5

109K 4.4K 560
                                    

Benda apa yang udah masuk,tapi tetep di luar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benda apa yang udah masuk,
tapi tetep di luar?
.
.

Pagi ini, entah di awan gelap sebelah mana matahari bersembunyi, hingga membuat cuacanya menjadi mendung. Di sisi selatan, langit menggelap, tanda siap menumpahkan airnya. Ditambah semilir angin sepoi-sepoi itu semakin menyejukkan.

Jadi jangan heran, jika Cesya kebablasan dan kini berakhir di luar pagar sekolahnya akibat telat bangun!

Kalo kata Mamanya. "Mama juga dulu gitu, santai aja~ dibawa enjoy~"

Karena nasehat itulah, Cesya bisa berdiri dengan santai tanpa beban saat gurunya mengoceh geram.

"Cesya! Kamu lagi, kamu lagi!"

"Iya, Pak. Ini Cesya lagi," balas Cesya, tersenyum manis tanpa dosa.

Pak Memet, pria berperut bucit yang sedang bertugas jadi guru piket itu bersedekap dada, menatap garang murid paling bebel sekaligus paling diperhitungkan karena merupakan siswi dengan nilai terbaik.

"Saya udah dua hari gak telat, pasti bapak kangen, kan?"

Hampir aja riwayat asma pak Memet kumat. Menghadapi murid sejenis Cesya ini sabarnya harus luar biasa, untung siswa yang modelnya macam begini cuman satu!

Pak Memet menghembuskan nafas pelan.

Sabar, Met...

Sabar...

"Kamu tau ini jam berapa?!"

"Ini jam.." Belum sempat Cesya melirik jam tangannya, tiba-tiba bel sekolah berbunyi.

SELURUH JAM PELAJARAN TELAH SELESAI~

KEPADA SELURUH SISWA DIPERKENANKAN PULANG~

THE WHOLE CLASS HOUR HAS BEEN OVER~

ALL STUDENTS ARE ALLOWED TO GO HOME~

"Buset udah pulang aja.." cengo Cesya.

Dari seluruh total murid yang bersekolah di SMA EVLANGGA, ini rekor telat paling epik!

Kalo gitu mending sekalian gak usah sekolah, Sya!

.

.

Sean berjalan memasuki rumahnya dengan langkah berat. Akhir-akhir ini, ia merasa sangat enggan pulang. Padahal, tak ada yang salah dengan keluarganya, semuanya nampak seperti biasa dan tak ada yang berubah.

Hanya saja, Seanlah yang berubah.

Ia sudah semakin dewasa dan sebagai laki-laki ia memiliki jiwa kebebasan. Ketika temannya yang lain bisa bermain, sedangka ia tidak. Ego dalam dirinya berteriak.

Gak adil banget, bangsat!

Sean menghela nafas dalam. Pandangannya beralih pada bocah kecil yang tengah berada di ruang keluarga. Agrel, adiknya itu nampak asik bermain robot-robotan dengan keadaan TV menyala tanpa ditonton.

GHASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang