duka dan kenangan

17 3 22
                                    

Sabtu legi, pukul 10 malam

"Aku melahirkan seorang anak lelaki, kelak dia akan menjadi seperti mu, Gii" Ucap wanita yang masih terbaring lemah di brangkar rumah sakit sambil tersenyum, dia habis melahirkan.
Egi tersenyum lalu mengelus pucuk rambut wanita nya dan berucap dgn tenang
"Kelak dia juga akan mempunyai pribadi seperti mu.. sekarang istirahat ya.." Tangan nya beralih menarik selimut di atas brangkar itu hingga sebatas dada, lalu tersenyum lembut. wanita itu hanya mengangguk dan memejamkan mata.




___
Satu tahun berlalu

"Akdhshsjsjajjsjsj!!!" celoteh bayi yang baru saja selesai makan, dia masih mengunyah apel yang di kupas oleh ayahnya. Wanita yang baru saja selesai mencuci bekas makan bayi tersebut, ikut bergabung bersama.

__________
Sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Egi, memiliki keluarga kecil yang tentram dan damai serta bahagia. Dia memanjatkan doa setiap hari untuk kelangsungan hidup dan hubungan antar mereka. Tak jauh beda, Luna juga merasakan demikian..mereka keluarga yang bahagia.

hari hari berlalu berganti bulan,
bulan bulan berlalu dan berganti tahun,
tahun tahun berlalu hingga saat ini.
Tidak ada yang tau, bagaimana takdir seseorang.
_________



Lima tahun kemudian,
Senin Kliwon pukul 6 pagi.

Seorang bocah dengan perawakan kecil yang menggendong tas berwarna biru tua itu sedang menyantap sarapannya bersama keluarganya, ini hari pertama nya di taman kanak kanak.

"Nage, sudah selesai? ayo berangkat bareng Daddy" Ucap Egi dengan senang,
Nage— bocah itu masih diam, hingga..
"kalau kamu tidak mau sekolah, nanti buna marah" Ucap Luna menakut nakutin sang anak. Nage yang memang takut dengan Luna pun merasa akan ancaman itu dan langsung berlalu melesat ke dalam mobil, membuat orangtuanya tertawa sambil berjalan menyusul.

kita doakan semoga hari pertama Nage di taman kanak kanak meninggalkan kesan yang menyenangkan.



________
Malam hari
pukul 11


tringg

tring~

tringgggg!!!!


Dering telepon seluler itu mengganggu Egi yang baru saja terlelap, dia mengangkat telepon itu dan membangun kan istrinya
"Sayang, ibu mu mau bicara dengan mu" ucap nya lembut.
Luna terbangun dan menatap ke arah suaminya, dia membeo, mengulang perkataan sang suami "Ibu ingin bicara denganku? Malam malam begini, ada apa?" tanya Luna dengan muka bingung, Egi tidak tahu hanya mengedikkan bahu dan memberikan gagang telepon seluler itu ke istrinya.

'Halo Bu ada apa? apa semuanya baik baik saja?'
Tidak ada jawaban, hanya ada Isak tangis di seberang.
Luna panik, dia bertanya sekali lagi
'Bu..ibu tidak apa kan??! Buuu jawab aku Bu!' Akhirnya ada jawaban..orang di sebrang mulai berbicara tapi bukan kabar baik,
'Bapa nak..bapa mu —meninggal'  hanya sekali dan setelahnya sambungan telepon terputus, Luna masih terlalu shock dgn apa yg di dengar nya dia melemas tubuhnya jatuh ke lantai
ia menangis.


_________________

Egi masih belum sadar dengan semuanya, ini terjadi terlalu cepat. Rasanya baru saja kemarin dia merasakan kebahagiaan, lalu sekarang semuanya seolah di renggut paksa.
Dunia sedang bercanda rupa nya, keadaan memburuk. Luna berubah jadi sosok yang asing baginya, bahkan mereka sudah tdk berbicara selama sebulan ini.

_______

Satu semester berlalu setelah semuanya, tidak ada yang membaik, hanya selain pertumbuhan Nage yang sangat pesat. Mungkin malam ini Dewi sedang baik dengan memperbaiki keadaan rumah tangga mereka, Luna mulai bicara..
"Giii" panggil nya lirih.
Egi menengok dan tersenyum
"Iya, ada apa?" jawab nya lembut.
"Aku akan pergi mengunjungi orang tua ku..tolong jaga Nage dan jaga dirimu, tidak usah mengantar ku. Ibuku sedang sekarat Sekarang...aku harus segera kesana, maaf baru memberi tahumu dan jaga dirimu..aku mencintaimu" Ucap nya sambil menarik sebuah koper, matanya menatap Egi dan tersenyum.
Egi terkejut, ia bahkan tak menyadari koper itu, otak nya blank, pikiran nya bercabang. Egi mendapatkan lagi kewarasan nya lalu menarik koper itu, dia berucap
"Apa kau juga akan baik baik saja? kenapa tidak mau ku antar?" Ucap nya lirih.
Luna melepas tangan besar itu lalu tersenyum dan menggeleng
"Kamu pasti lelah, lebih baik istirahat dan jaga kesehatan mu" dia berjalan meninggalkan rumah itu,
Egi hanya menatap sendu wanita tersebut..kini hanya ada dia dan anak mereka, dia percaya istrinya pasti kembali. Dia kembali ke dalam dan mulai meyakinkan diri semuanya akan baik baik saja.

________________

_______________

Sudah tiga hari sejak kepergian Luna
mereka baru saja selesai bertelefon, Luna akan kembali sore ini. itu kabar baiknya.

sambil menunggu, mereka— Nage dan Egi berbelanja hadiah untuk Luna.

Namun sampai malam hari tetap tidak ada tanda tanda kedatangan Luna, telfon nya bahkan tidak aktif padahal ini sudah lewat dari janjinya.

Hingga pada pukul sembilan, suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Egi. Dia sudah membayangkan istri tercintanya dengan senyuman.

tok tok"

ceklek!

Pintu terbuka menampakkan dua orang lelaki berencana Sherif, senyuman Egi luntur. Rasa rasanya ia tak punya masalah dengan Polisi .

Mereka polisi itu mulai berbicara

"Selamat malam pak, maaf mengganggu waktu nya..saya dari kantor polisi pusat ingin memberi tahu bahwa istri bapak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. Beliau tewas di tempat dan sekarang sedang dalam proses pengembalian jenazah. kami menemukan ini yang menunjukan lokasi rumah bapak, sekian dari kami. Selamat malam." Polisi itu sudah pergi setelah memberikan sebuah ponsel. Ponsel istrinya yang sudah hancur.

Egi kehabisan kata kata, tanpa sadar air matanya menetes dengan deras. Hujan ikut turun seakan-akan merasakan duka mereka..
_______



Egi terbangun dari tidurnya, mengusap kasar air mata nya. Dia bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah balkon. Mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya lalu menghisap candu itu dengan tenang. Mata nya tak henti henti menatap langit malam yang indah..sambil bergumam

harus nya kamu tdk pergi.
------------
----------





Ternyata semua hanya tinggal kenangan yang terus terulang dalam mimpi yang syadu namun juga menyakitkan.

Egi_Nage




__________
________
the end

Yang tak kunjung usaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang