Park Jimin
☆☆☆
(ALL POV)
Bus yang membawa Jimin berhenti tepat di sebuah halte bus pemberhentian terakhir. Dengan langkah ringan Jimin keluar dari bus yang membawanya dari sekolah itu kembali ke rumah. Jimin masih harus berjalan untuk benar-benar sampai di rumahnya. Ia sekali lagi mengambil permen dari saku seragamnya dan memakannya.
Jimin sangat suka permen, terlebih lolipop. Ia suka sesuatu yang manis-manis termasuk coklat dan cream cake. Orangtuanya selalu memberinya permen jika menginginkan sesuatu dari Jimin dan Jimin biasanya akan menurut jika permen lolipop atau coklat menjadi imbalannya. Bahkan uang hasil memainkan piano di gereja pun ia sisihkan separuhnya untuk membeli permen. Taehyung sering kali menegur kebiasan buruk Jimin yang suka manis-manisan padahal usia mereka sudah tidak kanak-kanak lagi. Tetapi Jimin selalu menjawab jika pada kemasan bungkus lolipop tidak ada tulisan larangan bagi orang dewasa untuk memakannya.
Karena melamun, Jimin tidak sadar ia sudah memasuki halaman rumahnya. Ia membuka pintu gerbang dan berjalan mendekati pintu masuk sebelum entah datang darimana sesuatu yang sangat keras menghantam kepalanya.
“Aduh!!” Jimin terkejut sekali sampai ia menjatuhkan permennya. Ia merasakan kepalanya berdenyut karena baru saja dilempari… sepatu?
“Oh, astaga! Jimin?”
Jimin memejamkan matanya dengan menahan kesal. Sudah pasti ini ulah ceroboh ayahnya.
“Sayang, kau baik-baik saja?” Tanya Ha Ryu dari atap rumah.
“Ayah!!!” Teriak Jimin. “Apa yang kau lakukan di sana?”
“Aku sedang sibuk membersihkan atap, nak!”
“Aish…” Jimin mengusap kepalanya yang masih sakit. Untung saja hanya sepatu, bagaimana jika ayahnya melemparkan barang-barang yang lebih berat? Ia bisa gegar otak!
Walaupun tak rela melihat permennya tergeletak di tanah yang kotor, Jimin akhirnya meninggalkannya dan masuk ke dalam rumah. Ia membuka pintu dan langsung tercium aroma lasagna yang begitu menggugah selera.
“Aku pulang!”
“Oh, bayiku sudah pulang!” Ibu Jimin tersenyum lembut kepada Jimin yang baru saja melepas sepatu di depan pintu.
“Hai, bu.” Jimin menghampiri ibunya di dapur dan mencium pipinya setelah meletakkan ranselnya di meja makan. “Aku benar-benar lelah sekali hari ini. Ibu tidak bekerja?”
“Ini hari sabtu, ibu bekerja setengah hari. Nah, cuci tangan dan lekas makan. Setelah itu ibu ingin kau pergi ke minimarket membeli bahan makanan.”
Tanpa protes, Jimin membersihkan tangannya di wastafel lalu duduk dan menunggu sepiring penuh lasagna terhidang di hadapannya. Ibunya dengan cekatan meletakkan dua porsi makanan itu di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ⭐️ ] You're The One
Fanfiction[ PDF : 30.000 ] Jimin yang kikuk dan ceroboh bertemu dengan paman-paman tampan yang jatuh cinta kepadanya