•01•

21 9 15
                                    


harusnya gue nggak pernah mulai itu semua

o0o

Sang surya sedang terik-teriknya. Tubuh lelah penuh keringat itu memilih merebahkan dirinya di lantai. "Kakak jangan rebahan disitu, masih kotor. Bangun dulu biar bunda sapu."

"Nanti deh Bun. Capek banget kakak tuh." Lelaki itu malah memejamkan matanya.

Bunda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putra sulungnya. "Zhenya, ayo masuk."

Sedang gadis lain yang baru masuk tampak menelisik setiap sudut ruangan itu. Semua terasa asing bagi Zhenya. "Kamar aku yang mana Bun?"

"Di lantai 2, punya kamu yang pintunya putih ya." Zhenya mengangguk lalu membawa kopernya ke kamar.

Bunda tersenyum tipis. "Kak, itu tolong bawain tasnya Zhenya yang satu lagi."

"Yahh Bun, kakak masih pengen rebahan." Dengan malas lelaki itu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Bawain itu dulu, nanti kamu boleh rebahan lagi."

Hal pertama yang dilihat Zhenya ketika membuka pintu adalah ruangan dengan nuansa putih. Meski agak berdebu tapi ini cukup bagus,setidaknya tidak lebih buruk dari rumah lamanya.

"Cuma perlu diberesin dikit." Gumamnya ringan.

"Zhe, ini tas lo mau taruh mana?"

"Disitu aja Kak." Pria itu meletakkan tas Zhenya di samping pintu. "Makasih kak."

"Yoi."

"Kak Renjun."

Renjun yang berniat untuk pergi menghentikan langkahnya. "Kenapa?"

"Kamar kakak yang mana?"

"Ini depan kamar lo. Gue mau rebahan, kalo perlu sesuatu panggil aja ya."

Zhenya mengangguk.

Tiga jam berlalu. Zhenya baru saja menyelesaikan aksi bersih-bersihnya. Hanya tinggal merapikan baju saja. "Mandi dulu Zhe, udah sore."

"Iya Bun."

-

"Kakak masih tidur Zhe?"

"Iya Bun. Kecapekan kayaknya." Jawab Zhenya.

"Yaudah nanti kalo udah bangun suruh mandi ya. Bunda mau ke rumah tetangga." Bunda tampak memasukkan beberapa kotak kue ke paper bag. "Atau kamu mau ikut bunda?"

"Boleh? Zhenya pengen jalan-jalan."

"Boleh aja, nih kamu bantu bawa yang ini." Bunda menyerahkan dua paper bag pada Zhenya sedangkan yang satu dibawanya sendiri. "Yuk!"

"Sebentar Zhenya ambil masker dulu."

-

Komplek perumahan itu termasuk baru. Terhitung baru ada 5 rumah yang ditinggali. Namun sepertinya pemilik 2 rumah lain sedang tidak di rumah. Maka dari itu hanya ada 3 paper bag.

"Apa nggak sebaiknya kamu buka masker kamu? Tadi sampai dikira sakit loh." Bunda rasanya mau tertawa mengingat putrinya itu diminta jaga jarak.

"Malu ah Bun." Zhenya menggeleng.

"Malu karna nggak make up ya?" Bunda terkekeh.

"Nggak gituu." Lagi Zhenya menggeleng.

"Yaudah buka aja maskernya. Masa nggak mau kasih liat muka sendiri sama tetangga. Nanti nggak ada yang tau kamu anak bunda gimana?" Mau tidak mau Zhenya membuka maskernya.

Leinwand Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang