3. Penghayal Cilik

7 0 0
                                    

Tak peduli apa yang akan terjadi
Yang kuinginkan saat ini
Kau bersamaku disini

●○○○●















Siapa sangka kita akan duduk bersama?
Tertawa lepas beralasan khayalan seorang Nakula.
Adipta, jika waktu bisa diulang kembali, aku ingin berkata

"Kaluna suka Nakula"















●○○○●

Si Penghayal Cilik. 2014.
Kala itu kita sejajar, menikmati masa sekolah bersama. Rasa kagum tak dapat ku bendung lagi.

●○○○●











.
.
.

"Peringkat 3, Kaluna Agninata"

"Peringkat 4, Nakula Adipta"

Dengan senyum tengilnya dia duduk disamping Luna. "Hehe, bisa sebangku juga kita" ucapnya.

Satu kata yang kusebutkan dalam hati, bencana.

Sialnya lagi dibelakang Luna dan Nakula sudah ada 2 bocah gemblung titisan Nakula, yang seakan bilang "wah asyik nih, siap-siapin bahan buat ngeledek Kaluna"

Tidak sampai dalam waktu 2 menit. Mereka sudah memulai aksinya.

"Lun, tolong terima cinta Nakul-kul dong biar kita dikasih PJ (pajak jadian)"

Dasar bocah SD, yah, seperti ini masa sd ku ya, tolong jangan dihujat, ini hanya bocil polos yang sok tau sama cinta-cintaan.

Tapi sekali lagi, "amit-amit deh sama nakula" ucapan yang keluar dari mulutku.

Aku tahu kamu marah setiap kalimat itu terucap. Tapi, dip, sebenarnya aku hanya malu.

Selama duduk bersama Nakula Adipta, pasti selalu dijadikan bahan jahil, tapi tidak begitu parah.

Yang baru Luna temui saat bersama Nakula adalah dia penghayal yang handal, mungkin karena masih bocah jadi imajinasinya masih tinggi. Nakula selalu membicarakan game yang Luna sendiri tidak mengerti, asal ucap iya Nakula akan tersenyum.

Kaluna suka saat Nakula tersenyum.

Seringkali khayalannya begitu tinggi sampai diluar nalar. Seperti ingin hidup bersama dunia game dan menciptakan teknologi canggih, yahh dasar bocah. -jangan lupakan Kaluna juga bocah pada saat itu.

Kamu ingat tidak, dip. Waktu kamu di marahi guru karena kamu kebanyakan berkhayal jadi ucapan mu itu aneh, lalu semua anak kelas tertawa, kamu disitu kikuk banget seperti bukan Nakula.

Tapi Kaluna jadi tahu, Nakula yang selama ini ia anggap tengil, dan tidak jelas itu, ternyata memiliki otak yang luar biasa.

Kaluna juga suka orang yang pintar.

Intinya, Kaluna menyadari. Bahwa ia ingin tahu apakah perasaan Nakula seperti apa yang dikatakan Arkan dan Alfan?

Kaluna mau menyukai Nakula juga.


















Nakula Adipta || LHC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang