4

29 3 4
                                    

Selama kurang lebih satu jam asik dengan PR kimianya, Degga baru benar-benar tersadar atas apa janjinya pagi tadi. "Astaga! Gue lupa, Tha! Tadi ada janji sama Illa jam sepuluh! Aduh lupa kan gue. Nanti di lanjut ya. Maaf gue buru-buru! Makasih, Tha sebelumnya! Bye!" Degga yang terlihat sangat panik langsung keluar dari rumah orang tua Jitha tanpa mendengar teriakan lagi dari perempuan yang berdiri di ambang pintu. "Ya sudah kalau lo emang kaya gitu, Deg. Gue bisa apa. Hehe." Jitha membatin sambil tersenyum (palsu). Ya, mungkin ini seperti apa yang kalian bayangkan, tetapi mungkin juga tidak.

Di perjalanan menuju rumah Fevilla, ia mengecek Androidnya. Ia nampak terkejut karena ada beberapa pesan LINE dan pesan SMS yang masuk, dan pastinya semua dari gadis yang ia paling sayangi setelah Ibunya.

"Aduh, Illa nya beneran tidur nggak ya?" Ia menelfon Illa, tetapi tidak di angkat juga. Sampai panggilan ke-10 pun juga tak diangkatnya.

"Illa! Maafin gue lupa!" Teriak Degga sesampainya di depan pintu rumah Illa. Di gedor-gedor pula pintu rumah itu, sampai sang empu rumah membukakan pintu.
"Ngapain ke sini? Huh? Baru juga mimpi ketemu calon imam setelah ngg.. Ish ganggu aja! Sana pergi!" Raut wajahnya menampakkan sedikit kecewa. Pasalnya, sahabatnya itu sudah mengingkari rencana mereka berdua.
"Sorry, deh. Gue beneran lupa. Tadi lagi ngerjain tugas Pak Andri." Laki-laki itu menggaruk belakang telinganya, yang berarti dia berada dalam situasi antara akan berbohong atau tidak.

"Oh gitu. Dimana? Kok nggak minta bantuin gue aja?" Tatapan tampak mengintimidasi ia tujukan pada orang di depannya itu.

"Ngg.. Di rumah lah. Mau tempat siapa lagi? Tadi HP gue silent. Jadi semua pesan lo gue nggak tahu. Maaf ya?" Ia pasang senyum terbaik, namun dengan sedikit bumbu 'tidak enak' di dalamnya.

"Iya gue maafin. Tapi gue jadi males keluar. Udah keburu ngantuk dan ya, lo tahu 'kan hobi gue apa"

"Yah kok lo gitu sih. Ayo lah, Il. Please." Puppy eyes nya benar-benar tidak bisa untuk di tolak oleh Fevilla. Akhirnya mereka pun berangkat ke kedai es krim tak jauh dari sekolahnnya.
————————————————–––––––––––
Di mulmed ada Jannina as Fevilla tuh. Hehe~ Selamat membaca! Yasshh! -Choistory.

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang