Sesampainya Degga di rumah, ia langsung merebahkan tubuhnya pada kasur kamarnya yang di penuhi nuansa biru laut.
"Duh PR papa Andri susah banget sih. Mana di kelas gue yang pinter pelajaran Kimia cuma Kajitha.. Apa gue minta bantuan dia aja ya?" ia tampak menimang handphone nya, tanpa lama ia mengirim pesan LINE pada Kajitha Altamira, salah satu teman baiknya sebelum ia bertemu Fevilla juga teman di kelas X IPA 3.
To:KajithaAl: Tha, lagi dimana lo?
Kurang lebih 5 menit Degga menunggu chat masuk, akhirnya chat nya di balas oleh Kajitha.
From:
KajithaAl: lagi di tempat saudara gue,Deg. Kenapa?
NadeggaNL: gue mau tanya PR nya Pak Andri nih. Bisa nggak kira-kira lo jawab sekarang?
KajithaAl: lagi nggak bawa PR kali, Deg guenya. Nanti deh jam sembilanan lo ke rumah gue aja, kita ngerjain bareng. Gue udah pulang kok jam segitu.
Nadegga yang sedang memegang buah apel di tangan kirinya itu seketika memasang ekspresi sumringah karena akhirnya dia akan bisa mengerjakan PR guru 'kesayangannya' itu.
NadeggaNL: Gapapa banget lah kalau gue. Okay jam 9 ya? Ntar gue ke rumah lo. See you Jitha! Hihihi thanks banget yah btw!
Di rumah, Degga menyicil PR kimia nya, supaya dia tidak kelihatan bodoh di depan Jitha yang notabene seorang 'ahli kimia' di kelas nya. Dia pernah mengikuti lomba OSN beberapa bulan yang lalu, ia menjadi juara 1 tingkat nasional , dan membawa nama baik SMA Merah Putih ke kancah internasional walaupun sebagai runner-up. Prestasi yang sangat membanggakan!
Ia tak tampak sulit mengerjakan PR yang di berikan oleh Pak Andri, sang guru kimia itu. Hanya beberapa nomor saja yang ia tampak kebingungan, selebihnya ia lancar-lancar saja mengerjakannya.
Jarum pendek menunjukkan angka sembilan dan jarum panjang menunjukkan angka 2, Degga mengetikkan sebuah pesan LINE kepada Jitha.
NadeggaNL: Tha, gue ke rumah lo sekarang gimana?
KajithaAl: Okay. Tapi gue belum sampai rumah. Paling sepuluh menit lagi. Di rumah ada kak Arfe kok.
NadeggaNL: Okay deh. Gue siap-siap dulu kalau gitu.
Cowok yang berpakaian kemeja biru dongker yang tak lain adalah Nadegga terlihat santai tanpa ada suatu yang mengganjal di pikirannya. Tanpa ba-bi-bu lagi, ia segera ke rumah Kajitha yang berada tak jauh dari kompleks perumahannya. Hanya berjarak kurang lebih 4 blok dari rumahnya.
Tok...Tok...Tok...
Suara pintu yang di ketuk berulang kali itu tak segera dibukakan oleh si penghuni rumahnya. Sekali lagi Degga mengetuk pintu itu.
Tok...Tok...Tok...
Tak selang berapa lama, pintu di buka oleh seorang cowok yang mengenakan kaos v-neck warna biru dengan bawahan celana jeans selutut yang tidak lain adalah kakak Kajitha, Arfe.
"Hi brotha! Wazzup? Hahaha" Degga yang memang sudah sejak lama kenal dengan Kajitha jadi dekat dengan keluarganya, tak terkecuali kakak satu-satunya yang dimilikinya.
"Sok asik lo,Deg. Gimana kabarnya? Tumben main ke sini? Pasti ada maunya ya?" Arfe menjawab sapaan dari Degga dengan tampang coolnya.
"Tahu aja lo kak. Jitha belum pulang ya? Mau ngerjain PR nih"
"Belum, bentar lagi sih palingan. Orang cuma ke tempat saudara di perumahan sebelah. Masuk dulu aja sini." Lalu Arfe mengajaknya masuk ke rumah. Tampak sepi karena hanya ada Arfe di sana. Kedua orang tua Jitha yang bekerja sebagai pengusaha sukses sering pergi ke luar kota, alhasil mereka jarang ada di rumah. Tapi mereka tetap memerhatikan kedua anak mereka, tanpa ada hal kecil yang terlewatkan, termasuk hal percintaan.
"Om sama Tante kemana nih kak? Ke luar kota lagi?" tanya Degga dengan suara sedikit keras karena Arfe sedang di dapur membuatkannya minum.
"Yoi, Deg. Biasa orang sibuk hehe. Tapi katanya nanti sore pulang kok,"
"Kemana kak kali ini? Bisa kali ya pas lagi urusan kerjaan gitu sekalian liburan, terus ntar gue nya di ajak hahah," Degga tertawa renyah yang diikuti oleh Arfe.
"Ya gue sama Jitha sih pengennya gitu, tapi apadaya dua orang anak yang harus sekolah jadi nggak bisa ikut. Terus, ngajak lo? Siapa lo siapa gue hahaha" tawa jahat Arfe.
"Jahat amat sih lo, Ar. Sahabatnya adik lo nih guenya," kesalnya yang tanpa sengaja memanggil Arfe tanpa sebutan 'kak'.
"Eh by the way, gimana Fevilla? Masih galauin sahabatnya yang dulu itu? Siapa namanya?" Arfe mengalihkan pembicaraan.
"Ya gitu deh. Masih suka ngelamunin Abiyu. Gue udah ngasih tahu dia untuk mulai ngehubungin dia, bayangin aja deh lost contact tiga tahun sama sahabat, tanpa kabar sedikitpun. Gue nggaktahu apa penyebab pastinya mereka lost gini, asumsi gue sih gengsi cewek yang biasanya 'malas mendahului', gue kasihan juga sama dia. Sering melamun, kadang suka nggak nyambung pas di ajak ngobrol gara-gara kepikiran Abiyu terus-terusan. Tapi Alhamdulillah nya dua minggu terakhir ini dia udah nggak sering melamun." Ia bercerita panjang lebar tentang sahabatnya yang masih saja 'menggalaukan' Abiyu.
"Seriusan? Asumsi lain gue, dia itu cinta sama si Abiyu itu. Iya sih pasti sedih karena dia merasa seperti kehilangan salah satu anggota keluarga kalau mereka emang sahabatan banget."
Setelahnya, keadaan hening. Tak ada yang memulai percakapan lagi. Degga mengambil handphone di saku celananya, mengetik pesan untuk Jitha.
To:
KajithaAL: Cepetan dong tante, udah lumutan nih"Deg.." Arfe menepuk pundak Degga perlahan.
"Kenapa kak? Kayanya mau ngomong serius gitu"
"Lo, suka sama adik gue ya?" Mata Degga sedikit melotot mendengar pertanyaan yang menurutnya to the point itu. Tapi langsung tertawa terbahal-bahak.
"Hahaha. Enggak kok kak, Jitha itu temen gue plus sahabat gue yang paling gue sayang. Gue harus selalu menjaga persahabatan, nggak mau kaya yang di cerita teenfict yang pernah gue baca, sahabat jadi cinta, setelah salah satunya mengungkapkan kalau ada perasaan, eh malah saling ngejauh. And I hate about it" jawab Degga panjang lebar.
Kling klung
From:
KajithaAL: udah sampe belokan gang. Bentar.Degga membuka pesan LINE nya. Ia hanya membaca pesan itu. "Okelah kalau lo emang begitu. Yang pasti sih, jangan pernah nyakitin kedua sahabat lo itu ya. Mereka pasti juga sayang sama lo. Eh bentar, gue kok mendramatisir keadaan gini jadinya.." mereka berdua pun saling tertawa sampai tak sadar kalau Kajitha sudah ada di depan mereka.
"Ketawa aja terus sampai nggak sadar kalau gue udah di sini. Ngobrolin apa sih om-om ini?" Arfe dan Degga langsung melempari Jitha dengan bantal ruang tamu yang ada di dekatnya."Degga! Arfe! Lo tahu kampret nggak sih! Sakit, idiot. Hihh" ucap Jitha mencak-mencak. Sementara itu di jam yang sama di tempat yang berbeda, seorang perempuan sedang menunggu seorang laki-laki yang tak kunjung datang lagi ke rumahnya. Padahal mereka tadi sudah saling berjanji, untuk ia datang ke rumah pukul sepuluh pagi. Yap, siapa lagi kalau bukan Illa yang menunggu Degga. Ia mulai bosan selama lima belas menit tak ada kabar atau pesan LINE dari Degga. Ia berpikir mungkin Degga ketiduran, karena hobi mereka berdua itu sama, yaitu: suka tidur.
Karena sudah semakin bosan, akhirnya ia mengirim SMS ke Degga.Deg, lo jadi nggak sih? Bosen tau nungguin lo. Gue tidur aja kalau sampe 15 menit lagi lo nggak dateng juga.
Tapi karena Degga yang asik belajar plus mengerjakan tugas di rumah Jitha dan tidak mau di ganggu, ia silent handphonenya dan tidak tau kalau ada SMS dari Illa.Terserah lo aja. Deg. Gue males nunggu. Ngantuk. Batin Illa yang tanpa sadar mengirimkan kata-kata itu ke Degga, lalu ia tertidur.
————————————————————————————————————Haloo~~Maafii kalo baru part 3 udah makin nggak jelas~ Hehehe~ I need your comment for my better story :) Semoga nggak macet di tengah jalan ide nya+ selesai . yasshh! -Choistory
![](https://img.wattpad.com/cover/33649553-288-k449911.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fault
Teen FictionKarena sesuatu yang pergi, ketika kembali ia tak akan pernah sama lagi -Fevilla . . . Tetapi, sesuatu yang pergi itu, ia akan berusaha menjadi yang lebih baik ketika ia kembali -Abiyu . . . Authornya lagi nostalgia, makanya di publish lagi :)