✧✧

64 11 2
                                    

Arunika namanya, dia sudah menikah bahkan punya anak dan cucu. Rajaswala suaminya telah meninggal tepat setelah merayakan ulang tahunnya yang ke 23 tahun. Setelah 2 tahun setengah berjuang melawan kembali penyakitnya.

Suaminya berpesan agar kelak dia dapat bertemu kembali dengan cinta pandangan pertama nya, Bagaskara.

Bagaskara adalah cinta pertama Arunika begitu pula sebaliknya Arunika pun, mereka bertiga sudah lama berteman sejak kecil.

"Ibuk, masuk kedalam buk. Udara malem ga baik untuk kesehatan." Ujar Anindya, anak dari Arunika dan mendiang suaminya, Rajaswala. Anindya sudah menikah dengan Arkan, sejak menikah dia ikut Arkan kemana pun. Dia sudah mempunyai anak, Keenan namanya.

"Iya, nanti ibuk masuk nak." Arunika sambil tersenyum kecil.

"Ibuk, sedang apa?" Tanya Anindya lagi, sambil duduk disamping Arunika.

"Sedang menikmati senja nak."

"Keenan dimana? Kok nggak keliatan" Tanya Arunika kepada Anindya, yang sedang melihat senja dihalaman rumah nya.

"Lagi sama ayahnya buk" Jawab Anindya.

"Ibuk baik baik saja kan?"

"Ibuk baik baik saja nak, kamu sekeluarga gimana?"

"Baik buk, seperti yang ibu lihat" Kata Anindya.

"Syukur kalau baik baik saja, nak" Arunika sambil mengelus rambut Anindya, putri semata wayangnya sekarang sudah mempunyai keluarga sendiri. Dia tumbuh dengan baik, walau tak didampingi oleh Ayahnya Rajaswala.

Dari arah pintu terdengar langkah kaki yang lumayan berisik, ternyata itu Keenan anak pertama Anindya. Dia sedang berada di masa masa paling aktif, suka berlari-lari.

"Nenek, nek aku kangen banget sama nenek" Keenan sambil berlari menuju ke pelukan neneknya.

"Cucu nenek, sudah besar ya ternyata." Arunika pun membalas pelukan Keenan tak kalah erat.

"Udahan pelukannya, ini es nya mencair nanti Nan" Mendengar ucapan Ayah Arkan, Keenan langsung menghampiri Ayahnya dan mengambil es krim nya.

"Nenek mau nggak" Keenan menawari Arunika es krim. Arunika pun menggeleng "Buat Keenan aja es krim nya, makannya pelan pelan aja ya sayang" Keenan hanya cengengesan.

"Dengerin kata nenek kamu Keenan, makannya pelan pelan aja." Anindya yang sendari tadi berdiam pun menegur Keenan.

"Iyaa Mama," Ucap Keenan patuh sambil makan es krim perlahan.

"Sudah mau malam, ayo masuk" Suara Arkan terdengar.

"Iya sebaiknya kita masuk kedalam rumah" Arunika pun menyetujui perkataan Arkan.

Kami semua pun masuk kedalam rumah, Keenan dan Arkan menuju ruang keluarga. Sedangkan Arunika dan Anindya menuju ke dapur untuk membuat makan malam.

Jam makan malem sebentar lagi, Anindya dan Arunika sedang memasak makanan sederhana. Sayur sop, dan ayam goreng tak lupa membuat sambel terasi. Itu masakan favorit Suami Arunika, Rajaswala.

Makan malam pun berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apapun. Dan sekarang mereka sedang berkumpul diruang keluarga. Mengobrol tentang banyak hal.

"Keenan sudah sekolah belum, Nin?" Tanya Arunika, yang sendari tadi memperhatikan Keenan. Anak itu sedang bercandaan gurau dengan ayahnya.

"Sudah buk, dia disekolah paling aktif" Anindya menjawab Arunika dengan senyum, sambil memperhatikan Keenan juga.

"Iya keliatan banget dia lagi aktif aktifnya."

"Ibuk masih menulis buku?" Tanya Arkan kepada Arunika yang sibuk dengan lamunannya.

"Ibuk sudah lama tidak menulis buku lagi, nak Arkan. Buku yang terakhir ibuk tulis, belum sempat ibuk selesaikan." Arunika tersenyum kecil kepada Arkan.

Selain punya cafe, Arunika juga hobi menulis. Banyak karya karya nya yang sudah terbit, dan banyak menginspirasi orang orang. Tetapi kegiatan nya sudah lama tidak dia lakukan. Terakhir menulis buku saat mendiang suaminya Rajaswala masih dirumah sakit. Dia belum melanjutkan buku nya, belum sempat katanya.

Dulu pada saat mendiang suaminya masih hidup, Rajaswala suka sekali dengan karangan yang dibuat oleh Arunika. Dia juga pendukung karya karya nya.

Cafe nya juga sekarang banyak diurus oleh orang kepercayaan nya, sesekali dia pergi mengunjungi cafe nya. Arunika sudah terlalu tua untuk pergi sendirian.

Impiannya sudah tercapai semua, hanya satu yang belum tercapai. Bertemu kembali dengan Bagaskara, cinta pertamanya.

"Mama, Keenan mengantuk" Lirih Keenan mengadu kepada Anindya, yang sedang mengusap rambut Keenan.

"Nin, sama tidurin Keenan dulu. Anaknya udah ngantuk banget itu." Ujar Arunika yang kasian kepada Keenan, dia sepertinya sudah sangat mengantuk.

"Iya ibuk" Anindya menggendong Keenan menuju kamarnya.

"Ibuk mau ke kamar dulu ya, nak Arkan" Arkan hanya menganggukkan kepalanya, dia sibuk menonton acara sepakbola.

Arunika pun menuju ke kamarnya, membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk. Seharian ini dia mengurus kebunnya, banyak tanaman kesayangan mendiang suaminya yang mulai layu, sehingga dia lumayan kelelahan.

Tok tok tok, terdengar suara pintu diketuk. Anindya ternyata yang mengetuk pintu.

"Ibuk, aku masuk ya,"

"Iya masuk aja Nin, pintunya nggak ibuk kunci." Anindya pun menghampiri Arunika yang sedang duduk melamun lagi.

"Ibuk, kenapa melamun lagi?"Tanya Anindya.

"Ibuk sedang mengingat masa muda ibuk nak, Kangen teman teman ibuk."

"Sekarang sudah nggak tahu dimana mereka berada"

"Mungkin sudah ada yang menikah, mungkin sudah ada yang berpulang kepangkuan yang maha Esa"

Anindya yang mendengar ucapan Arunika pun merasa sedih, dia juga merindukan teman temannya.

"Keenan sudah tidur?" Tanya Arunika, "Iya Keenan sudah tidur, karena seharian ini dia aktif banget jadi kelelahan" Terang Anindya kepada Arunika.

Arunika Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang