KETIKA Pedro keluar dari gang, meninggalkan Nara sendirian, langkahnya tiba-tiba terhenti. Senyum miring yang tadi terukir seketika lenyap saat seorang gadis berdiri di depannya. Dengan kulit pucat dan rambut hitam legam yang bergelombang. Mata gadis itu berwarna biru kehijauan.
"Jadi ini alasan kau menolakku, Pedro?" Gadis itu berbicara. Suaranya terdengar seperti desiran ombak.
"Pergi!" ucap Pedro menatap tajam. "Ini bukan tempatmu, Leticia"
Leticia berjalan mendekat, mengelilingi tubuh Pedro sambil menatapnya dari atas ke bawah. "Aku rela menolak mateku sendiri demi dirimu. Lalu untuk apa kau mempertahankan gadis Maga itu?"
"Itu bukan urusanmu," jawab Pedro dengan penekanan dan raut wajah tak suka.
"Padahal aku sudah menunggumu sejak lama."
Pedro tersenyum sinis. "Aku tahu alasanmu." Ia melirik Leticia yang kini ada di sampingnya.
"Kalau kau tahu kenapa tak ingin bekerja sama denganku?" Leticia juga menatap Pedro dengan senyum miring yang lebar.
"Centrus bahkan sudah menolak kalian," ucap Pedro seolah mengingatkan kedatangan Leticia tiga tahun yang lalu.
Raut wajah Leticia berubah kesal. "Seharusnya Drager yang memimpin, bukan Centrus!"
"Jangan memprovokasiku!" Pedro menatap tajam. Ia kemudian melangkah meninggalkan Leticia. Gadis itu segera mengejarnya di belakang. Namun ketika mereka sudah keluar dari gang dan berjalan melewati gedung kota, langkah Leticia tiba-tiba terhenti ketika melihat para pria berbaju putih. Gadis itu segera bersembunyi di antara kerumunan yang lain.
Pedro yang juga melihat hal yang sama seketika mengumpat. "Sial, ada Centrus!" Pedro segera berbalik, melewati kerumunan dengan cepat. Sayangnya Centrus juga melihat keberadaan Pedro. Mereka mulai mengejarnya. Baik Pedro maupun Centrus tak bisa memakai kemampuan mereka karena sekarang mereka berada di wilayah Maga. Bangsa Langit dan Laut tidak diizinkan untuk menginjakkan kaki di Daratan. Karena itu, menjaga identitas adalah hal terpenting saat ini.
"Kami sudah melihatmu, Pedro!" teriak Elliot, ketua pasukan yang mengejarnya.
Pedro menghentikan langkahnya di sebuah jembatan di atas sungai. Suasana di sana cukup sepi. Pedro pun berbalik sambil mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. "Baiklah, kalian menang."
"Ini sudah ketiga kalinya kau pergi ke dunia Maga." Elliot berjalan mendekat. Rambutnya berwarna pirang dengan mata abu-abu. Persis seperti Philip, ayahnya yang saat ini menjabat sebagai Pemimpin bangsa Centrus.
Elliot semakin mendekat ke arah Pedro dan berbisik di telinganya. "Aku tahu ayahku menyukaimu. Tapi peraturan tetap peraturan."
Pedro hanya bisa terdiam sambil melayangkan tatapan tajam. Elliot yang melihat itu hanya tersenyum miring. "Mulai saat ini kau dilarang keluar dari Draven Four. Jika kau melanggar lagi, akan kupastikan kegelapan masuk sepenuhnya ke tubuhmu!"
Pedro tanpa sadar menggeram kesal. Tiba-tiba lensa matanya berubah menjadi merah. Elliot yang melihat itu perlahan mundur. "Bawa dia! Pedro Dagger sudah berada di level II!" Para Centrus pun segera mencekal kedua tangan Pedro. Lalu mereka berjalan membawa Pedro masuk ke dalam sebuah hutan yang langsung terhubung ke hutan Kabut.
***
Leticia berjalan melewati hutan. Perlahan suara desiran ombak terdengar di telinganya. Pepohonan pun hilang berganti pasti pantai yang luas membentang. Laut biru nampak berkilau di depan sana. Kaki telanjangnya melangkah menyentuh pasir putih. Leticia terus berjalan hingga kakinya diterpa ombak. Melangkah lagi lebih jauh sampai akhirnya air laut merendam setengah badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Stone - Romance Fantasy (The Other World)
FantasíaNara Peterson yakin ia telah bertemu matenya di dalam mimpi. Namun saat hari Pengikatan tiba, matenya ternyata tidak datang. Hal itu membuat dunia Vellora, dunia yang dihuni oleh bangsa Maga- orang-orang dengan kemampuan khusus-seketika gempar. Nara...