chapter 2

1.9K 219 64
                                    

"Jay-ah...". Panggil si manis sembari mengetuk pintu kamar putranya.

Namun tak ada sahutan dari dalam sana. Jungwon lantas menghembuskan nafasnya perlahan sebelum memutar kenop pintu yang ternyata tidak terkunci.

'Krieet'

Setelahnya pintu pun terbuka. Jungwon lantas berjalan memasuki kamar yang didominasi oleh warna monochrome tersebut.

Sejak dulu Jay memang suka sekali dengan warna warna seperti itu. Pernah suatu hari ia menawarkan untuk mengecat kamarnya dengan warna yang lebih terang, namun dengan cepat pemuda itu menolaknya.

Jungwon lantas mengambil duduk di tepian ranjang. Samar samar ia dapat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Sembari menunggu, Jungwon pun mengedarkan pandangannya--memperhatikan dengan detail bagaimana ruangan tersebut.

"Tidak ada yang berubah". Ucapnya sembari mengambil sebuah frame putih ber-potretkan dirinya yang tengah dipeluk oleh sang putra kesayangan.

"Apa yang sedang Ayah lakukan disini?".

Sontak tubuh ringkihnya pun terkesiap begitu mendengar sebuah suara yang menginterupsi.

Dengan perlahan si manis menoleh namun seketika semburat merah muda menghinggapi kedua pipinya.

Bagaimana tidak? Pasalnya ia mendapati sosok si Park muda yang bertelanjang dada dan hanya terbalut oleh sebuah handuk putih yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Sementara satu tangannya yang lain tampak sibuk mengusak surai basahnya dengan handuk kecil.

Jungwon lantas membuang pandangannya kearah lain begitu maniknya tanpa sengaja bersirobok dengan perut atletis milik sang putra.

Oh ya Tuhan.. ia bahkan tak pernah berpikir jika Jay mempunyai tubuh sebagus itu dibalik seragam sekolahnya.

"Ayah?". Panggilnya sembari mengibaskan tangannya di depan wajah si manis.

"A-ah ya? Aku.. Aku tadi hanya ingin membicarakan sesuatu denganmu t-tapi sepertinya kita bicarakan nanti saja". Sahut Jungwon dengan sedikit terbata tanpa menatap sang lawan bicara.

"Kenapa harus nanti?".

"Tidak apa apa. Kau juga baru selesai mandi jadi sebaiknya pakailah dulu bajumu. Kalau sudah selesai, segeralah turun untuk makan malam. Aku akan menunggu di meja makan".

Setelah mengatakan hal itu dengan bersusah payah, Jungwon pun bergegas pergi meninggalkan kamar tersebut.

Sementara Jay? Ia hanya dapat mengulum senyuman tipisnya begitu menangkap kegugupan serta pipi merona milik sang Ayah.

"Apa dia baru saja salah tingkah karenaku?".
















**




Keduanya kini tengah terduduk bersama di meja makan sembari menyantap makan malam mereka.

Jungwon tampak berusaha untuk terlihat biasa saja dihadapan putranya setelah kejadian beberapa saat yang lalu.

"Ayah..". Ujar pemuda tampan itu membuka suara.

Si manis sedikit tersentak sebelum menghentikan acara makannya. Ia lantas memberikan atensi sepenuhnya pada Jay.

"Kau bilang ada sesuatu yang ingin kau bicarakan denganku".

Sebelum menyahut, Jungwon meletakan alat makannya lebih dulu. Mengunci obsidian sekelam jelaga milik sang putra tampannya.

unholy | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang