32.IMAM PILIHAN APPA

3.5K 229 0
                                    

Bukankah Allah menghadirkan masalah untuk memperkuat hamba nya? Bukan hidup namanya jika tidak memiliki masalah, mau itu masalah dunia ataupun masalah akhirat kita harus menyikapi nya dengan bijak, kalo di pikul emang berat, jadi duduk di sejadah dan simpan dan adukan masalah mu sepada sang Pencipta alam semesta

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.

Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

32.IMAM PILIHAN APPA

Hari sudah mulai menggelap, jam pun sudah menunjukan pukul 17:13. Acara perpisahan sudah selesai, dan di lanjutkan nanti malam pukul 19:00.

Kini pasutri baru itu sudah berada di rumah nya bersama anak mereka, mereka baru saja pulang dari sekolah nya.

Mereka tengah bersantai di ruang tamu dengan Azhar yang selonjoran di karpet bulu sedangkan Aina dan Akhtar, mereka duduk di sofa dengan posisi Akhtar tiduran di paha Aina.

"Ga nyangka banget kalo Mas izinin aku kuliah" Ucap Aina dengan tangan kanan nya yang mengelus rambut Akhtar

Akhtar memandang Aina dengan senyuman yang membuat Aina candu melihat nya "Kamu kira Mas setega itu hm? Mas juga tau kalo kamu pengen punya pengalaman kuliah, jadi Mas berusaha hilangin ego Mas" Balas Akhtar

Aina tersenyum "Makasih Mas"

Akhtar bangkit lalu mengecup pipi gembul Aina "Sama sama" Balas nya

Wajah Aina bersemu merah menahan malu. Seperti biasa di dalam perut nya seperti ada kupu kupu yang berterbangan juga jantung yang berdetak dari kata normal.

Akhtar gemas dengan ekspresi salah tingkah Aina. Akhtar mencubit pipi Aina gemas.

"Issshhh Mas sakit~" Rengek nya

"Utututu sayang nya Mas sakit ya, maafin ya" Ucap nya

Cup

Cup

Akhtar mengecup kembali pipi istri nya. Membuat Aina menyembunyikan wajah nya di balik kedua telapak tangannya.

Akhtar terus saja menggoda Aina, membuat atensi anak mereka menatap mereka.

"Cie cie, mesla mesla di depan Azhal. Nanti Azhal aduin ke om dikta ah" Celetuk nya

Akhtar dan Aina menghentikan aksi nya "Heh diem kamu cil" Ucap Akhtar "Kamu aduin ke Dikta, ga boleh tidur sama buna. Biar ayah aja yang tidur bareng buna cuma berdua, wleee" Lanjut nya

Akhtar memeluk pinggang Aina posesif, ah Aina sedikit terkejut dengan sikap Akhtar, segampang itu sikap nya berubah saat bersama keluarga kecil mereka, lain lagi jika sikap yang Akhtar tunjukan di luar.

Imam Pilihan Appa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang