BAB II (Main)

0 0 0
                                    

Jam kelas kedua pun sudah selesai…
Izran, Zaki, Aizan, dan Zidan janjian di tempat biasa, dimana lagi kalau bukan kantin.

Tempat duduk mereka ada di ujung dekat dengan taman jadi mereka bisa lihat orang yang sedang makan di kantin atau yang duduk di taman.

“Jadi pada mau pesen apa?”, tanya Aizan.

“Spaghetti sama americano”, kata Zidan.

“Nasi iga bakar sama americano”, jawan Izran.

“Es coklat sama nasi iga ped.. akhh sakit Zan!”, ucap Zaki kesakitan sambil memegang telinganya”.

“Lu ikut gue, enak aja nyuruh-nyuruh”, kata Aizan sambil melepaskan tangan dia dari telinga Zaki.

“Lah, giliran Zidan sama Izran boleh nitip. Diskriminasi nih!”, kata Zaki kesel.

“Hahahaha sabar ki, ujian tuh”, tawa Zidan yang melihat muka melas Zidan.
Izran yang melihat kelakukan temannya itu hanya bisa tersenyum tipis.

“Berisik, udah buruan laper nih”, kata Aizan sambil menarik tangan Zidan.

Setelah Aizan dan Zaki memesan dan membayar tidak lama pesanan mereka pun datang dan sudah siap di atas meja, mereka pun mulai menyantap makanannya masing-masing.

“Guys main yuk ke rumah Aizan”, Kata Zaki tiba-tiba.

“Apaansih, dimana-mana yang ngajak main yang nawarin rumahnya, ini kenapa ke rumah orang coba”, ucap Aizan kesel.

“Eh iya Zan main di rumah lu, udah lama gak kesana, mau liat tante Nita yang cantik”, kata Zidan.

“Gak! Males! nanti mamah gue lu godain, mana papah gue lagi keluar kota”, ucap Aizan tambah kesel denger ucapan Zidan.

“Nahh ituu, pas banget”, kata Zidan yang seneng godain Aizan.

“Gak gila!”, kata Aizan sinis yang disambung gelak Zaki dan Zidan.

“Iya zan, ke rumah lu aja, kemarin-kemarin udah ke rumah Zaki sama Zidan, minggu lalu ke rumah gue. Sekarang ke rumah lu aja”, ucap Aizan yang tiba-tiba ikut dalam percakapan.

“Hmm oke deh zran”, kata Aizan melas.

Setelah percakapan itu mereka berempat pun lanjut menghabiskan makanannya sambil memperhatikan mahasiswa/i yang sedang melakukan aktivitasnya masing-masing.

Setelah selesai makan, mereka langsung menuju parkiran kampus. Aizan dan Zidan menaiki mobil kesayangan mereka, sedangkan Izran dan Zaki lebih menyukai bepergian dengan motor besarnya.

Sampai di rumah Aizan, mereka disambut oleh keheningan rumah yang ternyata mamah Aizan pergi acara ke rumah saudaranya.

“Ahh kalau tau begini gue gak dateng deh, tante Nita gak ada”, kata Zidan frustasi.

“Diem deh Dan, jangan sampe gue dorong dari tangga nih”, ucap Aizan kesel. Sebenarnya Aizan anak yang baik, sabar, dan kalem, tapi dia selalu frustasi kalau harus ngehadepin dua sahabatnya itu sampe gak bisa sabar lagi.

Mereka berempat pun menaiki tangga karena kamar Aizan ada di lantai dua. Sebenarnya mereka hanya bermain PS atau alat olahraga yang ada di rumah Aizan dan di rumah yang lain pun sama tapi bedanya alat olahraga ini cuma ada di rumah Aizan karena Aizan aja yang paling suka olahraga. Tapi entah kenapa mereka malas kalau harus bermain di luar dan lebih suka main di rumah salah satu dari mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aira AmeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang