02

75 7 1
                                    

Dahyun sudah siap dengan dandanan nya, ya dia berdandan seperti orang gila dia dengan rasa malu datang ke sekolah.

"Jeongyeon, chaeng sini." dahyun melambaikan tangan nya pada jeongyeon dan chaeyoung,

jeongyeon dan chaeyoung menghampiri dahyun,

"Mirip banget lu hyun kek orgil." tawa jeongyeon mengejek dahyun.

Dahyun menarik jeongyeon agar berkaca di spion motor nya.

"Ngaca bro penampilan lu lebih gembel dari gua mana muka nya di item-itemin lagi." Dahyun tertawa lalau mengusap muka jeongyeon.

"Untung gua baik hati jadi sukarela dandan kek kalian." chaeyoung menepuk bahu dahyun dan jeongyeon.

"Kalo kita kena masalah lu harus ikutan juga chaeng, iyakan hyun?." ucap jeongyeon sambil melirik dahyun.

"iya bener tuh." saut dahyun

"Yakali kalo lu berdua mati gua juga harus mati."

"IYA HARUS, nanti kita juga mati kalo udah takdir tuhan." ucap dahyun

"Ssttt diem kalian, liat tuh tiga bidadari cantik lagi lewat." tunjuk jeongyeon melihat ke arah sana, mina dan nayeon.

"Kiw cewe." jeongyeon meneriaki sana, mina dan nayeon.

Dengan tidak santai dahyun langsung memukul lengan jeongyeon.

"Malu-maluin lu jeong." ucap dahyun

"malu-maluin gimana si hyun, liat noh sekarang mereka ngeliat ke arah kita." Dahyun berbalik badan ketika circle nya sana melihat ke arah mereka.

"Malu gila penampilan kita kayak gini." Dahyun memutuskan pergi meninggalkan jeongyeon dan chaeyoung.

"Lah malah pergi dia." jeongyeon hanya membiarkan dahyun pergi.

"kamu, kesini." panggil sana pada jeongyeon dan chaeyoung.

"Kenapa kak?" Tanya chaeyoung.

"Masih ada satu hukuman lagi yang harus kalian lakuin." mina berucap sambil menatap tajam chaeyoung.

"Apaantuh?" jawab jeochaeng kompak.

"Bersihkan ruangan anggota osis." Kini sana yang berucap

"Dan tolong beritahu temen kalian yang pergi tadi setelah pulang sekolah temui saya di ruang osis." sana melengos pergi begitu saja setelah mengucapkan itu.

"oh ya penampilan kalian sangat mirip seperti orang gila." nayeon berusaha menahan tawanya saat mina mgeucapkan itu.

mina dan nayeon menyusul sana

"Sana apa gak ketawa ngeliat mereka tadi min?" mina hanya menaikan bahu nya tanda tak tahu.

"Kira-kira kenapa sana manggil dahyun ya min?" tanya nayeon

"Mau ngasi hukuman lagi kali khusus buat dahyun." Jawab mina lalu memasuki kelasnya.

ya memang sana,mina dan nayeon satu kelas.

"Huh cape juga ni bersihin ruangan osis mana luas." eluh dahyun

"Btw lu di suruh nemuin sana setelah pulang sekolah di ruangan ini hyun." jeongyeon menatap dahyun serius

"Biasa aja kali tatapan lu jeong." dahyun mengelap wajah jeongyeon menggunakan lap meja yang sedang ia pegang.

"anjir bau banget." umpat jeongyeon mengusap wajah nya.

"Bhahaha mampus, tapi kenapa ya perasaan giua gak buat salah."

"Lu mau di apa-apain hyun sama sana, awas nanti lu di perkaos." jawab chaeyoung.

"Sembarangan lu kalo ngomong, kalo misalnya gua di perkaos juga sana yang bakal hamidun bukan gua." ucap dahyun sambil tertawa.

"Ngaco lu hyun kalo ngomong, eh gimana kalo kita hamilin mereka bertiga gua hamilin nayeon lu hamilin mina chaeng terus dahyun hamilin sana, terus nanti kita menikah deh sama mereka." ucap jeongyeon sembarangaan.

"Chaeng temen lu nih jongkok banget otaknya di kira gampang ngehadepin masalahnya apa." dahyun menatap jeongyeon dengan malas

"Bukan temen gua hyun." jawab chaeyoung.

"Serius gua hyun biar nanti gak ribet-ribet minta restu orang tua nya." Dahyun menghela nafas mendengar ucapan jeongyeon bener-bener miring oatak teman nya ini.

"Hal yang gak bakal pernah gua lakuin,lagian gua gak tertarik sama sana." jawab dahyun.

"Awas ya kalo lu suka sama sana." ancam jeongyeon

"Hmm gua beliin tiket liburan ke bali dan gua tanggung semua ke butuhan lu selama di bali kalo sampe gua menelen ludah sendiri." jeongyeon dan chaeyoung bersorak gembira saat mendengar ucapan dahyun.

"Oke gua pegang omongan lu." ucapa chaeyoung.

"Sebenernya gua gatau caranya megang omongan kayak gimna tapi gua ngikut chaeyoung aja dah." ucap jeongyeon sambil  tangannya memperagakan cara memegag omongan. 

"Bener-bener jongkok hyun otak nya."

Mereka bertiga pun selesai membersihkan ruangan osis, lalu mereka masuk ke kelas nya kebetulan saat pemilihan kelas mereka betiga satu kelas.

Saat masuk ke kelas mereka bertiga langsung di marahi gurunya karena dandanan mereka yang semrawut, walaupun dahyun sudah menjelaskan pada gurunya tetapi guru tersebut tidak peduli dan tetap memarahi mereka.

Bel pulangpun sudah berbunyi, dahyun jeongyeon dan chaeyoung sedang berjalan di lorong.

"Baru masuk dua hari di sekolah ini tapi kita udah di cap jelek sama guru-guru." ucap chaeyoung

"Santai aja kali chaeng kita kan udah biasa." sahut jeongyeon

"Kalian balik duluan aja jeong, chaeng, gua kan mau nemuin sana dulu." ucap dahyun

"Lagian sapa juga yang mau nungguin lu hyun?" jeongyeon menarik chaeyoung untuk kabur meninggalkan dahyun.

"Si anjir punya temen gini amat."
Dahyun melangkahkan kakinya ke ruangan sana.

Tok... Tok

"Masuk saja." terdegar sahutan dari dalam dahyun membuka pintu lalau masuk.

Dahyun dapat melihat sana yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponsel nya.

"Kenapa gua di panggil kesini san?" tanya dahyun lalu duduk di sofa.

"Sapa yang menyuruh kamu duduk dan berbicara tidak sopan kepada saya?" sana menatap dahyun dengan galak membuat dahyun ketar ketir.

"em anu itu." dahyun langsung berdiri dan berbicara gelagapan.

"Suruh sapa kamu berdiri?"

"anying ni cewe" umpat dahyun dalam hati

"perkenalkan diri kamu dahulu sebelum duduk." ucap sana.

"Nama gu- eh nama saya Mahardika dahyun vanderick."

"Nama yang bagus." Batin sana.

"Silahkan kamu duduk."

"Jadi kenapa saya panggil kamu kesini karena saya butuh bantuan kamu." ucap sana.










Kira-kira bantuan apa ya?

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang