"Renjun! Kau dari mana saja?! Kau membuat kami khawatir!" Ucap Jeno, kepada adiknya yang baru saja pulang.
"Oppa, kau mengkhawatirkan aku?" Tanya Renjun tidak percaya. Pasalnya abangnya sangat gengsi untuk menunjukkan perasaannya kepada dirinya.
"Tentu saja! Bukan hanya diriku saja, tapi juga Eomma dan juga baby Na. Mereka terus mengkhawatirkan dirimu." Ujar Jeno, yang langsung membawa adiknya untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Lalu, di mana Eomma dan baby Na sekarang? Kenapa aku tidak melihat mereka?" Tanya Renjun penasaran.
"Mereka sedang mencari dirimu. Mereka menyuruh aku untuk menunggu di sini, supaya ada seseorang ketika kau pulang." Jawab Jeno.
"Apakah kau baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?" Tanya Jeno, mengecek seluruh tubuh sang adik, mulqi dari atas kepala, sampai bawah kaki.
"Maafkan aku, Oppa. Aku tidak bermaksud untuk membuat kalian khawatir. Tapi Oppa tenang saja. Aku tidak apa-apa. Tidak ada luka di tubuhku." Ucap Renjun yang merasa bersalah karena telah membuat mereka khawatir.
"Yak, pabbo! Kenapa kau malah meminta maaf? Seharusnya kami yang meminta maaf karena telah meninggalkan dirimu sendirian. Sebenarnya kamu ke mana saja? Kau habis ngapain aja? Kenapa kau pulang lambat sekali?" Tanya Jeno yang tiba-tiba cerewet.
Sungguh! Ia sungguh mengkhawatirkan adik perempuannya ini. Bagaimana tidak khawatir ketika ia membuka mata pertama kali, ketika hendak turun dari mobil? Tidak ada adiknya.
Iya! Tadi ia sempat tertidur di dalam mobil, ketika sedang menunggu adiknya datang. Ia yang pulang terlebih dahulu keluar dari kelasnya, langsung masuk ke dalam mobil karena dirinya benar-benar lelah, karena habis latihan renang untuk lomba antar sekolah.
Sebelum tidur, ia sudah menitip pesan kepada Eomma, Baby Na, dan juga paman Park. Tapi entah kenapa pas ia membuka matanya ketika sampai, tidak ada adiknya di dalam mobil. Ia mengira kalau Eomma, Baby Na serta paman Park lupa kalau adik perempuannya ini belum masuk ke dalam mobil.
Ia juga dapat melihat raut wajah panik Eommanya, ketika ia berbicara bahwa adiknya tidak ada di mobil. Mereka segera kembali untuk menyusul sang adik, sedangkan dirinya di suruh untuk menunggu di rumah. Karena takut adiknya pulang, tapi tidak ada orang di rumah selain bibi dan paman yang bekerja di sini.
Akhirnya ia menuruti perintah sang ibu. Ia langsung masuk, membersihkan tubuhnya, lalu menunggu adiknya di ruang tamu.
"Tadi aku harus piket dulu. Jadi aku pulat agak telat." Ujar sang adik.
"Yak! Bukan-kah piket-mu hari Rabu, kenapa kau piket hari Jum'at?" Tanya Jeno yang penasaran akan piket sang adik yang tiba-tiba ganti.
Jeno itu tau semua jadwal adiknya. Mulai dari jadwal pelajaran tambahan adiknya, jadwal Les adiknya, jadwal Ekstrakulikuler adiknya, serta jadwal piket adiknya. Jadi ia heran ketika mendengar adiknya piket di hari Jum'at, padahal jadwal piket adiknya iji hari Rabu.
"Teman aku meminta diriku untuk tukaran, karena dia harus bergegas pulang, karena ada acara penting yang harus ia hadiri." Jelas Renjun.
"Tapi kau sungguh tidak apa-apa kan? Kau tidak bertemu dengan orang jahat kan? Kau pulang ke sini dengan siapa?" Tanya Jeno.
"Ah iya, Oppa! Aku bertemu Ahjumma cantik dan baik hati! Dia benar-benar seperti malaikat, Oppa!" Seru Renjun yang langsung mengingat kejadian tadi. Kejadian saat ia bertemu dengan sang ibu.
"Yak! Jangan berkata baik kepada orang yang kita kenal! Kau tau kalau Appa mengajarkan kita untuk tidak percaya kepada orang yang baru kita kenal?!" Peringat Jeno.
"Tentu saja, Oppa! Aku ingat semua peringatan dan perkataan Appa yang melarang kita untuk percaya dengan orang yang baru kita temui atau orang asing. Namun Ahjumma itu bukan orang asing, Oppq! Ahjumma itu temannya Appa dan Eomma. Ahjumma sangat mengenal Appa dan Eomma, begitu juga sebaliknya." Balas Renjun.
"Kau tau darimana kalau Ahjumma itu teman dari Appa dan Eomma? Bisa saja dia menipu kamu!" Peringat Jeno.
"Aish! Ahjumma cantik itu tidak seperti orang yang Oppa pikirkan. Dia benar-benar baik. Awalnya aku juga tidak percaya, sama seperti Oppa. Namun ia langsung menelepon Appa agar aku percaya kepada dirinya. Dan benar saja! Dia temannya Appa. Bahkan kita sempat makan bertiga di restaurant hotpot!" Cerita Renjun.
"Kalian bertiga? Maksud kamu, Appa, Ahjumma itu dan juga Kamu makan bertiga di restaurant hotpot tadi?" Tanya Jeno.
"Iya, Oppa! Kalau kau tidak percaya? Kau bisa tanya Appa. Aku tidak mungkin berbohong. Appa akan marah kalau aku berbohong. Aku juga terkejut ketika aku masuk ke dalam restaurant hotpot untuk makan bersama dengan Ahjumma itu, sudah ada Appa di sana." Seru Renjun.
"Kok Appa bisa tau kalau kau ingin ke sana?" Tanya Jeno.
Renjun mengedihkan bahunya acuh. Dia juga tidak tau mengapa Appanya ada di sana. "Aku juga tidak tau, Oppa. Kalau kau penasaran? Kau bisa langsung tanya kepada Appa. Tapi sungguh, Oppa! Ahjumma itu sangat cantik dan baik hati! Persis seperti bidadari." Seru Renjun.
"Yak! Secantik-cantiknya Ahjumma itu, masih cantikkan Eomma kita, dan juga dirimu!" Peringat Jeno.
"Tentu saja. Tapi kalau aku boleh jujur, Ahjumma itu jauh lebih cantik daripada Eomma dan juga diriku. Dia sangat menggemaskan seperti Moonmin." Seru Renjun.
"Ck! Kudanil jelek seperti itu kau bilang menggemaskan?" Tanya Jeno dengan tatapan tak percaya.
Renjun yang mendengar itu langsung memberingus tidak suka. "Yak! Moonmin itu peri tau! Dia itu bukan kudanil maupun sapi! Moonmin itu peri, Oppa! Harus berapa kali aku katakan kepada dirimu kalau Moonmin itu peri?!" Rutuk Renjun kesal karena harus menjelaskan setiap hari kalau Moonmin itu peri, bukan Kudanil maupun sapi.
"Ya ya ya terserah kau." Sambung Jeni yang sudah jengah.
---Jika di sana Renjun dan Jeno sedang berdebat masalah Moonmin. Berbeda dengan Doyoung dan Jaehyun yang saat ini tengah membicarakan masalah rumah tangga mereka.
"Maafkan aku. Maafkan aku karena telah menjadikan dirimu sebagai penjahat. Maafkan aku karena telah menyakiti dirimu. Maafkan aku atas semua yang aku lakukan kepada dirimu dan juga kedua anak kita." Ujar Doyoung dengan penuh penyesalan, namun ia tidak akan merubah keputusannya.
"Aku tidak butuh maaf-mu. Apakah maaf-mu bisa merubah semua yang telah berlalu? Tidak bukan? Yang aku butuhkan saat ini adalah tanggung jawab-mu sebagai seorang Eomma untuk kedua anak kita. Kedua anak kita sangat membutuhkan Eomma kandungnya, Doyoung." Pinta Jaehyun yang terus memaksa istriny agar kembali ke sisinya.
"Jar. Kamu sudah punya tae--"
"Aku akan menceraikan Taeyong, kalau kau kembali kepada diriku. Aku akan menceraikannya. Jadi, jangan jadikan Taeyong sebagai alasan kamu!" Potong Jaehyun.
"Bukan hanya kau yang sudah memiliki Taeyong, tapi aku juga mempunyai seseorang yang--"
"Ck! Jung Doyoung! Hentikan drama-mu! Aku tau kau mengatakan kalau kau mempunyai seseorang, supaya aku berhenti membujuk dirimu bukan?!" Potong Jaehyun lagi. Sungguh, ia sudah tidak tahan dengan alasan yang istrinya berikan.
"Aku sudah mencari semua data tentang dirimu. Aku tau kau belum menikah. Jadi, jangan berbohong soal kau yang memiliki seseorang." Sambung Jaehyun, sebelum istrinya mengelak lagi.
"Tapi dia memang sudah memiliki seseorang, Jung Jaehyun." Seru seseorang yang baru saja datang ke dalam rumah Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORST MOTHER - JAEDO
أدب الهواةCERITA INI KHUSUS UNTUK JAEDO SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA M...