50

628 51 0
                                    

novel pinellia

Bab 41 Berbusa di Mulut

Matikan lampu kecil , sedang dan besar

Bab Sebelumnya: Bab 40 Mengenali Tuhan

Bab Berikutnya: Bab 42 Jalan Cerah

    Di tengah malam, semua suara sunyi.

    Daqiang bisa melihat bintang-bintang berkelap-kelip di langit malam, bahkan tidak ada satu pun awan gelap, apalagi salju.

    Detak jantungnya seperti genderang, Daqiang menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, mencoba mengendalikan adrenalin yang mengalir di tubuhnya.

    Dia melambai ke dua kaki tangannya di belakangnya.

    Daripada membiarkan dirinya terseret ke dalam pusaran kegembiraan, dia harus tetap tenang, melepaskan gangguan, dan memikirkan apa yang akan mereka lakukan.

    Itu banyak uang!

    Daqiang menarik napas dalam-dalam lagi dan bergerak perlahan ke depan di samping dinding.

    Dua orang di belakangnya bergerak pada saat yang sama, mengikuti jejaknya.

    Yang mereka inginkan hanyalah uang.

    Ini adalah kesempatan langka.

    Keluarga Luo tidak memiliki pria dewasa.

    Ini adalah kesempatan langka.

    Dua babi hutan.

    Pasti bernilai banyak uang.

    Saudara laki-laki mereka sangat erat, dan kali ini mereka tertidur dan memberi mereka bantal.

    Pelan-pelan, pikir Luo Daqiang.

    Dia bergerak dengan hati-hati selangkah demi selangkah agar tidak kehilangan keseimbangan, dan perlahan-lahan berjalan melewati rintangan di halaman menuju pintu.

    Dia berhenti lagi untuk mendengarkan dengan seksama.

    Diam-diam.

    salah.

    Ada suara rendah, sangat samar sehingga dia tidak yakin dia mendengarnya.

    Su Daqiang menahan napas, sengaja tidak menatap ke titik mana pun, sehingga segala sesuatu di sekitarnya tidak terlihat.

    Kemudian dia bertemu sepasang mata hijau di bawah sinar bulan.

    Ketakutan.

    belanak hijau! ?

    Keluarga siapa yang memiliki mata hijau?

    Kemudian Luo Daqiang membuka mulutnya lebar-lebar dan tercengang melihat kepala ular besar melayang di depannya, memandangi mereka bertiga dari udara.

    Kebanggaan yang memandang rendah segalanya, dan penghinaan di matanya.

    Jantung Luo Daqiang berdetak seperti genderang.

    Dia belum pernah melihat ular seperti itu dalam hidupnya!

    Seekor ular putih besar dengan bayangan hitam di belakangnya tampak seperti monster dengan mulut besar yang siap melahapnya dalam satu gigitan.

    Surat ular merah itu dimuntahkan, dengan bau amis yang samar.

    Pindai mereka bertiga.

    Mata Luo Daqiang menjadi gelap, dan seluruh penduduknya runtuh dengan busa.

🐠END🐠 BOSS Koi Terlahir Kembali Dengan RuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang