Sepenggal Cerita

5 1 0
                                    

" Pemandangan yang tidak pernah membosankan adalah senyum mu"
- Taina Naraya

Dengan wajah ceria Taina memasuki gerbang sekolah, ia tak henti-hentinya melemparkan senyuman pada orang- orang yang ia temui entah mengapa moodnya sangat bagus pagi ini.

"Oyyy, ngapain lo senyum- senyum gitu? Kaya orang gila tau ga si?", ucap Alice teman taina sekaligus sahabat tercintanya.
"Salah kalo gue senyum?", balas Taina dengan nada yang jengkel.
"Nggak sih, tapi tumben aja gitu lo dateng pagi dan senyum- senyum ga jelas", ucap Alice
"Hari ini gue seneng bangettttt, karna hari ini gue papasan sama......"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Senyum gue mahal, lo kalo mau liat ya harus bayar"
-Antero Bramantya

Pagi ini Antero datang ke sekolah dengan perasaan agak dongkol karena ia habis bertemu dengan gadis brisik dengan segala celotehannya yang sangat tidak penting, ia sangat risih dengan orang yang banyak bicara tetapi tidak dengan sahabatnya yang sengklek.

"Morning babang ganteng, ada apa nich kok mukanya ditekuk gitu?", Sapa joko sahabat Antero yang paling sengklek.
"Peduli apa lo sama gue?" ucap Antero dengan sedikit kesal karna moodnya yang sedang tidak bagus.
"Ahh elah sia babang, dedek kan sayang banget sama babang", ucap Joko dengan komuk yang menjijikan.
"Serah lo" balas Antero.

Antero duduk dikursinya, diantara riuhnya anak-anak kelas yang mulai berdatangan ia memejamkan matanya ia sangat sebal dengan gadis itu tapi ia juga gelisah jika tidak melihatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Terkadang apa yang kita sudah rencanakan diawal itu tidak selalu berakhir sama dengan endingnya"

ANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang