34.IMAM PILIHAN APPA

3.7K 226 0
                                    

Allah itu adil, tak mungkin Allah membalas permata dengan krikil

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.
Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

34.IMAM PILIHAN APPA

Di Diandara hospital kini ke 2 pria tampan tengah sibuk berkutat dengan laptop masing masing.

Raka mengerjakan file file penting tentang rumah sakit ini di ruangan Akhtar, entah apa alasannya.

"Kamu tidak kerjakan saja di ruangan mu sendiri" Ucap Akhtar

Raka menoleh "Gue lagi ga mood sendiri, sesekali boleh lah gue disini. Lagian lo juga tau kan kalo suster suster genit yang suka caper sama gue suka ganggu gue keluar masuk ruangan gue, gue jadi keganggu" Balas Raka

"Bersikap tegas lah, mereka akan terus seperti itu jika kamu tak menegaskan hal itu"

Raka menghela nafas gusar "Ck! Iya nanti gue urus soal itu. Dan sekarang gue mau disini bareng sahabat gue dulu"

Akhtar hanya mengangguk pelan lalu kembali fokus ke arah laptop nya. Pekerjaan dia cukup banyak, apalagi Akhtar harus mengecek salah satu cafe nya yang berada di Itaewon dan juga Incheon, yang tengah mengalami penurunan.

Akhtar memijat pelipis nya sebentar, sebelum pintu ruangan nya terbuka menampakkan Abi nya dan juga mertua nya.

"Assalamu'alaikum" Ucap kedua nya

Akhtar dan juga Raka menoleh ke sumber suara "Waalaikumsalam" Balas kedua nya

Appa Ardi dan juga Abi Abdullah duduk di sisi Raka yang berada di sofa ruangan.

"Maaf ya, Appa tidak mengetuk pintu dahulu" Ucap Appa Ardi

Akhtar tersenyum lalu mengangguk "Tidak apa Appa, Abi memang suka seperti itu. Masuk tanpa mengetuk" Sindir Akhtar

Abi Abdullah yang merasa dirinya di sebutkan pun menatap datar anak semata wayang nya "Biarkan saja lah, ini kan ruangan pribadi anak saya sendiri" Dingin Abi Abdullah

Akhtar mendelik "Emang situ ayah saya?"

Appa Ardi dan juga Raka tertawa mendengar nya, jujur baru kali ini Raka mendengar Akhtar bercanda. Begitu pula Abu Abdullah yang baru saja bercanda untuk pertama kali nya saat Akhtar dewasa.

Dulu saat kecil Akhtar sangat pecicilan, namun setelah beranjak dewasa dan bertemu dengan wanita itu akhirnya sifat Akhtar berubah drastis menjadi dingin, itu sebab nya Raka dan juga Abi Abdullah baru saja melihat candaan yang Akhtar lontarkan untuk pertama kali nya di usia nya sekarang.

"Durhaka banget kamu sama Abi, Abi adukan ke Umi baru tau rasa"

Akhtar terkekeh pelan "Silahkan saja"

Imam Pilihan Appa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang