STALKER 01

527 22 0
                                    

Happy reading

Evelyn menatap heran jendela kamarnya, sejak kapan jendela itu terbuka. seingatnya, semalam ia sudah menutup semua jendela rumahnya, ini sangat membingungkan, sudah 2 hari ia mendapati jendela kamarnya terbuka sendiri.

"Huh ini gila"evelyn mengerang kesal.
Ia berjalan menuju jendela balkon kamarnya, evelyn melirik keluar balkon seakan mencari tau mengapa jendela balkonnya terbuka.

" Apakah ada hantu dirumah sebesar ini?" Membayangkan itu evelyn bergidik ngeri, telapak tangannya mengusap area sekitar leher nya.beberap hari yang lalu ia baru pindah kerumah tantenya, jadi dia tidak tau keadaan rumah itu sebelumnya.

Evelyn langsung menuju kamar mandi, sedikit melirik ke arah balkon, ia merasa merinding.
"Apapun itu pokoknya aku masih hidup hari ini" Evelyn berusaha menghibur dirinya.

Selang sekitar sepuluh menit, evelyn keluar dari kamar mandi yang sudah lengkap memakai seragammnya.

Evelyn melirik jam beker yang terletak di nakas, jam menunjukkan 7:00
"Masih banyak waktu, masih sempat buka ponsel" Evelyn mendudukkan diri di kasur dan membuka layar ponselnya.

Hal yang pertama muncul adalah notifikasi pesan teman-teman dari grup kelas evelyn
"Murid pindahan?semoga laki-laki dan tampan juga" Evelyn cekikikan sendiri.

Merasa sudah waktunya berangkat ke sekolah, evelyn keluar dari kamarnya, dia menuruni tangga sambil menyapa keluarga tante nya itu.

"Selamat pagi tan, om" Sapa evelyn sambil menarik kursi meja makan.

"Pagi lyn, bagaimana tidurnya?nyenyak?"tanya tantenya-viona

" Nyenyak tan,tante sama om mau pergi sekarang? "Tanya evelyn ketika melihat pakaian keduanya sudah rapi.

" Iya lyn, ada beberapa urusan mendadak di kantor, kamu gak papa kan ditinggal satu hari?"tanya suami viona yaitu reza.

"Gak papa om, aku dah biasa tinggal sendiri, aku gak mau bikin om sama tante kerepotan" Evelyn tersenyum tipis.

"Kami tidak kerepotan sayang" Ucap viona sambil mengelus kepala evelyn lembut, reza menganggukkan kepala tanda membenarkan perkataan istrinya.

"Tapi evelyn sudah menumpang di rumah tante" Evelyn menundukka kepalanya.

"Gak sayang, ini juga rumah kamu" Viona membawa evelyn ke dalam pelukannya, suasana rasanya berubah menjadi sedih.

"Ya udah, kita makan jangan. melow-melow dong, om juga pengen nangis"Reza berusaha mencaikan suasana.

Evelyn tersenyum tipis,ia merasa beruntung masih ada keluarga tantenya yang mau merawatnya.karna penyakit yang di derita ibunya,membuat ibunya meninggal kannya sendiri menemui ayahnya yang sudah duluan pergi ke tempat terindah.

Setelah selesai makan, evelyn memilih menaiki taksi daripada, diantar om nya itu, ia merasa sudah terlalu merepotkan om dan tante nya.

Setelah sampai disekolah, ia memandangi bangunan yang menjadi tempatnya dua tahun ini untuk mendapat pendidikan dan juga menjadi rumah keduanya..
"Semoga hari ini menyenangkan" Guman evelyn semangat, tapi beberapa langkah berjalan, ia menabrak sesuatu yang keras.

Brakk

Sial, baru juga ia berharap semoga harinya menyenangkan, dan sekarang ia sudah mendapat nasib buruk.

Evelyn mendongak, melihat siapa yang di tabrak nya itu.
"Tampan banget" Guman evelyn pelan,tapi tatapannya itu membuat evelyn merasa ngeri."tatapannya dingin banget, aduh mati aku dia pasti mau marah"Evelyn berguman pelan sambil menunduk, evelyn tidak menyadari laki-laki yang di tabrak nya tersenyum miring penuh arti mendengar gumanan evelyn.

"Ma-af , aku ti-dak sengaja" Ucap evelyn menunduk sambil memilih jari-jarinya,tanpa menjawab permintaan maaf evelyn, laki-laki itu pergi begitu saja.

Evelyn mendongak mendengar suara langkah menjauh, evelyn melongo melihat laki-laki itu meninggalkannya tanpa menjawab permintaan maafnya.

"Dasar nyebelin, dia siapa sih?" Evelyn menatap kesal punggung laki-laki yang mulai menjauh itu, evelyn berjalan menuju kelasnya sambil menghentakkan kakinya kesal.

"Kenapa tuh muka" tiba-tiba suara orang menyeletuk begitu saja.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang