25 : Kakak Cengeng!

413 41 12
                                    

Happy Reading

⚠️ Terdapat Bahasa Kasar

*
*
*

Siang ini suasana kelas nampak ricuh dikarenakan full jam kosong untuk hari ini, khususnya untuk kelas dua belas yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Kelulusan Sekolah. Hari sibuknya adalah besok.

Rebahan di lantai, bercerita, tertawa, bermain dan lainnya. Menikmati akhir-akhir jadi siswa sekolah menengah katanya.
Tapi cuaca yang panas sepertinya sedikit mengganggu aktifitas orang didalamnya, semakin gerah.

Tapi nampaknya tidak berlaku untuk Juhan yang masih betah terlelap dalam lipatan tangan menjelajahi alam mimpi, seperti kelelahan. Padahal jarang sekali Juhan tidur dikelas seperti sekarang ini, walaupun itu jam kosong.

Harsandaru hanya duduk disebelahnya sembari mengotak atik ponsel dalam genggaman. Mengapa Harsandaru dan Juhan bisa ada dalam kelas yang sama?

Sebenarnya sekolah mereka menerapkan sistem Rombel khusus kelas dua belas dimana kelas dikelompokkan berdasarkan nilai akademik untuk mempermudah kegiatan pengayaan siswa kelas akhir.

Itu mengapa Juhan dan Harsandaru ada dalam kelas yang sama. Mereka ada dalam Rombel satu, yang lain menyebutnya kelas unggulan karena berisi siswa-siswi pemegang nilai tertinggi di kelas sebelumnya.

"ATTENTION, PLEASE~!!" seru ketua kelas mereka yang baru kembali dari kumpulan ketua kelas tadi.

Belum juga mendapat perhatian warga kelasnya, dia kembali memperingati.

"Guys - guys mohon perhatiannya!"

Namun kelasnya tetap ricuh, malahan semakin menjadi-jadi. Jangan berfikir kenapa kelas unggulan seperti ini, kenapa seperti itu. Isinya juga tetap anak manusia, jadi sama saja dengan kelas lain.

"WOY! ITU YANG BELAKANG, DUDUK GAK LO! GUE KUTUK JADI BATU JUGA YA LO LAMA-LAMA" tunjuknya pada salah satu siswa dibelakang kelas yang entah sedang apa.

"Nah gitu dong. Buset dah punya warga begajul semua. Udah mau lulus juga, minimal tobat Lo semua"

"Halah sok iye lu! Lu mau ngapain sih pak ketu, gercep dikit kek. Bacot mulu lo!" sahut siswa yang ditunjuk tadi.

"Wah warkel gak ada akhlak lo, malah ngatain gua. Kalo gua ngga ngebacot juga ngga bakal lulus lo" ketua kelas itu tampak mendengus sebal.

"Bersyukurlah kalian wahai anak manusia punya ketua kelas kayak gue, masih mau ngurusin warga kelas macam klean yang akhlak minus nauzubillah" lanjutnya.

"Ooo jadi lo ngga ikhlas? Parah banget~"

"Parah lo!"

"Wah berdosa banget ketua kelas kita"

Dan mulailah keributan lagi memanas-manasi si ketua kelas yang tabah itu. Harsandaru melihat itu ikut prihatin dengan ketua kelasnya. Memang hebat temannya itu batinnya.

"Ssttt, dah diem gak kalian semua. Gue bawa kisi-kisi Ujian nih, pada mao gak? Kalo gak yaudah, gak lulus ntar Lo semua"

"Yeu, Baperan lo!"

JUHAN & AKSARANYA ||  YANG JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang