"Biar Aa yang ketemu mama ya, Kal. Kamu harus sembuh.
Aa sayang sama Ikal."--A Kiming
••••
"A KIMING! BANGUN! udah jam sembilan, Ikal lapar! Katanya mau bikinin nasi goreng kesukaan Ikal!"Yang dibangunkan hanya mengeliat. Matanya masih begitu berat untuk bangun, ia baru tidur jam lima pagi tadi setelah menyelesaikan pertandingan balapan liar yang membuatnya membawa pulang uang setengah milyar.
"Sepuluh menit lagi. Biarin Aa tidur sepuluh menit lagi, pleasee..." Mohonnya dengan mata yang masih tertutup.
"ENGGAK!! IKAL LAPAR AA! IKAL MAU NASI GORENG TELOR BUATAN AA SEKARANG!!!" Haikal menarik tubuh sang Aa yang lebih besar dari dirinya supaya bangun dari kasur.
Kiming akhirnya bangun. Ia segera merogoh saku jaketnya yang semalam ia letakkan di kasur dengan sembarangan. Ia keluarkan amplop coklat dari sana lalu ia sodorkan langsung ke Haikal, "nih, uang buat kamu. Disimpen baik-baik buat jaga-jaga kalau Aa nanti kenapa-kenapa."
"Hush! Aa ngomong apa sih!" Sewot Haikal sambil mengambil alih amplop coklat itu dari tangan Kiming.
"Banyak amat A?!" Haikal terkejut setelah melihat nominal yang tertera pada cek yang ada di dalam amplop.
"Kan Aa udah bilang buat jaga-jaga kalau Aa nanti udah nggak bisa cari uang lagi buat Ikal."
"Apa sih, A. Ngelantur pagi-pagi. Udah ayok bangun! Buatin nasi goreng!!"
"Iya, iyaa." Mereka berdua bergegas menuju dapur.
Seperti biasa, Kiming langsung bergulat dengan Ulegan dan bumbu-bumbu nasi goreng, sedang Haikal meagambil nasi sisa semalam yang ada di mejikom.
"A, uang lima ratus jutanya mau buat apa?"
"Ya buat biaya kuliah kamu lah, sama buat kebutuhan sehari-hari. Sisanya ditabung ya, Kal."
"Aa nggak mau apa gitu? Masa semua uangnya dikasih Ikal."
"Enggak, Aa lagi nggak kepengen apa-apa."
"A, makasih, ya? Udah ngerawat Ikal dari kecil." Tiba-tiba saja atmosfer ruangan itu menjadi sedikit lebih serius.
"Aa mau nepatin janji Aa ke mama, Kal. Aa pernah janji ke mama, Aa akan jaga kamu sampai kapanpun."
"Aa..." Haikal tiba-tiba saja bergelayut manja ke A Kiming.
"Apa sih! Aa lagi goreng nasi ini, jangan nge-glendot gini!"
"Aa... Ikal terharu, Ikal sayang banget sama Aa!"
"Aa juga sayang sama Ikal. UDAH SANA AMBIL PIRING KITA SARAPAN!"
"SIAP!" Mereka berdua tertawa bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A KIMING HAIKAL ✓
Fiksi Penggemar"A... Sakit..." Haikal akhirnya merintih, mengadu kepada sang Aa atas rasa sakit yang tak mampu lagi ia tahan. Hanya kisah pendek tentang rangkaian Kehidup yang selalu terasa berat untuk Haikal, bahkan sejak hari pertama ia dilahirkan ke dunia. Dan...