5. Mencoba menghilang

182 5 1
                                    

Hari ini dimana ayyara masih terbaring lemah di atas brangkar. Selang infusan sudah tertancap pada tangannya. Matanya masih terpejam sejak semalam. Sementara Rosma tidur tepat disamping ayyara. Irfan masih berada di kantin rumah sakit untuk membeli sebuah makanan.

Ketika irfan membuka pintu kamar, ia dihadapkan pemandangan yang ia rasa sendu. Melihat putrinya terbaring lemah dan juga melihat betapa lelahnya Rosma. Ia sempat memandanginya dengan waktu yang lama. Dengan perasaan campur aduk,,,,,

" Ketika aku ingin menjauhimu, ketika aku ingin menghindarimu, aku justru setiap hari melihat putriku yang akrab denganmu. Jujur, aku belum siap untuk menerima siapapun saat ini. Namun, bukannya aku tidak menyukaimu. Tetapi aku tidak bisa memaksa hatiku ini. Aku tersentuh dengan sikapmu yang selalu meproritaskan ayyara daripada dirimu sendiri. Entah itu palsu ataupun bukan, aku merasakan kamu tulus. Jika kamu tidak datang saat ini, bukan berarti aku tidak akan jatuh cinta padamu. Laki laki mana yang menolak perempuan baik sepertimu. Aku akan selalu berdoa, Bagaimanapun jalannya nanti, aku akan selalu menjagamu. " Batin irfan lalu ia masuk dan membangunkan Rosma.

" Rosma, ros,,,, " irfan mencoba membangungkan dengan perlahan.

",,,,,,"

" Ros,,,, makan dulu kamu udah semaleman jagain ayyara"

Perlahan rosma terbangun dari tidurnya.

" sorry aku ketiduran, ayyara pasti juga laper." ucap rosma yang langsung bergegas bangun dan menyiapkan ayyara untuk makan.

Irfan memandangi rosma yang sibuk menyiapkan makan untuk sang putri.

" Udah biar aku aja, kamu fokus makan. Kamu udah dari kemarin ga makan." Cegah irfan dengan menarik tangan rosma.

" Engga mungkin aku bisa makan kalo ayyara juga ga makan. Aku makan setelah ayyara sudah selesai"

Irfan sudah beberapa kali membujuk rosma agar memakan makanan yang ia belikan tadi. Namun sejak sekarang ia masih sibuk dengan ayyara. Irfan tau bahwa ia telah merepotkan rosma secara fisik.

Setelah ayyara selesai makan, yang harusnya rosma makan, ia malah pergi untuk mengecek kesehatan ayyara ke ruangan dokter.

" Ros, mau kemana? makan dulu. Nanti gaenak kalo dingin" ucap irfan yang melihat rosma bergegas pergi.

" Aku mau ke ruangan dokter, mau ngecek kondisi ayyara apakah udah membaik atau belum." jawab rosma.

",,,," irfan memejamkan matanya sekejap.

" Rosma bener- bener tulus dengan ayyara. Ia sampai tidak memperdulikan kesehatannya demi anak kecil yang bukan siapa siapanya." batin irfan.

Kemudian ketika ia ingin membuka pintu, rosma merasakan kepalanya tiba tiba sakit dan hampir jatuh.

" Ahhh" rintih rosma yang menggapai gagang pintu untuk menopang tubuhnya

" Rosma!" teriak irfan yang mengetahui rosma hampir saja jatuh. irfan segera menggapai tubuh rosma. " Tuh kan aku bilang apa, kamu makan dulu ros, kesehatan kamu lebih utama. lanjutnya.

" Aku gapapa, cuma sedikit pusing. Masih kuat kok, bentar ya mau ke ruang dokter." jawab rosma.

Perlahan tangan itfan mulai lepas dan membiarkan rosma pergi. Namun setelah beberapa langkah, rosma kembali merasakan pusing dan akhirnya terjatuh.

" Brukkk"

Untung saja irfan berhasil menangkap tubuh kecil rosma ke pelukkanya. Tentu saja untuk saat ini rosma sedang pingsan akibat kelelahan.

" Ros!"

irfan menggendong tubuh rosma ke sofa dalam kamar dan memanggil dokter.

Setelah memanggil dokter, akhirnya dokter segera membawa rosma pada brangkar dan dipindahkan pada ruang intensive. Dokter memeriksa kondisi rosma.

cinta dan air mataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang