongi seratus persen akan menerima tawaran ini dengan lapang dada atau pun dengan terpaksa. Tidak apa, mau dengan terpaksa sekalipun yang penting saat ini Yoongi harus mau dulu.

"Yoongi.. Jiya putriku, sejak di lahirkan ia sudah tidak memiliki Ibu.."

'hmmm mulai lagi,' batin Yoongi.

Yoongi sudah tau apa-apa saja kalimat selanjutnya yang akan di katakan Pilnam, sudah menjadi kebiasaan pria itu ketika tidak berhasil membujuk Yoongi untuk melakukan sesuatu. Memang sekenal itu Yoongi pada Pilnam. Pria yang tidak terlalu tua itu tau saja kalau Yoongi mudah luluh kalau kalimat 'putri nya tidak memiliki Ibu' itu keluar dari mulut nya. Fakta nya, meski Yoongi memiliki cover yang sangat dingin, garang, dan irit bicara, namun Yoongi itu adalah definisi figure seseorang yang baik hati nan perhatian.

Maka dengan segala ocehan Pilnam yang sama sekali tidak di dengar Yoongi, Yoongi memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dengan syarat hanya di waktu kosong nya saja, dan itu juga tidak tentu. Tidak apa-apa, dengan begitu Pilnam juga sudah sangat senang dan bersyukur. Ia bisa pulang ke rumah tidak dengan tangan kosong lagi, ia membawa Yoongi sebagai kabar gembira untuk sang putri.

****

"Papa pulang!" Pilnam dan Yoongi masuk ke dalam ruang tamu dan duduk di sofa.

Mendengar teriakan sang Papa dari pintu masuk, Jiya berlari kecil untuk menuruni anak tangga dengan tergesah-gesah, khawatir karena di luar hujan begitu deras. Saat mendapati Papa di ruang tamu dengan seseorang, Jiya refleks mematung beberapa detik lalu setelah nya membungkuk untuk memberi kesan menghormati. Pilnam memberi kode agar putri nya mendekat.

"Jiyaa, masih ingat Yoongi? Rekan kerja Papa ini yang akan mengajarkan mu melukis."

Jiya tidak ingat sama sekali pada pria yang tengah duduk di samping Papa nya ini.
"M-maaf, aku tidak ingat." Ucap Jiya ragu sembari mengeluarkan cengiran khas di wajah nya.

"Kalian berdua harus dekat dan punya chemistry satu sama lain agar bisa bekerja sama. Papa tinggal ke dapur untuk buat teh dulu ya, hitung-hitung kalian berkenalan dan mulai dari awal lagi." Setelah mengatakan itu Pilnam berdiri menepuk punggung Yoongi dan mengusak pucuk kepala putri nya.

'kapan terakhir kali aku bertemu dengan gadis ini, sudah lama sekali yaa sampai dia tidak ingat aku.' batin Yoongi.

'ah benar juga, dulu gadis ini masih kecil sekali kira-kira sekitar lima belas tahun, itupun saat Pilnam membawa nya ke agensi.' lanjut batin Yoongi.

"Halo kak Yoongi." Jiya memilih untuk memecah keheningan. Gadis ini juga tidak tau harus berkata apa, dia takut menatap mata pria yang duduk di sofa tepat di hadapannya.

"Hm ya." Jawab Yoongi singkat.

Ini serius sahabat Papa nya bukan sih? Kenapa bisa Papa nya yang ceria dan hangat sehangat mentari pagi di sandingkan dengan pria sedingin es seperti Yoongi. Belum mulai belajar saja Jiya sudah merinding ketakutan di buat pria ini. Ah, apa ini salah satu trik nya agar Jiya membatalkan tawaran ini?

"Kak Yoongi, sudah semakin tampan sekarang."
Jiya asal berucap saja, bermaksud untuk mencari topik.

"Kau juga, sudah semakin besar. Oh apa itu? Bukan nya kau tidak mengingatku ?"

'Astaga pria ini datar dan dingin sekali saat mengatakan sesuatu, tapi.. Manis.' ucap Jiya dalam hati.

"Aku samar-samar mengingat wajah Kak Yoongi."

Kedua nya diselimuti keheningan dan kecanggungan yang kentara. Yoongi berdehem sedikit untuk meminimalisir hal itu. Lalu membuka suara.

"Tutupi paha mu Jiya.. tidak baik memakai pakaian minim ketika sedang berdua dengan seorang pria."

****

Yoongi marry me 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi marry me 🤭

Selamat datang kembali penggemar Yoongi Jiya, semoga cerita kali ini bisa menghibur kalian yaa 🙏🙏

Terimakasih yang udah support 💜

PAINTER | Min Yoongi FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang