Bertemu ciuman pertama

14 0 0
                                    

Basah, kenyal dan sedikin asin dan manis. Benarkah, tidak lebih tepat sedikit bau. Tapi laki-laki pasti menyamarkannya dengan rokok.

Rokok dengan aroma capucino atau strowberry. Hembus nafasnya kasar dan tajam, menyusuri wajah dan leher. Membuat degup jantung tak beraturan. Dua bibir menempel dan saling mengecup kecil, semakin dalam lidahnya menjulur masuk memenuhi mulut. Membuat sulit menelan dan merasa takut kala tergigit. Air liur mengalir dingin menyentuh lidah dan langit-langit. Membuat penuh hingga masuk dan tertelan.

Ciuman yang lembut atau kasar. Percayalah good kisher takkan memperdulikan perasaan itu. Ia hanya akan memperdalam hingga ujung jari kakipun terangsang. Dada mengencang, puting mengencang tapi basah di selangkangan.

Sesekali ada rasa sakit tapi juga enak. Sampai tak dapat lagi berucap dan hanya mampu mengerang. Bibirnya menyusur, leher yang tadinya baik-baik saja kini terancam. Tapi sebaiknya dilakukan atau penyesalan. Sekali lagi desah nafas yang panas menembus hingga telinga, rasanya ingin menolak karena tak kuasa. Tapi apalah daya, cengkraman tangannya dengan gumulan otot membuat daya hanya dapat merintih dan mengerang.

Teruskanlah, satu kecup saja mampu membuat titik merah di leher dan sekitar dada. Apalagi jika di hisap. Sakit tapi itu meredakan otot kepala yang mengencang di area leher. Teruslah sampai kedada. Tapi ini ciuman pertama bukan pertumbalan keprawanan.

" Hentikan!! " masih terengah menahan segala yang basah.

Tapi percayalah, jika aku tak mendengar kata dosa dan segala omongan orang. Lakukanlah bang, kau telah membuatku menyerahkan diri.

Ia pergi sebelum keadaan lebih buruk lagi. Tapi ingatan yang tertinggal masih basah di dalam kepala.
Lakukanlah lagi, lakukan ciuman panas, isap, remas dan tusuk.

Tapi lupakanlah. Ia hanya bermain-main saja. Dan aku masih ingin menyerahkan segalanya, naif sekali.

Gumpalan ingatan ciuman itulah yang setiap malam terasa dingin memutar di otakku membuat jemariku menelusuri tubuhku berbekal video panas yang ku simpan di ponsel.
Tak dapat ku cium tapi tanganku bisa meremas dan jari bisa masuk menusuk. Tak terlalu lebar dan dua jari telunjuk dan tengah atau jempol. Meski ku takut.
Keperawananku lenyap hanya karena isengku. Tak hamya itu, apakah salah aku terangsang walau belum bersuami.

Entahlah, remaja.

Di sekolah anak laki-laki berkumpul membicarakan hasil pertontonan video blue yang mereka lihat. Sembari mempraktekan dengan sedikit meledek. Sesekali bahkan mencomot payudara perempuan yang masih labil karena baru bertumbuh. Itupun tak luput dari candaan.

Atau belajar pacaran. Menggenggam milik lelaki yang sedikit dewasa, belajar menjilat dan menghisap. Atau tenggelam dan melepaskan segalanya, hanya boleh mencelup tapi tak boleh memperdalam. Apalagi menyentuh dara keperawanan. Hanya beberapa menit bukan berjam-jam. Atau sentuh saja yang lainnya tapi tidak di bagian itu.

Drama korea original bukan editan sensor. Masih memiliki video ciuman panas bahkan telanjang. Berkisah cinta guru dan murid, perselingkuhan hingga hamil di luar nikah. Hanya melihat payudara terbungkus beha lalu adegan malam yang berbuntut pada kehamilan.

Sayang ciuman pertamaku tak sebasah itu, tapi kasar dan dia tetap good kisher.

First Kist (Ciuman Pertama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang