PROLOG

0 0 0
                                    

Seorang lelaki pendiam yang tidak tersentuh terutama dengan seorang perempuan yang ada di sekitarnya.

Sejak ia berumur 8 tahun bernama Izran, dia tidak ingin tersentuh dengan orang lain atau sampai berbicara dengan mereka.

Ketakutan atas pandangan kasihan dan hanya ingin tahu membuat dia semakin jauh dari lingkungan sosial.

Perubahan datang saat dia masuk kampus ternama, UHAHA (Universitas Harapan Haditama). Ia dipertemukan dengan tiga orang lelaki yang akhirnya menjadi sahabat dekatnya, yaitu Aizan, Zidan, dan Zaki.

Walau mereka bertiga membuat  Izran lebih terbuka dengan lingkungan kampusnya, namun tetap tidak bisa mengubah dia tidak ingin menatap apalagi berdekatan dengan perempuan.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan perempuan di rumah salah satu sahabatnya, Aizan. Untuk pertama kalinya Izran terdiam membisu saat melihat perempuan dan bisa menatap sampai lebih dari 3 detik.

***

Masa lalunya membuat dia takut untuk melihat orang lain kecuali keluarganya, ketakutan akan lelaki dewasa bahkan membuat dia dulu takut untuk melihat papah dan adiknya sendiri.

Akhirnya keluarga pun memutuskan untuk menjauhkan dirinya dari lingkungan sosial dan jauh dari banyak orang.

Walau ketenangan mulai datang saat dia sudah jauh dari keramaian, tapi ingatan itu terus datang sehingga dia masih tidak ingin berdekatan bahkan melihat seorang lelaki dewasa.

Namun begitu, keluarga tidak bisa berjauhan lama dengan putri cantiknya sampai memutuskan untuk membawanya kembali ke rumah mereka.

“AKKHHHHHH JANGANNN!!! LEPASSS!!!! SAKITTTT!!!”, teriak Aira lantang yang berhasil membangun mamah dan papahnya yang segera menghampiri putrinya.

“Kak Raa bangunn sayanggg”, ucap Nita sambil menepuk pelan pipi putrinya.

“Mah.. Raa takut..”, ucap Aira lirih sambil memeluk mamahnya.

“Mamah di sini sayang”, Nita membalas pelukan Aira.

Aizan pun datang setelah mendengar pergerakan papah dan mamahnya yang berlari cepat ke kamar yang letaknya di halaman belakang.

Aizan dan papahnya hanya bisa terdiam menyaksikan anak dan ibu itu berpelukan.

Aira AmeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang