Sudah 3 hari tay berada di rumah mereka membuat singto tak leluasa bersama krist.
Krist juga sudah sembuh dan mulai berkerja lagi sekarang, tetap saja saat krist pulang mereka tak bisa berbuat apa-apa karna ada tay mengingat jika rumah mereka hanya rumah biasa tak kedap suara.
Singto sudah sangat merindukan sentuhan suaminya itu namun tay seperti tak peka akan hal itu, apa boleh menginap di rumah adik yang sudah menikah begitu lama?
"Phi kapan pulang" ucap singto.
"Kamu mengusir ku?"
"Tentu saja, aku sudah tak merindukan phi lagi sekarang. Silakan pulang besok" ucap singto.
"Libur kuliah ku masih satu minggu, kamu benar-benar adik durhaka"
"Ckk, baiklah jangan salahkan aku jika phi mendengar suara aneh nanti malam"
"Suara apa?"
"Suara orang bertengkar"
"Kalian bertengkar?"
"Iya"
"Apa dia melakukan kekerasan pada mu?"
"Iya" ucap singto, mengingat jika krist memang suka menampar pantatnya dan berbuat kasar saat mereka bermain di ranjang.
"Shit! Aku akan memarahinya nanti jika dia pulang berkerja"
"Kenapa di marahi?"
"Dia mengasari mu!"
"Aku suka di kasari"
"Bodoh, apa otak mu sudah rusak sekarang karna sering di pukul olehnya?"
"......"
Pukul 5 sore krist pulang berkerja, baru saja ia menginjakkan kaki di rumah ia sudah di tatap tajam oleh kakak iparnya itu.
"Kenapa phi?" Tanya krist, yang tak mengerti apa-apa
"Apa kamu sering berbuat kasar dengan adik ku?"
"Tak pernah" ucap krist.
"Singto bilang kamu sering berbuat kasar padanya!"
"Sing, kapan aku berbuat kasar pada mu, bukankah kamu yang selalu memukul ku?" Ucap krist, mengingat jika singto bahkan sudah dua kali memukul wajahnya sedangkan dirinya? Kapan dia melakukan itu?
"Saat di ranjang, bukankah kamu sering berbuat kasar dan menampar pantat ku?" Ucap singto.
"Shit!" Ucap krist dan tay secara bersamaan.
"Maksud phi bukan itu, sing!" Ucap tay.
"Selain itu tak pernah phi, itu sebabnya KAPAN PHI PULANG!" Ucap singto.
"Sing, tak boleh seperti itu dengan phi tay" ucap krist.
"T-tapi sudah 3 hari kita tak melakukan itu" ucap singto.
Krist menghampiri singto kemudian menutup mulutnya, sedangkan tay benar-benar tak menyangka jika singto bukan adik kecilnya yang polos seperti dulu lagi sekarang.
"Phi boleh menginap di sini selama yang phi mau" ucap krist.
Tay hanya mengangguk, kemudian keluar dari rumah ingin melihat-lihat kampung itu.
"Jaga ucapan mu" ucap krist pada singto.
"Apa kamu sudah gajian?"
"Seminggu lagi, memangnya kenapa?"
"Besok jadwal ku periksa kandungan"
"Aku akan mengantar mu besok"
"Apa uangnya ada?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong love ✓
Short StoryIni hanya kisah kenakalan anak remaja di masa sekolah, sesuatu yang tak seharusnya di lakukan oleh anak remaja seusia mereka malah di lakukan oleh keduanya, hingga kejadian tak terduga menimpa mereka dan membuat keduanya terpaksa harus putus sekolah...