Perempuan cantik yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit, hanya bisa menangis saat mengingat kembali ucapan suaminnya itu, meskipun suaminya tidaklah tau bahwa dia sudah mendengar semua ucapan itu, namun dia juga mengingatnya sungguh sakit, bukan dia mau untuk seperti ini, tidak ada niat sedikitpun untuk ia berada di posisi seperti ini, namun takdir yang membuat dia berada di posisi ini,"Hiks.... Deddy hati Arsya sakit, bunda mengapa kalian berdua meninggalkan Arsya sendiri, sakit bunda, Deddy, di sini sakit hiks...."
Ucap arsya yang memegang dadanya, sendiri menangis karena mengingat semua ucapan suaminya itu,
Tak lama pintu ruang rawat pun terbuka, nampaklah terlihat seorang wanita paru baya yang mungkin kalo di lihat-lihat Arsya sepantaran bundannya, namun ia tidak tau siapa wanita tersebut, wanita itu pun mendekat ke arah Arsya dan berkata,
"Sudah tersadar tuan putri? Bagaimana tidurmu nyenyak bukan, setelah apa yang kau lakukan terhadap putraku hingga ia harus menikah denganmu, dan meninggalkan kekasihnya"
Sontak saja ucapan itu pun membuat Arsya langsung kaget, berarti yang di depannya ini adalah ibu dari suaminya dan lebih tepatnya mertuanya,"Maafkan Arsya bunda, Arsya tidak pernah ingin ada di posisi seperti ini, Arsya juga tidak mau untuk ada di sini, tapi ini jalan takdir dari Allah bukan salah Arsya bunda hiks...."
Tutur kecil jawaban Arsya,"Prak.....
"Prak.....
"Prak ......
Tiga kali tamparan itu mengenai kedua pipi Arsya perempuan cantik itu, bahkan cadarnya sampai langsung memerah karena terkena noda darah yang di buat oleh ibu mertuanya itu, Arsya hanya diam dan meneteskan air mata, dirinya juga tak ingin ada di posisi seperti ini, namun mengapa seakan ia yang telah menyebabkan ini semua,
"Tutup mulutmu sialan.....
Karenamu aku di tampar oleh suamiku sendiri, dan karenamu aku juga harus melihat putraku menderita atas pernikahan ini, dan kau tak pantas panggil diriku bunda aku bukan bundamu, sampai mati pun aku tidak sudih punya menantu sepertimu wanita jalang, yang berkedok bak malaikat"Ucapan tersebut sonak saja membuat Arsya mengeteskan air mata, sangat sakit ucapan mertuannya sampai menusuk hatinya,
Lantas sang mertua pergi begituh saja setelah apa yang ia lakukan puas,Di tempat lain, di waktu yang sama namun tempat yang berbeda seorang pria tampan yang bernama azmi syakala Alfarizi tengah menatap Poto saat Masi bersama sang kekasih pujaan hatinya sebelum kejadian ini, Poto dua tahun yang lalu,
Saat itu terasa indah, setahun setelah Poto itu ia pun memberanikan niatnya untuk melamar sang kekasih pujaan hatinya, membawa sang kekasih ke pesisir pantai yang di Bali,
Dia membawa cincin berlian dan sebuket bunga mawar serta kue ulang tahun, karena sang kekasih ulang tahun dan dia ingin melamarnya di saat ulang tahun sang pujaan hatinya,
"Sayang aku tutup mata kamu dulu ya"
Ucap Azmi kepada kekasihnya yaitu Aqila, Aqila pun menjawab,"Iyya sayang"
Di tutuplah kedua mata Aqila sang kekasih pujaan hati Azmi, pake kain hitam dan di tuntun berjalan ke pinggir pantai, tak lama terdengar alunan musik yang romantis, dan Azmi pun mulai membuka mata Aqila,
"Aku buka penutup mata ini, dan kamu hitung satu sampai tiga ya baru membuka mata sayang"
"Baik sayang"
Di bukalah kain penutup mata kemudian Azmi berlutut di depan Aqila sang kekasih, tak lama Aqila membuka matanya dan melihat Azmi kekasinya langsung memberikan cincin berlian di hadapannya sambil berkata,
"Will you marry me... Sayang"
Kemudian Aqila yang mendengar Azmi sang kekasih berkata seperti itu langsung menjawab,
"yes i want to marry you....
Akhirnya lamaran Azmi mengajak Aqila kekasihnya ke jenjang yang serius pun di terima, namun Azmi harus menunggu emat tahun lagi untuk menikah karena setelah itu Aqila pergi meneruskan kuliannya di Jerman,
Sekarang penantian Azmi sudah begituh panjang, kini harus kandas akibat insiden tragedi itu, bagaimana nanti setelah Aqila datang lagi, jawaban apa yang harus Azmi berikan ketika Aqila mengetahui semuanya, akankah Aqila Masi mau melanjutkannya setelah apa yang telah terjadi,
Azmi pun langsung memukul kaca yang ada di kamarnya,
"Prak .....
"Prak .....
"Kenapa tuhan di saat aku sudah merasakan yang namanya cinta, kini aku pun harus mengubur dalam-dalam rasa ini, aku sudah mencintai Aqila mengapa kau hadirkan orang baru di kehidupan aku tuhan, mengapa semua ini terjadi aku tidak kuat kalo harus seperti ini, lebih baik aku mati dari pada aku harus menyakiti kekasihku Aqila"
Azmi pun mengambil pecahan kaca tersebut dan mengiris nadinnya,
"Jika bersamanya aku tidak bisa, lebih baik aku mati agar lukaku tertutup oleh kain kafan"
Ucapan azmi pun langsung menancapkan pecahan kaca ke pegelangan tangannya dan Azmi langsung pingsan, dengan darah yang begituh banyak,
Jangan lupa komentarnya dan votenya, dan ikuti Ig aku ya....
Ig: selviya_enjelista35
Tiktok: selviyaenjelista 1
Bersambung.....
Terima kasih untuk yang sudah mampir baca di sini, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
perahu tak bertepi
Teen Fiction"Perahu tak bertepi" "Bukan aku yang dia mau, dan aku pun Hanya menjadi perahu yang berlayar Namun tak bertepi tak menetap di Hatinya, aku mempunyai raganya namun Hatinya bukan untukku, aku seperti Berlayar namun tak tau arah tujuan di Mana tempatku...