⭐️Anak Tunggal⭐️

131 27 4
                                    

🌼 02 🌼

Adinda keluar dari kelasnya begitu mata kuliahnya selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adinda keluar dari kelasnya begitu mata kuliahnya selesai. Jahra bersamanya berjalan bersisian, sambil berbincang kecil mereka pergi menuju parkiran.

“Tuh si Jay,” tunjuk Jahra.

Bertepatan dengan itu pemuda yang dimaksudnya melihat ke arah mereka.

“Jay!” panggil Jahra melambaikan tangan.

“Ra, kamu ini kebiasaan,” tegur Adinda pada sahabatnya itu. Karena suara Jahra tadi mengundang perhatian orang-orang.

Malu lah.

Jahra hanya menyengir, sampai akhirnya mereka sampai di hadapan pemuda jangkung yang mereka panggil Jay itu.

Adinda tersenyum kecil membalas senyum yang diumbar Jay saat mereka bertatapan.

“Hendra mana?” tanya Jahra.

“Bentar lagi, baru selesai kelas dia,” ujar Jay.

“Kegiatan minggu depan jadi?” tanya Jay.

“Jadi, gue sama Adin rencananya mau sekalian pergi buat beli barang keperluan,” jawab Jahra.

“Kalo gitu gue anter aja, sekalian,” ujar Jay menawarkan diri.

Jay dan Jahra adalah sepupu, Adinda mengenal Jay melalui Jahra. Mereka ini satu angkatan hanya berbeda jurusan.

“Gue sih gimana si Adin aja,” ujar Jahra, melirik sekilas sang sahabat.

Jay langsung mengalihkan tatapannya pada gadis yang mengenakan atasan kardigan crop berwarna merah muda di sebelah sang sepupu.

“Gimana? Mau gak, Adin?” tanya Jay.

Adinda beberapa saat menatap bergantian dua orang di depannya itu, bergumam seperti tengah berpikir.

“Mm … Boleh deh, aku chat dulu Papah biar gak jadi jemput,” jawab Adinda pada akhirnya.

“Oke,” sahut Jahra nampak senang atas jawaban Adinda barusan. Sementara Jay hanya tersenyum kecil menatap Adinda yang kini mulai sibuk dengan ponselnya.

Mengajak Adinda bepergian sebenarnya susah-susah gampang. Jadi jawaban kesanggupan Adinda tadi adalah satu hal yang sangat jarang. Mengenalnya hampir satu tahun lebih, Jahra menyimpulkan jika Adinda adalah anak yang sangat menjaga pergaulannya, selain karena dia adalah pendatang baru di Jakarta, Adinda juga memiliki orang tua yang cukup protektif. Jahra pikir itu wajar saja, karena yang dia tahu Adinda adalah anak satu-satunya. Apa-apa jika mengajak Adinda harus atas izin orang tua dan diketahui orang tuanya.

“Bilangin aja bareng Jahra. Gue pastiin bakal nganterin lo selamat sampai rumah,” ujar Jay pada Adinda yang telah selesai mengetik pesan.

“Eh gak gitu kok. Tadinya emang Papah mau jemput, takut kalo gak kasih kabar dia bingung nyariin,” sahut Adinda.

We're InvolvedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang