Chapter 5 : kecelakaan tunggal

3.2K 61 0
                                    

Seminggu kemudian...

Asha mulai ketagihan untuk pergi ke klub lagi bersama Deva, Sahabat Asha

🍷🍷

"Gimana enwak gwa?" Tanya Deva dalam keadaan mabuknya
"Enwak ahh" Jawab Asha yang juga dalam keadaan mabuknya

Ia menuju ke mobil bersama Deva dalam keadaan mabuknya.

🚗🚗

Didalam mobil, Asha yang menyetir banyak meminum Amer yang ia bawa dari klub.

Karena Asha mulai pusing, itu menyebabkan kecelakaan terjadi...

Orang-orang yang berada disekitar tempat kejadian itu terkejut melihatnya

Beberapa orang langsung menolongnya, ada juga yang memanggil Ambulan yang berasal dari RS Medikal Utama

🏥🚑

Didalam Rs, Shannon dan Vino sedang asik-asik bercanda saat istirahat.

Vino mengambil sandwich kesukaan Shannon sehingga membuat Shannon lari mengejarnya.

"Ayo tangkap gua kalau bisa, wlee" Ucap Vino sambil berlari dan melunjurkan lidahnya atau bisa disebut melet

"Sini kau bajing*n!" Ucap Shannon dengan nada marahnya

Vino langsung cepat-cepat berlari.

Tiba-tiba Shannon menerima telepon untuk memanggil Ambulan

"Tolong, ada 2 korban kecelakaan, segera bawakan ambulan!" Ucap orang tersebut di telepon

Shannon menjawab " kami akan berusaha secepat mungkin, tolong tunggu disana"

Shannon langsung buru-buru menyuruh beberapa perawat dan Sopir ambulan agar segera cepat-cepat kesana

"Ada apa, Shan?" Tanya Vino
"Ada 2 korban kecelakaan, harus segera ditolong" Jawab Shannon

Shannon tidak mengetahui bahwa korbannya adalah Asha dan Deva

🚑🏥

skip**

Setelah sampai di rumah sakit(sudah balik lagi)

Perawat langsung cepat-cepat mengantarkan Asha dan Deva ke kamar pasien untuk diperiksa oleh Dokter Shannon dan Vino

Setelah Shannon dan Vino mengetahui korbannya, betapa terkejutnya mereka...

Shannon langsung mengecheck kondisi Asha sampai benar-benar Sadar

Sedangkan Vino, mengecheck kondisi Deva

Shannon menangis menatapi Asha yang mengalami kecelakaan tunggal

"Shan, jangan bersedih, okey?kamu adalah dokter yang profesional disini dan harus bekerja dengan keras dan baik." Ucap Vino sambil memeluk Shannon dari belakang.

"Lepasin gw bangs*t" Ucap Shannon yang sempat-sempatnya berkata kasar sambil menangis

Vino langsung melepaskannya, lalu melanjutkan pekerjaan mereka.

Shannon akhirnya dapat menyembuhkan Asha, tapi belum sadar juga.

Tapi, Vino.....

"Vin, bagaimana kondisinya?Kalau Asha sih masih baik-baik saja, tapi belum sadar sihh" Tanya Shannon

Vino menangis lalu memeluknya sambil mengatakan "a-aku tidak b-bisa m-menyelamatkannya"

Shannon begitu terkejut, Shannon khawatir Asha akan menangis karena Deva, Sahabatnya yang telah meninggal dunia.

'Semoga Asha dapat menerima takdirnya dengan ikhlas...' gumam Shannon

Setelah Asha bangun dan sadarkan diri.
"A-Aku dimana!?" Tanya Asha

"K-Kamu di rumah sakit" Jawab Shannon yang berada disampingnya

"Dimana Deva!?" Tanya Asha lagi.

Shannon pun kaget mendengar pertanyaan itu, Shannon tidak mau Asha akan bersedih karena Sahabatnya yang meninggal.

Akhirnya Shannon terpaksa berbohong.

"D-Deva udah pulang..." Jawab Shannon yang berbohong

"Yahh, kok ninggalin aku sih?" Tanya Asha lagi.

"D-Dia lagi ada urusan.." Jawab Shannon

Vino pun menjawab pertanyaan Asha yang sedang berada didekat Shannon dengan jujur, karena Vino heran mengapa Shannon berbohong..

"Dia sudah meninggal dunia..." Jawab Vino dengan sengaja

"A-APA!?" Ucap Asha dengan kagetnya

"H-Hey Vino, mengapa kamu jujur?" Tanya Shannon

"Kan memang betul!" Jawab Vino dengan Tegas

Asha pun begitu kecewa sambil menangis(campur aduk) Dan lalu menghapus air matanya dengan tisu, lalu menangis lagi, karena ia bisa membayangkan betapa sedihnya kehilangan Sahabat yang sudah menjadi teman bermainnya dari kecil sampai dewasa.

"S-Sudah Asha, terima saja Takdir Tuhan" Ucap Shannon sambil memeluk Asha yang masih menangis.

"H-hiks...a-aku mau m-melihat m-mayatnya u-untuk t-terakhir kali-nya..." Ucap Asha sambil bersedih

Asha langsung menuju ke mourtary bersama Shannon.

*DIDALAM MOURTARY*

Asha langsung mencari mayat Deva, Shannon pun menunjukkan mayat Deva.

"Itu mayat Deva..." Ucap Shannon

Asha langsung berlari menuju mayat Deva.

Karena seluruh badan Deva yang ditutupi oleh kain/selimut, Asha langsung membukanya dengan pelan-pelan

Setelah melihat wajah Deva untuk terakhir kalinya, Asha langsung menangis lagi lalu memeluk wajah Deva

"D-Deva! H-Hiks! A-Aku a-akan m-menyusulmu Deva!" Ucap Asha sambil menangis

"Udah-udah, Cup-Cup" Ucap Shannon sambil mengelus kepala Asha

*DIKAMAR PASIEN*

Setelah kembali di kamar pasien, Asha langsung berbaring dikasur pasien

"Kapan aku bisa pulang?kapan mayat Deva akan dikuburkan?" Tanya Asha

"Untuk kamu bisa pulang, sampai keadaanmu benar-benar pulih ya... Kalau soal dikuburnya mayat Deva, mungkin besok..." Jawab Shannon dengan pelan.

Shannon langsung menelpon kedua orangtua Asha untuk menjenguk Asha.

Setelah orangtuanya sampai Di RS, ortunya langsung memeluk Asha anaknya itu.

"Sayang! Kamu kenapa bisa kecelakaan nak?kenapa kamu tidak memberitahu mama?" Tanya Linda(mama Asha)

"M-Maaf ma, aku tidak sempat memberi kabar." Jawab Asha

"Gapapa nak, yang penting kamu selamat!" Ucap David(papa Asha)

"Tapi tidak dengan Deva..." Ucap Asha dengan kecewanya

"Deva meninggal?" Tanya kedua orangtua-nya

"I-iya" Jawab Asha

"Sayang sekali... Semoga Deva tenang disana..." Ucap Linda(mama Asha)








To be continued.
Thanks for read this chapter,
Happy reading to next chapter

You will be my girl (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang