🍑:8

43 2 0
                                    

"Berhenti berbicara omong kosong Klarofa" Abi menatap putri nya dengan wajah marah.

" Lo pikir gue sebodoh itu buat ditipu, gue udah cari semua berita di internet tentang kecelakaan pesawat waktu kejadian gue hilang tapi ga ada satupun berita ditahun itu gak ada satupun berita tentang pesawat jatuh" Dengan tegas Klarofa menatap mata Abi.

Omong kosong yang telah di berikan keluarga nya sangatlah melukai hatinya kelurga beralibi jika ia lah yang melarikan diri saat kecelakaan itu.

Cukup bodoh jika dipikir anak sekecil itu bisa lari saat menjadi korban pesawat jatuh dan tidak ada satupun berita tahun itu tentang terjadinya pesawat jatuh.

Sabrina menatap Klarofa dengan tatapan menyedihkan ia tau ia salah, ia yang seharusnya berperan sebagai malaikat bagi putri kecil nya malah menjadi iblis yang menghantui ingatan putri nya.

"Maafkan bunda Fafa, bunda yang salah disini seharusnya bunda sadar diri bunda gak pantas dapetin maaf dari Fafa sama abang-abang Fafa" Ujar Sabrina kepada Klarofa, Klarofa menatap Sabrina dengan lekat wajah setenang Sabrina bisa membuat luka yang membekas diingatan nya.

"Bunda gak tau lagi harus dengan apa biar bisa dapat maaf dari kalian semua, bunda tau salah bunda besar sama kalian tapi apa gak ada sedikit pun rasa maaf dihati kalian buat memafkan bunda".

" bunda bahkan lupa kapan terakhir meluk kalian, nyuapin kalian makan bahkan bunda ga pernah ngerasa kalian salim tangan bunda lagi, kalian begitu asing sama bunda".

"Bunda minta maaf".

Sabrina terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir, rasa bersalah selalu menghantui nya ia juga merasakan kehilangan saat putri kecilnya pergi penderitaan saat kehilangan putri kecil nya hanya dianggap sebagai Drama oleh mertua dan anak-anak nya.

Hanya Abi sang suami yang selalu menemani nya dan menghapus air matanya saat ia merasakan semua kesedihan itu.

"Sabrina bangun".

" Aku cape mas, aku gak tau lagi harus gimana dapatin maaf dari mereka " Abi memeluk isterinya dengan erat seakan-akan menyalurkan semua tenaganya.

Abi merasakan semua kesedihan keluarga nya ia tidak tahu harus melakukan apa, jika harus membela Sabrina sama saja ia kembali melukai hati putri nya, namun jika harus membela Klarofa istrinya akan merasa terluka juga.

Ia hanya bisa bersikap netral salah nya karena tidak bisa bersikap adil dulu pada Klarofa dan ketika putri nya kembali ia malah membuat sebuah cerita penuh kebohongan tentang hilang nya sang putri.

" Apa yang kamu tangisi Sabrina?" Oma menatap nyalang pada Sabrina.

" Tangisan mu semakin membuat suasana menjadi rumit, Sudah saya bilang dari awal pada kalian jangan membuat cucu ku berada di suasana penuh kebohongan".

" Cucu ku sudah banyak menderita".

" gue selama ini gak menderita, hidup bersama Papi sama sekali gak ngebuaat aku ngerasa kekurangan apapun" Klarofa membantah omongan Oma nya saat wanita lansia itu berkata jika ia menderita selama kehilangaan mereka.

Klarofa sama sekali tidak merasa sedikitpun kekurangan saat hidup bersama Surya, Semua keinginan nya benar-benar terpenuhi tanpa merasa kekurangan sedikitpun.

Klarofa menatap satu-satu persatu keluarga nya, Entah kenapa hati nya benar-benar terluka saat melihat tatapan itu ia tidak ingin berada di tengah-tengah keluarga ini.

Klarofa hanya menginginkan Surya Papi nya bukan mereka orang asing.

" gue mau pulang, gue gak mau disini ini bukan rumah buat gue ini Neraka,gue gak pernah ngerasa nyaman disini ".

" Kamu mau pulang kemana sayang, ini rumah mu rumah yang seharusnya kamu tempati sejak dulu" Abi menatap putri nya sendu, ia menyesal benar-benar menyesal.

" bacot sialan".

" KALIAN SEMUA KELUAR DARI SINI, TINGGAL KAN AKU DAN KLAROFA DI SINI".

"t-tap".

"KELUAR!!!!!"





# KALAU ADA TYPO KOMENTAR YA GAYSS

sorry lama update sibuk bat cok akwoawkk

seeyouuuuu

jangan lupa vote ygy😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KLAROFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang