PROLOG

307K 5.8K 450
                                    

Hari itu, sekolahan sudah sangat sepi.

"Sean!"

Cesya, cewek bersurai hitam gelap dengan aksen warna pink itu melangkah mendekati Sean. Seharusnya, Sean tak mengikuti ajakan cewek itu yang memintanya jangan dulu pulang dan malah berakhir di gudang belakang sekolah seperti ini.

Sealim-alimnya Sean, ia tetaplah cowok normal. Tindakan Cesya tentunya telah berhasil membunyikan alarm bahaya dalam diri Sean.

Dalam hati, Sean berdo'a. Ia teringat nasihat Uminya, untuk menjauhi yang namanya dosa. Karena itu, ketika Cesya berjalan mendekatinya dengan gerakan yang sensual, Sean memalingkan pandangannya.

"Cesya, Sean gak mau.."

Sean terus berucap dalam hati, meminta pertolongan pada sang penciptanya.

Sean takut!

Takut dosa!

Cesya itu liar. Mamanya adalah orang yang mengajarkan untuk tak pernah berhenti berusaha dan Papanya adalah orang yang selalu mengajarkannya untuk terus konsisten dalam mengejar sesuatu.

"Sean, liat sini dulu."

Cesya berucap dengan cara yang seduktif. Tapi, Sean tetap mempertahan pandangannya agar tak melihat tindakan Cesya yang mulai melepas 3 kancing teratasnya sendiri.

Dalam benak Sean, Cesya ingin memperkosanya.

"Sean, lo gak pernah liat yang kayak gini, kan?"

Sean sama sekali tak menoleh, cowok itu memejamkan matanya kuat-kuat. Walaupun terpejam, Sean tau, Cesya pasti ingin menunjukkan sesuatu yang haram untuk dipandang.

"Gak mau, Sya.." tolak Sean.

Iman yang teguh adalah salah satu kunci surga. Jika saja ia tak ingat nasehat Uminya yang mengatakan janganlah kamu menyakiti wanita, mungkin Sean sudah mendorong Cesya.

Namun, bukan Cesya namanya jika tak jahil. Bagi Cesya, Sean itu menggemaskan!

"Sean, gue suka lo."

Cesya semakin bergerak mendekat, memepetkan tubuhnya pada Sean yang duduk di meja sembari bersandar pada dinding. Detik selanjutnya, tubuh Sean berhasil dibuat berdesir kala tangan halus Cesya membelai lembut pipinya yang tak pernah disentuh perempuan manapun selain Umi dan kerabatnya.

"Lo ganteng.."

Sedetik Sean tersentak, sebelum akhirnya ia menepis tangan Cesya.

"Bukan mahram.." cicitnya masih enggan menatap Cesya.

Namun, Cesya tak mengindahkan ucapan Sean. Ia malah semakin nekat mendaratkan jemarinya membelai rahang cowok itu.

"Sya.."

"Sebentar aja.."

Jantung Sean mulai berdebar begitu cepat dan nafasnya menjadi tak tertatur. Hingga semakin lama, Sean mulai menikmati belaian Cesya di wajahnya, cowok itu tak lagi menolak. Bahkan, ketika Cesya menangkup wajah Sean agar menatapnya, Sean menurut.

Jantung Sean berpacu, untuk pertama kalinya ia menatap mata seorang perempuan dari jarak 10 senti seperti ini. Bahkah, Sean dapat merasakan nafas hangat cewek itu yang menerpa wajahnya.

Secara tak sengaja, pandangan Sean jatuh pada bagian yang nampak terbelah dari balik seragam Cesya yang terbuka. Seketika, Sean merasakan ada perasaan lain yang muncul, hingga membuat salah satu bagian tubuhnya menegang.

Cesya menyeringai, kini Sean telah berani memandangnya. Hingga akhirnya, Cesya semakin nekat.

"Sean, mau ciuman?" bisik Cesya begitu seduktif.

Sean tak menjawab. Namun, pandangannya telah jatuh pada bibir pink Cesya.

Detik itu juga, Cesya tersenyum nakal.

.
.

Oke, prolognya aja dulu Vhynn pajang😒

GHAKEAN + CHEASY = GHACESYA.👍

Buat Sean, kuat kan imanmu jangan sampek goyah, banyakin do'a. Inget selalu kata Umi, nak. 🤰

KALO YANG SEBELAH GITU, YANG INI YA GINI. 🤰
........................................

AKAN DIUPDATE NANTI, KALO RAME. KALO GAK RAME YA TUNGGU RAME.😒

TERIMAKASIH.

GHASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang