CHAPTER 8

339 56 8
                                    

Ruangan yang terbilang besar itu dipenuhi oleh semerbak bau alkohol. Ya, sedang berpesta alkohol sepertinya. Asap rokok pun berterbangan kemana-mana.

Ting!!

Kedua laki-laki itu duduk berdampingan sembari menyesap puntung rokoknya masing-masing, dan dilanjuti dengan meminum alkohol. Sungguh nikmat.

"Lancar?" tanya seorang pria yang baru saja tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lancar?" tanya seorang pria yang baru saja tiba.

Dia menaruh barang-barang bawaannya ke atas meja, menggeser beberapa botol bekas alkohol yang baru saja 2 pria itu minum.

Mereka berdua serempak mendongak. "Tidak sepenuhnya. Ada beberapa kesalahan yang membuat permainan sedikit tidak seru," jawab pria yang lebih pendek itu.

"Apa?!"

"Aku sudah mengorbankan diriku sampai babak belur, dan kalian mengatakan bahwa permainannya tidak sempurna?!" ujarnya tak percaya.

"Bahkan ada pria sok yang menghajar wajahku," lanjutnya dengan memegang bagian wajahnya.

"Kim Seokjin?" tanya pria yang lebih tinggi.

"Bukan Hyung... Entah dari mana laki-laki shibal itu datang. Sepertinya dia yang telah membongkar permainan kecil kita."

Mungkin beberapa dari kalian mengetahui identitasnya. Ya, yang berbicara di atas tadi adalah Seungkwan.

"Kau ingin dia masuk ke dalam permainan kita?" tawar pria tinggi itu.

Raut lesu yang ditampilkan Seungkwan seketika berubah senang kala mendengar kalimat itu.

"Apakah boleh?" tanya Seungkwan bersemangat.

"Sebenarnya permainan selanjutnya sedikit ekstrem, kemungkinan akan membuat wanita jalang itu menggila."

"Hey, siapa yang kalian sebut wanita jalang?" saut seorang wanita berada yang tidak jauh dari sana.

Ketiganya menoleh. "Kau datang?" sambut pria yang lebih tinggi itu.

Wanita itu melangkah mendekat, dan langsung duduk di pangkuan pria yang lebih tinggi itu. "Tentu saja aku datang. Bukan kah kehadiranku ini jadi salah satu hadiah favorit yang kau terima, hm?" tanya wanita itu sembari mengalungkan tangannya.

"Mulai lagi." Seungkwan memutar matanya malas.

Pria yang lebih pendek itu memilih untuk pergi dari sana, tentu saja setelah berpamitan. Tak hanya dia, Seungkwan juga memilih pergi dari sana. Sepertinya mereka berdua mengerti akan situasinya.

Kini dua sejoli itu sudah saling bertautan. Si pria menekan kepala si wanita guna agar memperdalam ciumannya. Hidung mereka kerap sekali bertabrakan kala melakukan adegan itu.

Pria itu mengelus punggung wanita itu dengan lembut. Bunyi kecipak-kecipuk menggema di ruangan itu, membuat keduanya semakin gencar. Tangan wanita itu tidak diam saja, kini bahkan sudah berhasil melepas seluruh kancing di baju sang pria.

Ain't My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang