"Hehehe, maaf. Kita sekarang jarang berpapasan di kampus, aku merindukanmu pak dosen."Ucap Winter dengan ceria yang hanya dibalas diam oleh Jenderal.
Mereka sampai di lantai tiga, dimana terdapat kelas fotografi yang artinya Winter dan Jemima harus turun terlebih dahulu.
"Mari, Mr." Ucap Jemima setelah membungkuk dan meninggalkan Jenderal di lift sendirian.
Setelah pintu lift tertutup, Jemima menghela nafas. Rasanya sejak tadi ia berhenti bernafas karena merasa sesak di dada nya, entah mengapa.
"Kak? are you okay?" Ucapan Winter menyadarkan Jemima dari lamunannya, ia tersenyum tipis kemudian mengajak Winter untuk segera masuk kelas.
"Oppa? apa artinya ini?" - batin Jemima selama di kelas, ia heran mengapa ia mesti memikirkan hal yang tidak ada sangkut pautnya dengannya.
Mungkin saja ada? karena dia menyukai Winter dan rupanya Winter memiliki kekasih seorang dosen? Entahlah, rasanya seperti ada yang mengganjal.
***
Kelas sudah selesai, setelah berpisah dengan Winter, Jemima menghubungi Haeckal untuk sekedar mengabari saja. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka sejak awal kuliah.
"Sedang apa? aku sudah selesai kelas."
"Oh, aku juga baru selesai!"
"Aku tunggu di cafetaria."
"Okay friedo!"Jemima menutup telepon setelah Haeckal mengiyakan sarannya.
"Sepertinya aku harus ke toilet." Gumam Jemima dan hendak pergi ke toilet untuk mencuci wajahnya yang terasa kusut.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat dua orang insan diujung sana yang nampak familiar. Benar, ada Winter yang tengah mengobrol dengan Jenderal.
Entah mengapa Jemima malah membeku ditempat ketika melihat senyum Jenderal terpancar disana, senyum yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Lalu tiba-tiba kepalanya pening dan ingatan yang ingin ia lupakan itu muncul dalam benaknya.
"Argh, sial! ada apa ini." Ucapnya kemudian menepuk kepalanya pelan, berusaha menyadarkan diri sendiri namun tubuhnya malah bergemetar hebat, dengan cepat ia beranjak menuju toilet yang memang dekat dari sana, mencari pil penenang yang selalu di bawa kemana pun ia pergi.
Tubuhnya Tersandar ke dinding toilet setelah degupan kencang dijantungnya mereda, Jemima mengatur nafas berusaha memahami apa yang tengah terjadi dan mengapa ada Jenderal di ingatan masa kecilnya.
Sementara itu diujung sana, Jenderal menyadari kehadiran Jemima dan memandang punggung sang empu yang terlihat dalam kondisi tidak baik, hingga hilang di balik koridor.
"Oppa? Lihat apa?" Ucap Winter sambil mengikuti arah pandang Jenderal namun tidak ada siapa siapa disana.
"What are you looking for?" Tanya Winter lagi karena tidak mendapati jawaban dari Jenderal.
"Nothing." Jawab Jenderal singkat kemudian mengangkat ponselnya setelah melihat ada panggilan telepon disana.
"Pahami yang saya ucapkan tadi, Winter." Ucap Jenderal lagi dan meninggalkan wanita itu sambil mengangkat telepon yang nampak urgent tanpa menunggu jawaban dari Winter.
Sementara itu, Winter menatap heran Jenderal kemudian pergi meninggalkan tempat.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. LEE (ON GOING!)
RomanceLee Jenderal, seorang dosen blasteran korea yang memiliki paras tampan, hidupnya yang semula membosankan mulai berubah semenjak pertemuan tidak di sengaja dengan salah satu mahasiswa di kampusnya, Naresh Jemima. Ia yang acuh pada sekitar dan terken...