part 4

250 275 59
                                    

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

"Oma. Ardan keluar dulu."

"Mau kemana ardan."

"Kamu lupa,kalau oma kan mau bicara sama kamu."

"Bicara apa oma."

"Kamu inget kan." Arin menyeda kalimatnya,lalu menarik nafas panjang dan melanjutkan pembicaraanya.

"Hari minggu papa kamu ada petemuan keluarga besar,kamu bisa datangkan."

"Papa."

"Oh iya,oma lupa bilang ke kamu kalau papa kamu udah balik ke indonesia."

"Makanya ada pertemuan keluarga besar sekalian juga penyambutan kedatang papa kamu."

"Papa pasti sengaja bilang ini ke oma." (Membatin)

"Bisa Datangkan."

Ingin rasanya ardan menolak tidak hadir di acara itu tapi, ia tidak mungkin menyakiti omanya. Dia harus menurunkan egonya demi oma.

"Bisa oma."

"Baguslah kalau kamu mau dateng,oma seneng dengernya."

"Ardan pergi dulu oma." (ardan pun berpamitan)

Ardan pun pergi keluar dengan menggunakan motor, melaju dengan kecepatan motornya.
Ia pun melampiaskan kemarahan di jalanan. Begitu emosi,kemarahannya memuncak bak petir yang menghambar di langit. Ini lah salah satu cara ardan melampiaskan kemarahannya.


,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Bona melihat kedatangan ardan langsung menujuk kearah ardan disana

"Tu ardan."

"Dateng juga nih anak."

Bona dan ale pun menghampiri ardan.
Saat ini ekpresi ardan sulit di artikan oleh bona dan ale.

"Kenapa lo?"

"Ada masalah Dan."

"Kalau ada masalah cerita aja ke kita."

"Ga perlu lu pendem sendiri."

"Bener kata ale,Dan."

"Gue tau lo butuh waktu sendiri."

"Gue sama ale pergi dulu."

"Tenangin diri lo!"

"Inget Dan jangan di pendem."

Ale dan bona pun pergi meninggalkan ardan sendiri.

"BRENGSEK."

Emosi ardan pun memuncak, menggepal tanggannya sekuat mungkin rasanya tanggan tersebut ingin memukuli seseorang tanpa henti.
Ardan benar-benar meluapkan emosinya memukul tembok tanpa henti hingga tanggannya pun yang terluka, ia tak sadar sedikit pun rasa sakit yang ia rasakan.
Ardan mengatur nafasnya kembali duduk,terlihat keringat yang bercucuran yang membasahi tubuhnya itu. Akhirnya emosi yang ia luapkan pun sedikit mereda.

"AAAAHHHHHHHH."

"Kalau bukan oma." ( lirih)

Bona dan ale memerhatikan ardan dari tadi melihat ardan seperti itu membuatnya kesian pada ardan,ntah masalah apa yang di hadapi ardan saat ini, sepertinya masalah itu sangat berat sehingga ia sendiri pun begitu terpukul dan terluka.

"Kesian ardan selalu menutupi masalahnya."

"Ardan selalu nutupin semuanya dari kita."

"Terlalu banyak luka yang ardan simpen."

Aila RatuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang