Fifth

59 13 1
                                    

"Ayah...hiks! Ayah..."

Suara tangisan menggelegar di dini hari itu mampu membuka kembali kedua kelopak mata milik Jihoon yang baru saja terpejam dan pergi tidur. Ia memang berjaga semalam hingga pukul satu dini hari guna membaca proposal yang sebuah perusahaan barang antik berikan padanya. Ingin memajang koleksi di pameran barang antik yang ia dirikan beberapa tahun silam itu.

Suara tangisan itu tak hanya membuatnya terbangun. Sang istri,Kim Taehee,pun turut terbangun. Wajah cantik yang tampak begitu kelelahan karena membludaknya murid didik yang musti dilatih di tempat kursus rias wajah miliknya itu pun kini menjadi raut wajah panik.

Sosok Jihoon yang tinggi dan gagah,yang ada disampingnya terasa seperti transparan. Tanpa meninggalkan perkataan apapun,ia berlari,menaiki anak tangga guna menuju kamar tidur sang buah hati yang ada di lantai dua meski ia lupa pakai sandal rumahannya. Namun itu wajar. Siapa yang mampu berpikir saat sedang panik?

"Chanwoo!"

Anak laki-laki tampan yang meringkuk sembari memegang perut dan menekannya kuat-kuat itu menoleh. Wajah tampannya telah basah oleh air mata. Ia menangis histeris.

"Ibu...hiks! Ibu..."

Taehee mendekat. Meraba dahi sang anak yang tampak panas. Bahkan ia terkejut. Apakah sang anak demam meski sebelumnya tidak main hujan-hujanan atau minum minuman dingin?

"Perut Chanwoo hiks...perut Chanwoo sakit,Ibu"adu anak laki-laki itu terisak.

"Iya. Kita pergi ke dokter ya,Nak"jawab Taehee mencoba tenang. Ia menoleh ke belakang dimana Jihoon baru saja datang.

"Kita bawa Chanwoo ke rumah sakit,Yah"

Tanpa bertanya pun Jihoon tahu jika anak laki-laki semata wayangnya itu sedang tak baik-baik saja. Wajah tampan yang justru lebih mirip dengan Taehee dibandingkan dirinya itu berwarna pucat pasi. Keringat dingin membasahi tubuh gempal sang anak yang ia sadari tampak lebih kurus dibandingkan sebelumnya.

Maka,tanpa menunda waktu lagi,ia merengkuh tubuh gempal sang anak dan ia bawa menuju mobilnya di garasi. Mereka harus pergi ke rumah sakit sebelum kata 'terlambat' datang menghampiri keluarganya.

•••

"Bagaimana kondisi anak saya,Dok?"

Dokter yang berjaga malam itu,yang baru saja melakukan pemeriksaan pada Chanwoo pun melepaskan stetoskop yang tadi ia kenakan sebelum menjawab pertanyaan yang Jihoon lontarkan.

Stetoskop itu pun ia gantungkan di leher lalu mulai menjawab,"Anak anda baik-baik saja. Namun,saya peringatkan agar anak anda menjaga pola makan. Jangan sampai telat makan dan jangan lakukan diet ekstrim! Jika memang ingin menurunkan berat badan,lakukan dengan olahraga ringan dan perbanyak makan makanan sehat saja. Jangan lakukan dengan mendadak yang membuat lambung menjadi terkejut!"

Mata sipit kepala keluarga dari Keluarga Jung itupun melirik ke arah Chanwoo yang telah terlelap. Di tangan kiri pemuda itu ada jarum yang menusuk,yang menghantarkan cairan infus. Sedangkan dua lubang hidung yang menjulang ke atas karena terlalu mancung itu dijejal oleh selang oksigen. Anak laki-lakinya sedang kepayahan.

"Anak anda menderita tukak lambung dan dehidrasi hingga terpaksa harus dirawat sampai tiga hari mendatang. Selama itu pula saya akan memeriksa secara rutin. Jika di hari ketiga anak anda sudah pulih total,maka anak anda diperbolehkan pulang"tutur dokter menjelaskan.

"Baik,Dok. Terima kasih"jawab Jihoon masih setia menatap wajah Chanwoo yang membaik dibanding sebelumnya. Tak terlalu pucat. Sedikit berwarna.

[✔] Neighbor Love || Chanwoo×SowonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang