Hari ini cuaca sangat gelap,langit biru tak menampakkan dirinya,hanya ada kumpulan awan kelabu yang menaungi tempat itu.Angin berhembus menciptakan sensasi dingin mengenai kulit remaja yang sedang memandang langit melalui jendela kamarnya.
Dalam benaknya ia berpikir bahwa langit mengerti akan perasaannya.Tak lama kemudian turunlah tetes demi tetes sebuah air yang membasahi permukaan bumi.Tetesan air yang tertiup angin membuat wajah remaja lelaki itu basah.Sehingga dia memutuskan untuk menutup pintu jendela.
ceklek!
Setelah memastikan bahwa jendela sudah tertutup rapat,ia berjalan mendekati adiknya yang masih terlelap dalam tidurnya.Sejenak ia terheran kenapa adiknya itu belum bangun,tidak biasanya dia bangun lewat dari jam 7 pagi.Walaupun hari ini sedang libur sekolah,tapi rasanya jarang sekali Solar bangun agak lambat.
"Solar?kamu belum mau bangun?"
Ujarnya seraya menggoyangkan badan sang adik beberapa kali.Namun belum ada jawaban darinya.Hanya terdengar sebuah lenguhan kecil dari bibirnya.Thorn pun merasa khawatir,lantas ia pun meraba dahi adiknya itu."Yaampun Solar...kamu demam?"
Pantas saja Solar bangun agak terlambat,ternyata dirinya sedang demam.Mengetahui hal ini, Thorn sebagai kakaknya pun menjadi khawatir.
,ia tak tahu harus berbuat apa.Thorn pun turun kebawah untuk meminta bantuan kepada bi Timah."Bi Timah!"Panggil Thorn yang sedang berlari seperti orang yang tergesa-gesa.
"Ya nak Thorn?ada apa?kenapa buru buru gitu?"Tanya Bi Timah yang khawatir dengan Thorn
"Itu...Solar lagi demam...Apa yang harus Thorn lakuin?"Raut sedih muncul di wajahnya saat mengingat dia tak visa melakukan apapun untuk saudaranya.
"Ah,biar bibi bantu kamu yaa...Nah kamu siapkan kompresan pakai kain dan air hangat,terus...nanti biar bibi yang bikin bubur buat nak Solar.Nanti sekalian obatnya bibi bawain ke kamar yaa"
"Makasih bi! bi Timah baik banget..."Sesaat Thorn terdiam saat mengatakan itu.Melihat dan merasakan kebaikan dan kelembutan bi Timah,ia teringat dengan almarhum ibunya yang dulu begitu lembut dengannya.Saat berada di dekat bi Timah, seolah-olah dia melihat sosok ibunya.
"Nak Thorn?Ada apa?"Tanya bi Timah yang bingung kenapa Thorn tiba-tiba terdiam.
"Eh gapapa kok bi.Oke Thorn mau bikin kompresan dulu ya"Thorn membuyarkan lamunannya dan melanjutkan kegiatannya untuk membuat kompres.
"Okey,mau bibi ambilkan air hangatnya?"
"Boleh bi,makasih yaa"
Setelah selesai membuat kompres,Thorn naik ke atas menuju kamarnya yang berbagi dengan Solar.Saat membuka pintu,ia melihat Solar telah bangun.Thorn pun mendekatinya dan kemudian duduk di sisi kasur sambil memeras kompresan.
"Eh Solar kamu sudah bangun?"
"Kak Thorn...."
"Ya?ada apa?ada yang sakit?"Tanya Thorn sambil meletakan kompres hangat di dahinya.
"Enggak...."
"Terus ada apa?"
"Gapapa kok kak.... ngomong-ngomong,
hujannya lumayan deras ya kak..""Iya,kamu kedinginan?mau di ambilin selimut lagi?"
"Enggak kak,ini udah cukup hangat kok....Kak...inget gak,dulu kita sering banget main hujan kalo lagi hujan deres?"Tanyanya sambil menatap ke arah jendela.
"Ingat dong! waktu itu seru banget,kita main sampe gak inget waktu.Eh besoknya sakit hehe"
"Iyaa,dan waktu itu ibu panik banget pas kita sakit,ayah juga marahin kita gara gara khawatir"

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Brother
Conto[ELEMENTAL SERIES 3] Thorn dan Solar adalah 2 saudara yang saling menyayangi satu sama lain, mereka selalu bersama apapun keadaan yang mereka hadapi. Namun suatu ketika,bencana menimpa mereka,dan membuat mereka harus berpisah. Akankah mereka bisa be...