Hidup di lingkungan kampung yang sangat heterogen membuat kehidupan Dinda tak nyaman. Hari sudah sangat malam saat suara orang mabuk yang mengomel membuatnya terjaga dari tidur
Memutar badan, ia memandang suaminya yang telah terlelap. Bahkan dengkuran halus keluar dari bibir pria itu.
Dinda kesal karena seakan hanya dirinya yang terganggu. Ia pun mendorong suaminya namun alih-alih terbangun, pria itu hanya mengubah posisi tidurnya.
Sampai dini hari Dinda tak bisa tidur. Meski matanya sudah sangat berat namun saatnya ia menyiapkan sarapan dan bekal untuk anak serta suaminya.
Dengan badan sedikit oleng, ia ke dapur dan mengambil panci kecil lalu diisi air. Mengambil gelas dan sendok lalu membuat kopi yang akan membuatnya sedikit lebih baik.
Membuka lemari es tiba-tiba pikirannya membeku. Seolah rasa dingin menghentikan kemampuan otaknya dalam berpikir.
"Masak apa hari ini?" gumamnya saat memandang isi lemari es yang penuh.
Tidak banyak bahan makanan yang ada di dalam kotak abu-abu itu, tapi sudah cukup untuk membuat sarapan dan makan siang. Pada akhirnya ia mengeluarkan sebagian bahan makanan dan mulai mengolahnya.
***
"Bun, pinjam sepeda!" seru Semi, tetangga sebelah yang sering berinteraksi dengan Dinda.
"Ya, Mbak." Dengan malas, Dinda berdiri untuk menyerahkan kunci motornya. Badannya jadi berat setelah hampir tak tidur semalam suntuk.
"Sakit ta, Bun?" Semi yang sudah masuk rumah dan bersiap mengeluarkan motor dari rumah Dinda tampak mengerutkan kening.
"Kurang tidur, Mbak. Semalam banyak orang mabok di depan rumah." Dinda menghela napas berat.
"Iya, semalam aku juga susah tidur. Ati-ati, Bun. Yanto baru keluar lagi. Jangan biarkan rumah kosong," kata Semi mengingatkan.
Yanto adalah residivis yang suka mencuri rumah orang. Tak hanya mencuri dari rumah orang kaya, bahkan rumah tetangganya pun tega ia satroni.
Napas Dinda tercekat. Padahal berita seperti ini tak sekali dua kali ia dengar, tapi entah mengapa jantungnya terasa berhenti setiap kali mendengarnya.
***
Dinda memasukkan perlengkapan renang ke dalam mobil. Hari ini waktunya anak semata wayangnya les. Saat ia membuka pagar, ibunya sekonyong-konyong turun dari motor pria yang tak lain ayah tirinya.
Pria itu tak menoleh, tak juga menyapanya. Dinda sudah biasa melihat sikap tak ramah dari suami ibunya tersebut. Pria itu menarik gas motornya dalam-dalam sedetik setelah kaki istrinya menginjak bumi.
Nggak sopan!
"Din, mau kemana?" tanya sang ibu yang tergopoh-gopoh mendekati Dinda.
"Ngantar les renang, Bu."
"Ibu ikut." Tanpa menunggu jawaban, perempuan itu segera membuka pintu mobil.
Dinda memandang ibunya dengan kepala kosong lalu memandang jalanan dengan perasaan campur aduk.
Sejujurnya dia heran mengapa ibunya bersikap demikian, jadi ia pun menghubungi adiknya yang tinggal tak jauh dari rumah sang ibu.
Dinda : Nda, apa ada masalah ibu dan suaminya?
Manda : Masalah apa?
Dinda : Nggak, kok ibu tiba-tiba diantar kesini?
Manda : Nggak tahu, Mbak. Wong adem ayem kok. Nggak ada gosip apapun.
Dinda : OK. Ya udah kalo begitu.
Dinda memasukkan HP-nya ke dalam tas lalu mengeluarkan mobil dan menunggu sang buah hati menutup pagar lalu masuk ke mobil.
Sepanjang perjalanan, Dinda melihat sang ibu melalui spion tengah. Menerka-nerka apa yang telah terjadi sampai ibunya datang diantar pria itu padahal biasanya ibu datang dengan motornya sendiri.
"Motor Ibu rusak ta?" tanya Dinda memecah keheningan.
Ibu terkejut hingga wajahnya terlihat pucat pasi.
"Mama, awas!" teriak Endra yang membuat perhatian Dinda segera teralihkan.
Brak!
Seketika napas Dinda seakan berhenti saat mobilnya menabrak mobil depannya. Jantungnya berdetak sangat kencang hingga seakan terdengar di telinga.
Seorang pria keluar dari mobil yang ada di depannya itu dan meminta Dinda menepi. Hari ini mungkin bukan hari baik untuknya. Dengan terpaksa ia harus membuka pintu padahal sebenarnya ia berharap bisa masuk ke lubang tikus saja.
Oh God, ini tidak sesuai dengan harapannya. Apalagi saat tahu mobil siapa yang sudah ia hancurkan bempernya.
***
Dudududu, maaf banget ya, karena akhirnya sempat hiatus beberapa saat karena ada penyesuaian hidup yang butuh effort lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI IBU
RomanceHidup Dinda tiba-tiba diobrak-abrik setelah ibunya menikah dengan pria yang merupakan parasit dalam kehidupan sang ibu. Pria itu tidak bekerja dan hanya ongkang-ongkang kaki di rumah sementara sang ibu yang usianya tak lagi muda harus bekerja bantin...