Doyoung yang tiba-tiba di cium pun memberontak. Ia terus memukul tubuh suaminya. Namun sepertinya usaha yang ia lakukan gagal. Bukannya melepaskan dirinya, suaminya malah menahan kedua tangannya, dan mengangkat kedua tangan tangannya ke atas, dengan satu tangannya. Sedangkan satu tangannya mendorong tengkuknya, guna memperdalam ciuman mereka.
Sementara Doyoung tidak tinggal diam. Ia langsung mencari berbagai cara, agar ciuman mereka terlepas.
*bugh* ia menendang selangkangan suaminya, membuat suaminya langsung melepaskan ciuman mereka serta kungkungan mereka.Setelah terlepas, ia langsung berlari sekuat tenaga, meninggalkan suaminya yang sedang meringis kesakitan.
'Aku tidak akan pernah melepaskan dirimu lagi, Jung Doyoung.' Batin Jaehyun, menatap istrinya yang terus berlari menjauhi dirinya.
Sedangkan Doyoung, ia terus berlari menjauhi suaminya. Berlari sekuat tenaga agar terhindar dari sang suami. Setelah sampai depan lobby perusahaannya, ia langsung naik taksi yang memang sudah ada di perusahaannya.
"Ahjussi, Tolong antarkan aku ke Un Village Hannam dong." Ucap Doyoung, memberi tahukan alamat rumah yang ia tempati kepada supir taksi.
Supir taksi pun mulai menjalankan mobilnya, meninggalkan area perkarangan kantornya, menuju alamat yang ia sebutkan. Di dalam taksi, ia mulai mengatur pernafasannya yang terasa sesak karena habis berlari tadi.
"Ahgassi maaf, hidung anda berdarah." Ucap Pak supir, memberitahu dirinya kalau hidungnya berdarah, seraya memberikan tissu kepada dirinya. Ia pun mulai mengambil tisu itu, dan mengelap hidungnya yang terus mengeluarkan darah.
"Apakah Ahgassi baik-baik saja? Atau Ahgassi ingin saya antarkan ke rumah sakit?" Tawar pak supir.
Doyoung langsung menggelengkan kepalanya. "Ah tidak usah Ahjussi. Ini hanya mimisan biasa. Paling sebentar lagi akan hilang." Dusta Doyoung, yang tidak ingin membuat orang lain khawatir.
"Apakah Ahgassi yakin?" Tanya supir itu tidak percaya.
Doyoung mengangguk dengan percaya diri. "Aku beneran tidak apa-apa Ahjussi." Ujar Doyoung, di iringi senyuman manis-nya agar supir taksi itu percaya kepada dirinya.
Ahjussi pun mengikuti ucapan yang diq lontarkan. Ia langsung membawa dirinya ke alamat rumah yang ia ucapkan. Sampai di rumahnya, ia langsung keluar dari mobil taksi, setelah membayar supir taksi dengan uang tunai miliknya.
Ia langsung bergegas masuk. Mencari obatnya dan langsung meminumnya. Setelah meminum obatnya, baru lah ia merasa tenang. Ia pun mulai mengatur pernapasannya sebelum akhirnya ia pergi ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
---
Jika di sana Doyoung tengah beristirahat, berbeda dengan Jaehyun saat ini. Ia tengah pergi untuk menjemput ketiga anaknya di sekolah.
"Appa!" Pekik ketiga anaknya yang langsung berhambur memeluk dirinya.
Sedangkan Jaehyun langsung merengkuh ketiga anaknya. "Bagaimana sekolah kalian? Apakah berjalan lancar?" Tanya Jaehyun, seraya memasukkan ketiga anaknya ke dalam mobil.
Memasukkan ketiga anaknya di kursi penumpang yang ada di belakang, memakai kan seatbelt, lalu ia pun mulai naik di kursi penumpang dan mulai menjalankan mobilnya pergi.
"Appa, apakah kita boleh memakan ice cream?" Tanya Renjun dengan aegyo andalannya.
"Renjun, kamu mau makan ice cream?" Tanya Jaehyun sekali lagi yang langsung di balas dengan anggukan kepala.
"Kalau Jeno sama Jaemin? Kalian juga mau ice cream?" Tanya Jaehyun, menatap kedua anaknya.
Baik Jeno maupun Jaemin, merekq berdua menganggukkan kepalanya dengan antusias. "Mau Appa!" Sahut mereka secara bersamaan.
Akhirnya Jaehyun memutuskan untuk pergi ke kedai ice cream terlebih dahulu, sebelum mereka pulang ke rumah. Sampai di kedai ice cream, ia langsung mendudukkan ketiga anaknya di kursi, di ikuti dirinya yang duduk di samping Jeno. Sedangkan Jaemin dan Renjun ada di hadapannya.
"Appa! Nilai gambar aku dapat seratus dong!" Seru Renjun, seraya membuka tasnya dan mengambil gambar milik-nya, lalu memberikan gambarnya kepada sang ayah untuk di lihat.
Dengan senang hati Jaehyun mengambil buku gambar milik anaknya. Ia menatap takjub gambaran sang anak. Walaupun Renjun masih kecil? Gambarannya sangat lah bagus.
"Gambaran yang kamu persis seperti Eomma-mu. Sangat bagus." Ucap Jaehyun yang secara tidak sengaja mengucapkan itu.
Sepertinya bakat seni milik Doyoung menurun kepada Renjun, sang anak. Bukan hanya bakat. Perawakan Renjun benar-benar mirip seperti ibunya.
Mulai dari wajah, tubuhnya dan bahkan tingkahnya mengambil sang ibu. Sedangkan Jeno? Dia mengambil perawakan sang ayah. Dia benar-benar mewarisi semuanya kepada anak laki-lakinya itu, Jeno.
"Benarkah? Taeyong Eomma juga pintar menggambar seperti aku?" Seru Renjun dengan antusias.
Jaehyun tersenyum melihat tingkah lucu sang ajak. 'Benar-benar seperti dirimu, Doyoung-ah.' Batin Jaehyun.
"Cha, sekarang makan ice cream kalian." Titah Jaehyun kepada ketiga anaknya, ketika ice cream pesanan mereka telah datang.
Mereka bertiga mulai makan dengan himat dan tenang. Jaehyun selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tidak ribut dan berisik ketika makan.
Sebenarnya sih bukan dirinya. Dia di ajarkan oleh istrinya, Doyoung. Istrinya selalu marah kalau dirinya berisik di meja makan, atau masih melakukan panggilan telepon ketika di meja makan.
Istrinya langsung memutuskan panggilannya secara sepihak, lalu menyita ponsel miliknya. Tidak akan memberikan ponsel miliknya, sampai ia menghabiskan makannya.
"Appa, kajja!" Seru Jaemin yang sudah selesai menghabiskan ice creamnya.
"Yak! Baby Na! Noona-mu belum selesai!" Protes Renjun, seraya mengerucutkan mulutnya kesal.
Jaemin yang melihat kakaknya masih memakan ice creamnya, ia pun mendesah pasrah. Kakaknya kalau makan itu lama. Benar-benar memancing emosi orang yang makan dengan dia. Dia itu makannya cepat, berbanding terbalik dengan sang kakak.
"Noona tau? Noona itu lebih lemot daripada seekor siput." Desis Jaemin, menatap kakaknya dengan tatapan julidnya.
Renjun hanya mendesis, menatap sang adik dengan tatapan nyalang. "Hyung! Baby Na tuh!" Adu Renjun kepada kakaknya, Jeno.
"Makanya kalau makan itu cepat!" Balas Jeno, yang sukses membuat dia tambah badmood.
"Aku benci kalian berdua!" Rajuk Renjun, dan mulai memakan makanannya sampai habis.
Setelah habis, mereka berempat bergegas pulang ke kediaman Jung. Sampai di kediaman Jung, mereka berempat bergegas masuk ke dalam.
"Eomma!" Seru mereka bertiga yang mulai berlari menuju Taeyong.
Berbeda dengan Jaehyun yang saat ini masih berdiri di ruang tamu. Mengambil ponsel yang ada di saku celananya, dan mulai menelepon seseorang.
Selamat siang Tuan Lee.
Tolong carikan informasi mengenai Kim Doyoung. Aku tunggu dalam waktu satu jam. Kalau kau tidak menemukannya dalam wakti satu jam? Aku pastikan kau tidak akan bisa menghirup udara segar lagi.
Baik, Tuan Jung. Saya akan pastikan anda akan mendapatkan semua informasinya dalam waktu kurang dari satu jam.
Cari semuanya sampai tuntas! Aku tidak mau ada satu informasi pun yang terlewat!
Ucap Jaehyun yang langsung mematikan teleponnya secara sepihak dan langsung bergegas menyusul ketiga anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORST MOTHER - JAEDO
Fiksi PenggemarCERITA INI KHUSUS UNTUK JAEDO SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA M...