eight

133 16 4
                                    

warn! slight 18+
minor diharap menyingkir



Chanhee mengintip dibalik jendela dari lantai dua kamarnya, mendapati sosok lelaki yang ia tau betul bahwa itu adalah Younghoon. Turun dari mobil sembari membawa sebuket bunga digenggamannya.

Kemudian disusul sosok Heejin yang berlari kecil menghampiri sang kekasih. Tak lama setelahnya sebuah pelukan Younghoon berikan pada Heejin.

Tiba-tiba Chanhee teringat akan kejadian semalam. Ia tak sadarkan diri, ketika terbangun dirinya sudah berada di dalam mobil Younghoon dan sudah terparkir di depan rumahnya. Tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Chanhee semalam, ia meninggalkan Younghoon begitu saja, tanpa ucapan terima kasih.

Chanhee terlalu tenggelam dalam pikirannya sampai tidak mengetahui sosok lelaki di bawah sana awas akan keberadaannya. Tubuhnya tersentak kaget saat dua pasang mata mereka bertemu tatap. Meski pun jauh, ia dapat mengangkap sebuah senyuman kecil Younghoon lemparkan ke arah nya yang dibalas Chanhee dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Tidak berlangsung lama hanya beberapa detik karena Younghoon beralih, mempersilahkan Heejin untuk masuk. Kemudian diikuti Younghoon yang masuk ke kursi kemudi. Chanhee mengela napasnya panjang setelah sadar akan kegiatan-mengintipnya. Ia beranjak dan mempersiapkan diri sebelum pergi keluar.

Chanhee segera keluar dari kamar tepat setelah mobil itu pergi. Langkahnya terburu-buru, tidak peduli ia melewati Yeji yang tengah berbincang di ruang tamu, yang sempat meliriknya sebelum dirinya menghilang dari balik pintu.

Namun tepat saat kedua kaki jenjangnya melangkah keluar, Sunwoo, dengan pakaian serba hitam tengah berdiri didepan pagar rumahnya. Chanhee sontak memalingkan wajah, dan mengalihkan pandangannya pada ponsel di tangannya.

Beberapa saat lagi taksi pesanannya akan segera tiba. Ia hanya perlu bersabar. Ponsel di tangan tak luput jadi pelampiasan untuk mengalihkan fokusnya.

Selang beberapa menit, taksi yang Chanhee tunggu akhirnya tiba. Baru saja Chanhee ingin membuka pintu penumpang, ujung lengan bajunya ditarik oleh seseorang. Sunwoo yang melakukannya.

Chanhee berdecak kesal. Entah apa yang ingin Sunwoo lakukan padanya, ia sedang tidak memiliki waktu saat ini untuk meladeni pemuda tersebut. Ia sedang terburu-buru.

"Chan.."

"Stop. You better come next time, not now." Chanhee menghempaskan tangan Sunwoo kasar. Ia berusaha mengabaikan keberadaan Sunwoo disana, tapi tangan Sunwoo lebih cepat bergerak menarik tangan itu.

Namun lagi-lagi tangan Sunwoo dihempaskan dan segera masuk ke dalam taksi hingga taksi itu melaju, semakin jauh, menghilang—meninggalkan Sunwoo seorang disana.

"Arrgghh!"


•••


Asap rokok mengepul memenuhi kamar pada unit apartemen lelaki bersurai coklat. Aroma tembakau yang terbakar mendominasi seluruh penjuru ruangan itu.

Bungkus rokok, botol minuman, jas putih, kaca mata, dan stetoskop tergeletak asal di atas lantai. Semakin menambah kesan berantakan dalam kamar itu.

Sang pemilik unit nampak tak berniat membersihkan semua kekacauan yang diperbuat. Ia lebih memilih untuk memainkan ponselnya. Mengirimkan beberapa pesan yang sama kepada orang yang sama pula. Saat ini hanya sebatang rokok yang terjepit di kedua belah bibirnya yang mampu mengusir rasa bosan akibat menunggu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

thorn flower | bbangnyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang