Lelah

0 0 0
                                    

Pada akhirnya sampai di dunia kerja. Yang nyatanya tidak seindah yang dibayangkan.

Aku mulai dengan menjadi guru les di rumah, ku jalani ketika aku masih kuliah dan waktu itu masih keadaan pandemi. Hitung-hitung mencari kesibukan di tengah kuliah online.

Ketika memasuki kegiatan skripsi, aku mulai bekerja menjadi guru pendamping di sebuah sekolah swasta.  Awal yang tidak terbayangkan memang. Sekedar mencari pengalaman, namun sampai pada 1 tahun.

Guru pendamping bagi ABK, masih sejalan dengan jurusan kuliah yang ku ambil. Awal memiliki teman yang banyak di satu angkatan tersebut. Lama-kelamaan mereka pergi, tinggallah saya disitu dengan guru-guru pendamping yang baru.

Suasana kerja disana memang tidak begitu cocok dengan keadaanku. Namun aku mencoba bertahan, dan aku bertahan sampai 1 tahun hingga saat ini. Seperti menikmati pengalaman kerja tersebut.

Nyatanya? Beban yang aku bawa ternyata berat. Adanya rasa menyesal pada titik ini. Aku menyesal sudah masuk kesitu. Aku menyesal telah mengambil kuliah jurusan itu. Aku menyesal tidak bisa melakukan yang terbaik selama ini.

Aku hanyalah beban bagi orangtuaku. Aku hanyalah beban bagi tim di sekolahku. Aku merasakan hal tersebut. Aku sadar diri, bahwa aku tidak akan bisa memenuhi keinginan mereka. Aku tidak bisa seperti yang mereka menjadi penopang. Aku adalah aku. Aku si paling beban.

Awalnya keluarga mendukung untuk mencobanya. Namun pada akhirnya mereka menuntut terlalu banyak. Ya memang salah. Beban kerja yang banyak tidak sebanding dengan apa yang di dapat. Dan apa yang didapat tidak sebanding dengan kebutuhan.

Aku juga merasa kurang, namun aku sadar diri memang kemampuan ku sampai situ. Sulit bagiku untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik ku. Mereka selalu menuntut untuk mencari kerja yang enak dengan gaji yang besar. Aku juga ingin.

Namun apa? Aku tidak bisa menemukan yang sesuai dnegan karakteristikku. Aku akan kesusahan apalagi tetap memaksa. Aku akan sulit lagi untuk beradaptasi.

Lelah rasanya ketika selalu dibandingkan dengan yang lain. Pada dasarnya aku juga ingin mempunyai uang banyak. Ingin kerja enak. Tapi aku tidak bisa. Rasanya aku ingin seperti ini aja. Aku tidka bisa menuruti keinginannya mereka. Aku kesulitan.

Setiap hari mereka menuntutku. Mereka medesakku. Dengan dalih, gak pengen ta punya uang banyak. Aku juga ingin. Aku juga iri dengan mereka yang bisa menghasilkan uang banyak. mereka yang bisa memenuhi kebutuhan orangtuanya. Memberi uang saku ke adikknya. Aku juga ingin.

Aku harus apa? Aku lelah. Aku ingin nyerah. Tapi bagaimana? Sesulit inikah jadi dewasa. Aku ingin jadi anak kecil saja, yang hanya mengenal bermain dan bermain.

Menjadi dewasa itu melelahkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Curhat KuyyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang