Seminar Proposal

1 0 0
                                        

Seminar proposal.
Hal yang selalu ditunggu bagi pejuang skripsi. Step awal menuju gerbang kelulusan. Bahagia donk pastinya setelah selesai seminar proposal?? Yaa memang bahagia, setidaknya sudah berhasil melewati satu step.

Aku bahagia??
Bahagia donk
Ya walaupun terkesan mendadak, tapi aku mampu mempersiapkan dengan baik.

Nyatanya??
Bahagia diluar namun menyakitkan didalam. Seminar proposal yang ditunggu-tunggu akhirnya aku bisa laksanakan. Namun, terjadi ganggua saat proses seminar, membuatku down selama acara.

Bayangkan! Sudah mulai presntasi, namun jaringan internet tidak stabil, membuat presentasi terhenti lama. Mencoba beberapa cara, namun tidak mendukung. Sehingga presentasi tidak dapat dilanjutkan.

Sedih??? Jelas.
Sudah mempersiapkan sedemikan rupa, tetapi pelaksanaan tidak maksimal.

Menyesal? Pasti
Ingin rasanya mengulan kembali. Tapi tidak mungkin. Akhirnya hanya bisa meratapi kejadian tersebut.

Aku bahagia. Bahagia banget. Tapi, terasa tidak puas. Ada hal yang menjanggal yang terasa menyakitkan.

Aku tersenyum. Aku perlihatkan rasa bahagiaku. Tapi tidak memperlihatkan kesedihanku. Ya biar aku aja yang ngerasain. Mereka tidak bisa merasakannya.

Teman??
Hanya sebagai formalitas saja. Iya, cuma sekedar begitu. Setidaknya aku masih bisa meminta bantuan kepada mereka. Mereka memberikan dukungan kepadaku. Mereka membantuku. Tapi mereka tidak selalu ada. Dan aku juga tidak bisa terus menerus bersama mereka. Mereka punya pertemanan sendiri. Mungkin hanya aku yang tidak punya.

Aku lemah dalam bergaul. Itu nyata. Aku tidak suka berpergian, aku tidak suka keramaian, aku suka berdiam diri dikamar. Aku introvet. Aku juga mungkin anti sosial.

Aku menganggap mereka satu-satunya, tapi mereka anggap aku salah satunya.

Nangis dalam diam itu nyesek. Harusnya hari ini aku bahagia, tapi malah nangis. Iya aku masih kecewa. Ku iri. Temnku bisa mengekpresikan kebahagiaan setelah sempro dengan cerianya.

Aku?? Tenang. Ada kok yang masih inget aku. Mereka mengucapkan selamat atas sempro yang telah aku lakukan. Tapi beda cara pengungkapannya lahh. Emang siapa aku sampe harus ada yang spesial. Masih untung lah ada yang ngucapin.

Pengenny itu, aku aja sendiri yang tampil ke dosen. Tidak perlu ada audiens. Tidak perlu ada yang tau kalo aku sedang sempro, atau nanti saat sidang.

Karna kalo aku melakukan kesalahan, biar aku aja yang tau. Mereka jangan. Itu semakin membuat rasa tidak percaya diriku meningkat. Aku takut tidak berhasil. Aku malu.

Ya seperti hari ini, aku kecewa, aku malu, aku menyesal, aku sedih, aku bahagia.

Curhat KuyyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang