Chapter 1 - Burn Home

14 2 0
                                    


- ENJOY -

Bel pulang sekolah telah berdering kencang sejak beberapa detik yang lalu. Ku tatap layar ponselku yang redup. Pukul 15.14 sore.

Kurasa, aku terlambat pergi ke kelas pada jam pelajaran terakhir hari ini. Tapi, itu tak masalah. Toh, tugas matematikaku sudah selesai dengan nilai sempurna. Lagipun aku bisa sampai ke toilet sekolah juga karena sudah izin dengan mrs. kiyara.

Walapun terkenal "Killer", setidaknya ia selalu mengapresiasi siswa-siswi yang mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu. Tentu saja, jika itu aku takkan menjadi masalah jika hanya izin pergi ke kamar mandi.

Terdengar suara pintu masuk Toilet sedikit terbanting.

Ah, iya. Aku lupa bilang ya kepada kalian? Aku memiliki alasan tersendiri mengapa aku pergi ke kamar mandi ketika jam pelajaran akhir di hari Rabu.
Orang itu Rusuh sekali dan sangat-sangat menyebalkan.

Aku bersiap meraih payung yang berada di sampingku. Membukanya dan tepat menaruhnya di atas kepalaku. Aku mengangkat kakiku dari lantai untuk menghindari sesuatu yang nantinya akan sangat mengganggu. Menekuk kakiku seperti sedang meringkuk.

Dan benar saja. Sesaat kemudian, seember air pel kotor menghujani bilik toilet yang ku pakai. Membuat seisi bilik dan lantai toilet basah di guyur air pel keruh. Benar-benar adegan klasik. Percaya atau tidak aku temukan ide "payung" ini dari sebuah anime konyol yang tak sengaja ku tonton.

Aku sedikit tak percaya. Beberapa tahun hanya sebatas ini yang mereka lakukan? Mereka menggangguku dari kelas 7 loh.

Aku menghela nafas pelan. Gelak tawa ramai terdengar dari luar bilik toilet. Oh, mereka lagi berbarengan ternyata. Mereka menertawakan apa sih? Bahkan kalau di lihat-lihat sejengkalpun aku sama sekali tidak basah kuyup.

Tapi, yah sudahlah. jujur saja aku benar-benar tidak peduli.

"Heh, Jebra! Mau ngapain kau? Kabur dari kami? Hah?!" Itu teriakan dari seseorang yang bernama eva. Aku memanggilnya Eviline.

"Dia takut kali, va. Udah sering kamu palakin juga, kan? Ya jelas dong, dia ngumpet karena takut sama kamu" Alisa cekikikan di sebelahnya.

"Yah, anak cupu..."
"Ahh! Payah nih, si culun gak mau keluar dari toilet..."

"Huuuuu! Ada yang takut ni yee..."
"Halah, sia boi! Kagak bisa ngelawan bilang, babi"

Mereka ngomong apa sih? Aku menatap pintu bilik kamar mandi. Sekali-kali melihat ada sedikit getaran di sana. Mungkin lagi di tendang-tendang oleh mereka.

Sedari tadi aku tak melepas Earphondku sama sekali. Tak mau mendengar celotehan mereka yang kelewat Templat - bahkan hampir mirip-mirip dengan novel picisan yang sedangku baca. Lebih baik aku melanjutkan baca komik onlineku sambil mendengar Music. Album RM - BTS yang terbaru adalah favoriteku.

Belum berhenti sampai di situ mereka menggedor-gedor bilik toilet brutal. Tak memberiku pilihan lain selain menatap kembali pintu bilik. Mau apa lagi, hah?

"Hei, kalau kau gak keluar. Kita obrak-abrik isi tasmu!" Ancamnya lagi.

"Woi, dedemit. Baiknya kau tak usah macam-macam. Harusnya kau berikan lebih cepat jawaban tugas matematika hari ini. Jika kau lakukan itu, kau takkan seperti ini..." ujar hamuda. Juga salah satu dari mereka. Nadanya begitu mengejek.

Blue OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang