No man's painting

3 2 0
                                    

Perkenalkan, aku Jian. Seorang pegawai Museum Seni di Ibukota. Sebenarnya...awal mula pekerjaanku adalah pegawai kantoran, tapi karna masalah pribadi dan ekonomi aku memutuskan untuk beralih profesi demi keluargaku. Walaupun banyak cerita kurang menyenangkan pasal tempatku bekerja, namun tak pernah ku dapati hal hal janggal itu. Seperti,...

"Hey, kamu tadi liat ga? ada orang yang jalan ke arah toilet itu, jalannya terpincang-pincang..sangat aneh"

"Aku pernah dengar suara jeritan di dalam art 7!"

"Demi tuhan, apa kamu tidak takut?!"

"Pada tengah malam, biasanya terdengar suara tangisan di pojok art lantai 3"

Gila! Satu kata yang terucap dalam hatiku saat semua lontaran kalimat itu merasuk ke dalam indra pendengaranku, sungguh! Jika ada yang mendengarnya pun pasti akan merasa muak. Mana ada hantu di jaman sekarang, jika pun ada pasti karna kalian mengganggu nya. Sugesti diriku saat mendengar berbagai cerita mistis dari segala penjuru. Aku berusaha untuk selalu berpikiran positif, karna memang benar bukan?









Malam ini, jadwalku shift malam. Seperti yang sudah di ajarkan seniorku, aku mengecek semua ruangan untuk memastikan tidak ada masalah. Saat aku mengecek ruangan teratas, art 7.. aku melihat sebuah bayangan di pojok ruangan tepat di samping lukisan yang baru kali ini kulihat. Aku mendekat ke arah bayangan tersebut dengan perlahan sambil berjaga jaga. Sebentar lagi hampir sampai ke arah bayangan tersebut, tiba tiba dering ponsel ku berbunyi sangat nyaring membuat ku terkejut dan langsung mengalihkan pandangan ku pada ponsel. Ah! ternyata teman kerjaku, aku pun segera membaca pesan singkat tersebut

"Jian, ku peringati. Ini kali pertamamu masuk shift malam, mungkin kamu tidak akan percaya, tapi! Abaikan saja apa yg kamu lihat saat berada di art 7. Selamat malam"

Aku mengenyrit aneh lalu kembali tersadar dengan tujuanku mendekat ke sini. Aku mengarahkan senter ku ke arah bayangan tadi berdiri

BOOM!

Hilang! aku berani bersumpah aku melihatnya berdiri di samping lukisan baru, tapi kini?! Mencoba berpikir positif dan mencari ke arah sekeliling, nihil! Bayangan itu benar benar lenyap tak berbekas. Aku pun bergidik dan berlalu dari ruangan itu.

keesokan harinya aku bercerita tentang kejadian semalam kepada Rian, teman kerjaku. Dia hanya menanggapi hal tersebut dengan tawa menyebalkan, katanya aku hanya terlalu lelah hingga berhalusinasi, mungkin(?).








Sudah satu bulan, setiap shift malam aku selalu di hantuin dengan bayangan tersebut yang membuatku semakin kehilangan pikiran positifku. Aku semakin tak karuan semenjak hari itu. Aku menarik semua perkataanku pasal hantu dan mahluk ghoib, karna kini aku benar benar sudah pasrah. Hari ini aku membereskan barang setelah shiftku selesai, sebelum aku pergi Rian bertanya padaku,
"Kamu kelihatan pucat akhir akhir ini, apa ada yang menganggumu?"
Aku menggeleng singkat lalu menjawab, aku hanya kelelahan dan bergegas pulang. Aku pun mengistirahatkan tubuhku saat sampai di rumah.




Malam ini adalah shift malamku lagi, aku meminta Rian untuk menemaniku supaya aku sedikit tertolong jika ada yang menganggu. Beruntungnya Rian mengiyakan dan menemaniku. Kami berjaga hingga Museum tutup, sebelum pulang aku kembali mengecek seluruh ruangan. Aku menyuruh Rian untuk menungguku di resepsionis saja supaya cepat, dia mengiyakan.

Aku pun segera bergegas mengecek seluruh ruangan. Sampailah aku pada ruangan terakhir, art 7. Aku membuka pintu dengan perlahan dan meneliti ruangan tersebut, harap harap tidak di ganggu lagi.

Aku masuk perlahan dan mulai menyinari seluruh ruangan dengan senterku, kali ini ada yang aneh.. Lukisan nya tidak ada. Aku pun menutup pintu ruangan itu dan menyalakan ponsel ku untuk menghubungi Rian

"Halo Rian, kamu tadi pagi ke art 7?" ucapku dan di balas dengan Rian

"Iya, kenapa?" aku menghela nafas dan menjawab,

"Lukisan yang berada di sudut ruangan menghilang, apa kamu tahu di mana itu?" tanya ku dengan pelan,

lalu jawaban Rian benar benar membuat ku terkejut setengah mati

"Mana ada, sudut ruangan kan selalu kosong. Tidak pernah ada lukisan baru di art 7, jikapun ada pasti tidak di taruh di sudut, karena..Sudutnya tidak bagus."

Aku mematikan telfon dengan cepat lalu kembali membuka pintu art 7,

Voila!


Bayangan itu ada kembali dan menatap ku dengan mata berdarah nya.

Oh Gosh!


Satu pikiran ku berkata lari, tapi kaki ku melemas. Aku semakin tidak karuan, aku pun melihat ke arah samping bayangan itu, lukisan baru itu... seketika darah ku berdesir dengan cepat. Aku menangis sejadi jadi nya saat sosok itu kian nampak jelas.

Demi tuhan aku sangat takut, bagaimana bisa?
Aku jatuh lemas dengan merapal semua doa doa yang ku tahu, aku menunduk dan merapal dengan suara yang lirih dan sesak. Aku tidak pernah setakut ini ..tuhan tolong aku..




















Silau, satu kata pertama yang terbesit dipikiranku. Aku pun berpikir, apa aku ada di dunia lain? atau aku berhalusinasi? Aku mencoba membuka mataku dengan perlahan, hal pertama kali yang ku lihat adalah Rian yang memandangku dengan panik.

Aku mencoba untuk mendudukkan tubuhku, Rian menahan pergerakanku dan berkata
"Tiduran saja dulu, kamu masih terlalu lemah Ji." ucapnya lembut dan tegas secara bersamaan, aku pun mengurungkan niatku dan menatap nya
"Bagaimana aku bisa ada di sini? Kurasa kemarin aku berada di art 7.." ucap ku lirih, sungguh! mengapa tubuh ku sangat lemah.. apa yang sebenarnya terjadi?! Rian menggeleng lalu berkata
"Memang benar, tapi kamu di bawa ke dimensi lain oleh sosok itu" ucap nya yang melirih di akhir kalimat.

Sosok? Dimensi lain? Wah.. mengapa semua ini menjadi sangat tidak masuk akal! aku menatapnya tajam
"Memang aku sering diganggu akhir akhir ini tapi, apa itu dimensi lain?Jangan ngaco!" ucap ku ketus dan mendapat lirikan tak suka dari Rian. kami sama sama terdiam, masih bergelung dalam pemikiran masing masing. sampai akhirnya..
"Jian, kamu ga tahu apapun soal sosok itu. Jadi... jangan bertingkah seolah-olah kamu tahu segalanya. Kamu hanya tamu Rian." ucapan nya, aku menunduk dalam saat dia berlalu pergi.

Apa yang sebenarnya aku tidak tahu pasal ini? Ada apa disana? Memang nya ada apa? semua pertanyaan itu membuatku semakin pusing, kembali ku pejamkan mataku untuk beristirahat.












Keesokan paginya aku sudah di perbolehkan pulang oleh para dokter, Rian pun mendorong kursi rodaku demgan perlahan. Cukup canggung diantara kita, karna percakapan terakhir kita kurang menyenangkan. Aku melamun dan memejamkan mata memikirkan hal terakhir yang terjadi sebelum aku berada disini, aku rasa aku hanya kelelahan saat itu tapi mengapa rasanya seperti aku tidak punya raga lagi? Apa ini hanya pemikiran ku? Kursi roda berhenti tepat di depan sebuah bangunan kuno yg terlihat sangat antik, ini sama seperti lukisan di art 7. Aku menoleh ke belakang. Tidak ada Rian, dimana dia? aku pun memutar arah pandangku ke seluruh penjuru, tetap saja tidak ku temukan..hingga,




Aku terbangun dari pingsanku, masih berada di ruangan art 7. Aku kembali melihat dan mengecek sekeliling, ternyata benar.. lukisan tak bertuan tersebut
















Tidak pernah ada










tamat.

Yang tak kunjung usaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang