kertas lima

330 40 3
                                    

Sakusa tak peduli dengan setiap gadis yang mencoba untuk mendekatinya karena dia tak suka.

"Omiiii!"

Gadis pemilik mahkota [Hair Color] melambai, menciptakan senyum tipis di wajah lelaki itu. Ia mengenakan seragam Itachiyama, menyampir tas sekolah biru tua dengan gantungan kelinci putih yang memegang wortel. Bentuk gantungan itu sama persis dengan milik Sakusa yang ia pasang di ponsel, berwarna hitam tanpa memegang apapun.

Ia tak suka, karena perempuan yang dia sukai hanyalah gadis itu.

"Bagaimana perjalananmu?" tanyanya, mengusap kepala sang gadis yang berdiri di depannya.

"Bosan~ Soalnya gak ada Omi," Gadis itu mengeluh, memasang wajah cemberut membuat Sakusa terkekeh.

"Lain kali aku akan menemanimu."

"Memangnya kau bisa meninggalkan voli-mu?" Sang gadis bertanya, terkesan menyindir (walau memang benar).

"Yah, setelah pertandingan pertama selesai."

"Tuh 'kan."

Sakusa menggeleng, mencubit pipi sang gadis gemas. Ia meraih tangan gadis itu, menautkan jemarinya dan mereka saling menggenggam. Keduanya saling melangkah masuk ke sekolah diiring canda tawa karena lama tak bersua, menimbulkan hawa bahagia saat kembali berjumpa.

Gadis itu masih berusaha, mencoba untuk hidup meski umurnya tak lama. Ia akan terus pergi jauh meninggalkan pacarnya untuk pengobatan, walau dia sadar bahwa usahanya semakin lama semakin sia-sia.

"Omi~ Aku kangen banget sama kau."

"Aku juga merindukanmu, [Name]."

Jelas, Sakusa tahu. Namun ia menolak fakta bahwa suatu saat, cepat atau lambat, gadis itu akan meninggalkannya. Ia tetap mencoba untuk menemani [Name] semampunya, menghargai setiap waktu yang ada.

[Name] tersenyum lebar, mendekat pada Sakusa dan menggenggam erat tangannya. Kertas kecil yang sudah ia tulis setiap hari disembunyikan di balik punggung, berharap suatu saat nanti sang lelaki akan membacanya ... meski pengirim surat bukan lagi dirinya.

surat kecil || sakusa kiyoomi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang