"Gue suka sama lo."
Kalimat singkat namun terus terngiang di telinga Doyoung, ia bahkan sulit tidur dibuatnya, ini hampir pukul satu pagi padahal biasanya ia sudah terlelap sebelum jam sebelas malam.
"So Junghwannnn!!!" Teriak Doyoung, kesal karena terus memikirkan teman sekelasnya itu. Doyoung benar-benar tidak berencana untuk mengencani siapapun saat ini bahkan mungkin hingga ia mati nanti, tapi semua perlakuan manis Junghwan ke dirinya, orang waras mana yang bisa menolak pesona Junghwan? Doyoung memang sempat gila tapi kini kewarasannya sudah kembali sepenuhnya.
Setelah tertidur selama dua jam, Doyoung terpaksa bangun pukul lima. Rasanya matanya enggan terbuka tapi karena kemarin ia sempat absen beberapa hari, mau tidak mau Doyoung harus sekolah hari ini.
Menaiki tangga dengan kepala pening karena belum mendapat tidur cukup sungguh sangat tidak disarankan, beberapa kali tubuh Doyoung oleng karena kantuk yang terus menyerang. Untungnya sekolah masih sepi, membuat Doyoung bebas berjalan dengan pelan dan hati-hati.
"Good morning." Suara yang berhasil membuat Doyoung terjaga semalaman kembali menyapa telinga, Junghwan dengan santainya berjalan di sebelah Doyoung sambil merangkul pinggang Doyoung dengan tangan besarnya seperti biasa.
"Morning." Balas Doyoung pelan, enggan berbicara lebih banyak karena demi Tuhan, jantungnya berdebar cepat sekarang.
Keduanya berjalan dalam diam, Doyoung yang masih salah tingkah, juga Junghwan yang sedikit menyesali keputusannya untuk mengaku perihal isi hatinya ke Doyoung tempo hari, itu terlalu cepat dan Junghwan takut Doyoung merasa tidak nyaman saat ini.
Dan mereka masih enggan bicara bahkan hingga masuk ke dalam kelas juga setelah semua pelajaran usai. "Lo udah gak diskors?" Tanya Doyoung pada akhirnya, sebenarnya ia penasaran perihal ini sejak tadi tapi dirinya terlalu malu untuk memulai percakapan.
"Cuma sehari, gak jelas banget kan hukumannya?"
Kali ini Doyoung tertawa. "Gak bikin lo kapok ya?" Tanya Doyoung lagi.
"Bener banget." Jawab Junghwan sambil mencolek ujung hidung bulat milik Doyoung tanpa sadar.
Satu sentuhan dan berhasil membuat wajah Doyoung semerah tomat, ia menangkup pipinya yang mulai terasa panas.
"Bisa gak sih, gak usah pegang-pegang!" Protes Doyoung, Junghwan justru tertawa melihat reaksi lucu teman sebangkunya.
"Gak bisa nahan abisnya lo lucu banget."
Doyoung berdecak mendengar jawaban tidak serius dari Junghwan, kelas masih belum sepi tapi memang tidak seramai tadi, banyak murid yang sudah meninggalkan ruangat saat ini.
"Udah dijemput belum?"
"Nyokap gue lagi banyak kerjaan minggu ini, makanya beliau ngasih uang lebih supaya gue naik taksi."
"Mau balik sekarang?"
"Nanti, tunggu sepi."
Junghwan yang tadinya diam menghadap lurus ke arah papan tulis kini berbalik, menghadap Doyoung yang masih duduk di kursinya. "Mau liat gue latihan gak? Nanti biar balik bareng."
Setelah menimbang cukup lama akhirnya Doyoung mengangguk, ia juga penasaran tentang apa yang Junghwan siapkan sebelum lomba yang akan diadakan dalam beberapa hari ke depan.
***
Seketika Doyoung menyesal mengiyakan tawaran Junghwan, laki-laki itu terlihat jauh lebih menarik saat ia dengan lihai bergerak kesana kemari mengikuti irama musik yang menguar di ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal [Hwanbby]✔
Fiksi PenggemarIf I show you my scars and told you my weaknesses, would you love me or leave me? ⚠️ minor character death ⚠️ ⚠️ suicide, self-harm ⚠️