“Sandi adalah hal terkuat dalam menjaga barang. Sangat kuat, sehingga saat sang pemilik rahasia tiada-pun, sandi tetap abadi.”
***
Dulu, Ana seringkali menyebut satu nama dengan bangga. Mengatakan kepada dunia bahwa nama itu harum sewangi bunga mawar.
Ana selalu percaya, selalu yakin bahwa nama itu adalah nama satu-satunya yang dapat Ana harapkan.
Nyatanya, lagi-lagi pupus sudah harapan Ana. Nama yang selalu ia banggakan membuat Ana kecewa.
Malam ini Ana berusaha menyeka luka. Ingin berkata kepada dunia bahwa dia sedang bahagia.
Tapi, kenapa lakon utama yang ia banggakan membuat kecewa?
Ana terluka, diwaktu yang seharusnya Ana tersenyum bangga akan dirinya.
Ana tidak suka jika kepercayaannya dibuang sia-sia.
Lantas, mengapa Ana kecewa untuk nama yang telah mengikis rasa bangga?
Nama itu akan Ana simpan sendiri di dalam laci, walau tangannya tertusuk duri.
Nama itu akan abadi menjadi kecewa, sampai di mana Ana berakhir dengan menutup mata.
***
Rasanya, Ana hidup sebagai sandi.
Satu nama yang selalu Ana hormati, kini menjadi nama yang akan selalu Ana wanti-wanti.@rnndtsfyn
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU || [ON GOING]
Poetryby: @rnndt_sfyn •(ON GOING) •(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Dia cerdas tapi tidak secerdas itu, dia bisa main gitar, dia bisa memasak, dia bisa naik sepeda, dia bisa bernyanyi, dia bisa berpuisi, dia bisa membuat cerita, dan kupikir dia bisa segalanya. Ja...