1

56 8 2
                                    

"Tam, ngapain??? Gua perhatiin lo tuh sering banget disini kalo Senin sama Rabu. Hayooo ngapain??" Hisyam yang duduk disampingnya sembari memakan risol koperasi.

"Gapapa." Jawab Tama pendek.

"Gapapa gapapa, GAPAPA MULU LO." Pekik Hisyam yang hanya dibalas dengan roll-eyes oleh Tama.

"Ck, oh iya lo tau gak siapa yang bawain siaran tadi?" Tanya Tama.

"Hah? Yang barusan? Lah itu kembaran gua, si Carisa."

"HAH???!?!" Kata Tama sampai berdiri dari bangku dan menggebrak meja.

"APAAN SIH LO?? SANTAI BISA GAK? GUA HAMPIR KESELEK CABE IJO!" Hisyam langsung buru-buru menegak air mineralnya.

"Lo gausah bercanda syam, gausah ngaku-ngaku." Sadar dilihat orang sekitar, Tama kembali duduk di bangku nya.

"Pala lo botak bercanda, kita emang kembar cuma gak identik. Kan orang tua kita mix, cuma dia dapet wajah dari ibu sedangkan gua dari ayah. TAPI KITA BENERAN, RIIL sodara kembar kandung, suer tam."

"Kok lo gapernah cerita?" Tanya Tama dengan wajahnya yang masih dipenuhi keraguan.

"Ya lo gak pernah nanya anjrit, muka lo aja gaenak banget tuh buat gua ajak cerita. Lemes banget kayak kangkung." Balas Hisyam, lalu buru-buru berdiri.

"Mau kemana?"

"Nyamperin Carisa lah, pulang bareng. Udah rutinitas gua nungguin dia siaran baru balik ke rumah."

Tama hanya meng "oooh" ria dan mengangguk pelan.

"Ikut dong." Ucap Tama pelan.

"Ngapain? Masa mau cengtri?"

"Gapapa, gua kan bawa mobil. Shareloc aja rumah lo, gua gapernah kerumah lo. Lo mulu yang kerumah gua." Ucap Tama ngeles, karena aslinya ia punya alasan lain.

"Iyasih, hmm yaudah. Tapi dirumah lagi gaada makanan, gapapa kan? Gua beli dulu deh nanti sama Carisa."

"Emang gua maruk mau maling makanan di rumah lo?"

"Mulut lo tuh ya, gaada basa-basi nya. Yaudah gua cabut, bye!"

Setelah Hisyam pergi, tak sadar di bibir Tama terlukis senyuman hanya karena mendengar nama Carisa.


"ADUH SYAMMMM, KALO TEMEN LO MAU MAIN BILANG DONGGGG!!!!" Begitu sampai rumah Carisa langsung ngibrit membersihkan rumahnya, entah beha bertebaran dimana-mana atau ada bungkus keripik makanan yang entah sejak kapan ada disana.

"Ya orang dia dadakan juga!" Balas Hisyam.

Secara rumah tersebut hanya ditinggali mereka berdua, orang tua mereka sibuk bekerja. Sang ayah yang bekerja sebagau pilot mengharuskan ia terbang dengan jadwal yang tidak terduga, sedangkan ibunya juga bekerja sebagai diplomat dan sekarang sedang berada di Eropa.

"Ya seenggaknya chat dong, kalo gitu gua balik duluan buat beberes." Carisa yang kesal lalu melempar bantal ke Hisyam, sembari sibuk membersihkan sofa menggunakan vacuum cleaner.

"Sakit anjrit!"

"YA LO-"

"Assalamualikum."

Si kembar langsung menengok berbarengan dan disana sudah ada Tama, lengkap dengan tas plastik yang berisikan makanan penuh di kedua tangannya.

"Waalaikumsalam tam, masuk masukk. Maaf ya ni baru bersih-bersih, maklum gaada ortu begini nih."

"Lo ya yang males, gausah nyalahin keadaan." Ucap Carisa ketus.

"Masih aja lo ya?"

"Eh lo bukannya temennya Alina ya?? Iya gak sihhh?? Psikologi kan?" Mengabaikan Hisyam, Carisa langsung beralih pandangan ke Tama.

"Eum, iya? Hehe. Gua Tama, salam kenal." Tama mengulurkan tangannya.

"Idih formal banget ngapain sihh, pas itu kan lo udah minta nomer gua.

"HAH??? MAKSUD LO RIS?" Hisyam langsung berdiri diantara Tama dan Carisa.

"Iya syam, pas itu gua lagi ngerayaan ultah Alina eh ada Tama, terus dia minta nomor gua." Jelas Carisa.

"Lo kasih?"

Carisa mengangguk.

"Hadeeeehhhh jadi ini alasan lo kekeuh banget mau main ke rumah gua?" Hisyam menepok dahinya.

"Kenapa sih? Gak gua apa-apain kok kembaran lo, chat aja gapernah." Sahut Tama.

































"Pokoknya gua gak tanggung jawab, kalo kalian berdua jatuh cinta!! Gua gamau tau!!!!" Hisyam langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

[ii] savior ㅡkang taehyun ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang