bab 4

26 6 3
                                    

Matahari cerahpun akan hujan dengan tiba tiba, meski candaan sering terlontar pada bibir,dan meski perasaan bisa berbohong, namun mata bisa menjelaskan semua, dia akan menangis jika mau.

                               ***

Hari ini laras, gina dan juga syafa, mereka telah janjian untuk menonton bioskop, menonton film romantis berjudul tenggelamnya kapal van der wijck. Ini ke 3 kalinya mereka menonton film yang sama, semua itu mereka lakukan demi menemani sahabat mereka gina oktavia. Katanya untuk mengenang sang kekasih, yah! Gina memiliki kekasih, mereka telah menjalin kasi selama lebih dari 6 tahun, sayangnya kisahnya seperti film van der wijck, di mana dirinya dan kekasih bagaikan langit dan bumi, kekasihnya memiliki keluarga serba ada sedangkan dirinya hanyalah wanita biasa. Hingga 2 tahun lalu sang kekasih meninggal akibat kecelakaan, saat akan membawakannya hadiah perpisahan mereka bersdua.

"Kalian beli tiketnya dulu, aku mau ke kamar mandi" ucap laras

"Yoi.. kamu mau pesan minuman apaan, entar aku pesanin" tanya syafa

"Mmm gran tee ajah, jangan lupa sama popcorn nya" ucap laras kemudian pergi

"Ok sip lah" seperginya laras ke kamar mandi, syafa segera memesan tiket dan juga bekal mereka sebelum masuk ke dalam bioskop.

"Gin.. lo ngak apa apa kan?" Tanya syafa ketika melihat sahabatnya berwajah senduh.

"Hah.. aku ngak apa apa kok fa.." jawab gina kemudian tersenyum.

"Beneran kamu ngak apa apa?" Tanya syafa memastikan.

"Iyah beneran, bestiku yang paling baik" ucap gina sembari memeluk syafa dari arah samping.

"Kalau gitu nih kamu pegangin popcorn sama minuman laras"

"Ngak ah, nunggu laras ajah yang ambil sendiri"

"Ih dasar yah"

"Biarin, aku lagi bermalas malasan hari ini"

Sedangkan di lain sisi laras baru sajah keluar dari kamar mandi, dan bergegas kembali di kasir tiket bioskot tepatnya kepada kedua sahabatnya.

"Laras?" Suara lelaki memanggil, laras kemudian menoleh ke arah belakang.

"Iyahh..?" Jawab laras sambil celengak celengok ke arah samping kiri kanan, takut jika bukan dia sebenarnya yang di panggil, bisa bisa dia malu sendiri.

"Kamu laras kan? Pacaranya haru" tanya pria itu

Hening sesaat sebelum laras menjawabnya.

"Maaf siapa yah?" Jawab laras binggung.

"Ya ampun kamu lupa sama aku ras, aku faris.. masih ingat ngak kamu? aku temannya haru" laras kini mengingatnya, faris sahabat haru sekaligus mantan ketua osis di SMAnya dulu.

"Eh kak faris, iyah aku ingat kak, maaf yah aku sempat lupa soalnya kak faris banyak berubah sekarang" jawab laras jujur.

memang dulunya lelaki yang bernama faris itu memiliki banyak idola karena ketampanannya dan bodinya yang sispack karena sering berolahraga. namun sekarang dia banyak berubah, badannya yang agak berisi dan perutnya yang mulai buncit, rambutnya yang juga mulai rontok, terlihat dari bagian tengah kepalanya sudah mulai keliatan kulit kepalanya.

"Ahh bisa ajah kamu ras, ini semua karena pekerjaanku yang sangat sibuk, aku tidak sempat mengurus diri, untungnya aku mendapatkan istri yang mau menerimaku apa adanya"

"Kak faris udah nikah? Kok ngak undang undang"

"Hahaha maaf yah, aku ngak sempat ngundang kalian, soalnya aku nikahnya di amerika"

PEMILIK LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang