Beberapa bulan berlalu, usia kandungan singto sudah 9 bulan sekarang, membuat tubuh singto semakin bulat dan jujur sedikit gemuk. Tapi krist tak pernah mengatakan itu, ia hanya ingin menjaga perasaan singto dan tak mau singto marah padanya.
Perihal krist mengatakan tubuhnya sedikit berisi beberapa bulan yang lalu saja masih suka di bahas oleh singto hingga sekarang, apa lagi jika krist mengatakan dia benar-benar gemuk.
Tubuh kecil singto sudah kelelahan membawa perutnya yang kian membesar, singto menjadi lebih sering rebahan dan tak melakukan apa-apa dan krist mengambil alih semua tugas singto di rumah.
Krist tak masalah pulang berkerja jika harus memasak dan membereskan rumah lagi, dari pada harus mendengar celoteh singto yang mengatakan jika dia suami yang tak bertanggung jawab hanya karna tak mau membantunya membereskan rumah, singto benar-benar semakin keterlaluan sekarang.
"Krist, aku lapar. Apa kamu sudah selesai memasak?" Tanya singto, sembari menghampiri krist di dapur.
"Sudah" ucap krist sembari menata makanan di atas meja.
Mereka makan malam bersama dalam diam.
"Setelah ini pijitkan tubuh ku" ucap singto.
"Iya" jawab krist.
Tadi krist yang memasak dan sekarang giliran singto yang mencuci piring bekas mereka makan.
"Aku tak mau hamil lagi jika seperti ini" keluh singto.
"Kenapa?"
"Perut ku benar-benar sakit dan sering kram. Apa lagi bayinya sangat aktif bergerak akhir-akhir ini"
Singto merebahkan tubuhnya di kasur dan memiringkan tubuhnya, karna jika terlentang dia akan merasa sesak.
Krist memijit punggung dan pinggangnya, agar meringankan rasa sakit yang di rasa singto.
Terdengar suara tangisan singto membuat krist menghentikan kegiatannya.
"Kenapa?" Tanya krist lembut.
"Hikkss.. a-aku tak mau seperti ini"
"Sebentar lagi kamu melahirkan, tubuh mu akan kembali seperti semula"
"Kamu mengejek ku gemuk lagi sekarang!!"
"Tidak, jadi maksud mu apa yang tak mau seperti itu?"
"Perut ku benar-benar besar sekarang, aku tak mau seperti ini"
"Walau perut mu membesar, tubuh mu gemuk, aku tetap mencintai mu" ucap krist.
"Cih, bohong!!"
"Apa dengan perlakuan ku selama ini tak bisa membuktikan itu? Aku sangat mencintai mu, tak peduli dengan bentuk tubuh mu"
Singto melihat jika tangannya juga sedikit berisi sekarang, benar-benar seluruh tubuhnya telah berubah sekarang.
Krist memberi gigitan kecil di hidung singto kemudian tersenyum.
*Cupp... Satu kecupan mendarat di bibir singto, krist mendekatkan wajahnya lagi dan menggigit kecil bibir tersebut.
"Kamu tak pernah berubah dan masih suka menggigit tubuh ku" ucap singto.
Krist hanya tersenyum dan mengusap perut singto, sang bayi memberi respon dengan menendang perut papanya membuat krist tersenyum bahagia.
Terdengar suara mobil berhenti di depan rumah mereka membuat krist beranjak dari ranjang dan berjalan ke depan.
"Mommy... Daddy" ucap krist bahagia, saat melihat kedatangan kedua orang tuanya.
Krist memeluk kedua orang tuanya, karna ini memang kali pertama kedua orang tuanya mengunjungi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong love ✓
Short StoryIni hanya kisah kenakalan anak remaja di masa sekolah, sesuatu yang tak seharusnya di lakukan oleh anak remaja seusia mereka malah di lakukan oleh keduanya, hingga kejadian tak terduga menimpa mereka dan membuat keduanya terpaksa harus putus sekolah...